Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

SIFAT KIMIA, FISIKA, DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK KULIT PISANG KEPOK ( Musa paradisiaca L.) DENGAN PERLAKUAN VARIASI TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS Fajar Rasidin Weni; Catur Budi Handayani; Retno Widyastuti
Journal of Food and Agricultural Product Vol 2, No 2 (2022): JFAP
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.442 KB) | DOI: 10.32585/jfap.v2i2.2782

Abstract

Pemanfaatan kulit pisang menjadi beberapa produk olahan pangan maupun bahan dasar olahan pangan sudah banyak ditemukan diantaranya, kerupuk kulit buah pisang, tepung kulit buah pisang, permen kulit buah pisang, dan keripik kulit buah pisang. Belum banyak penelitian tentang pemanfaatan kulit pisang yang diolah menjadi keripik kulit pisang dengan formulasi tepung beras dan tepung tapioka yang berbeda, oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat kimia, fisika, dan organoleptik keripik kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.). Sampel yang digunakan adalah keripik kulit pisang kepok dengan formulasi tepung beras dan tepung tapioka berbeda yaitu K1 (0 : 100)%, K2 (10 : 90)%, K3 (20 : 80)%, dan K4 (30 : 70)%. Nilai rata-rata kadar air keripik kulit pisang berkisar antara 4,28 % - 10,72 %. Hasil data menunjukkan nilai rata-rata kadar abu keripik kulit pisang berkisar antara 5,94 % - 6,61 %. Sedangkan keripik kulit pisang dengan kerenyahan tertinggi terdapat pada formulasi K4, kerenyahan terendah terdapat pada formulasi K2. Pada uji organoleptik yaitu rasa, warna, dan tekstur keripik kulit pisang yang paling disukai terdapat pada perlakuan formulasi K4.Kata Kunci: formulasi tepung beras dan tapioka, keripik kulit pisang, sifat fisika, sifat kimia, sifat organoleptik
Karakteristik Edible film dari Pati Umbi Garut (Maranta arundinacea) dengan Penambahan Carboxymethylcellulose Batang Jagung (Zea mays) afriyanti afriyanti; novian wely asmoro; retno widyastuti
Journal of Food and Agricultural Product Vol 1, No 1 (2021): JFAP
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.397 KB) | DOI: 10.32585/jfap.v1i1.1456

Abstract

One of the main ingredients in making edible films is starch. Arrowroot has a high starch content so that it can be used as raw material for making edible films. To increase the tensile strength and improve the surface structure of the edible film, it is necessary to add carboxymethylcellulose (CMC). However, it is necessary to have the right CMC concentration in order to produce an edible filmwith optimal tensile strength. The purpose of this study was to determine the correct CMC concentration of corn stalks to produce edible films with the best physical and chemical characteristics. The experimental design used in this study was a non-factorial completely randomized design, namely the concentration of commercial CMC: CMC corn stalks (ml) with five treatment levels, namely: A1 = 1: 0; A2 = 0.75: 0.25; A3 = 0.5: 0.5; A4 = 0.25: 0.75; and A5 = 0: 1. Each treatment was repeated four times in order to obtain the experimental unit 5 x 4 = 20 experimental units. The product analysis carried out was the moisture content, thickness, and pH of the edible film. The data obtained were calculated statistically with Anova and if there was a significant difference between treatments, it was continued with the Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The highest water content and thickness were obtained in the addition of 1 ml (A) CMC treatment.Keywords: arrowroot,  carboxymethylcellulose, corn, edible film
Effect of Addition of Lemongrass Extract (Cymbopogon citratus) On Edible Film From Garut Starch (Marantha arundinaceae L.) As an Antimicrobial Muthi'ah Muthi'ah; Catur Budi Handayani; Retno Widyastuti; Afriyanti Afriyanti
Journal of Food and Agricultural Product Vol 1, No 2 (2021): JFAP
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.373 KB) | DOI: 10.32585/jfap.v1i2.1904

Abstract

ABSTRACT Edible film is an alternative packaging that does not cause environmental problems, because it is biodegradable. Lemongrass extract (Cymbopogon citratus) contains citronellal, geraniol and citronellol which can inhibit bacterial activity. This study aims to determine the visual appearance, antimicrobial activity, moisture content and thickness of arrowroot starch edible film with various treatments of lemongrass extract levels. This research method used Completely Randomized Design (CRD) with EO0% treatment; EA15%; EB20%; EC25%; ED30%. And it was repeated three times so that 15 treatment units were obtained. The data obtained were calculated using the Analysis of Variance (ANOVA) and if there was a difference, continued with the Duncan's Multiple Range Test (DMRT) test using SPSS 16. The results showed that visually the color of arrowroot starch edible film got darker as the addition of lemongrass extract increased. . The results of statistical calculations show that there is no difference in water content, there is a significant difference in thickness and inhibition of antimicrobial activity using E. coli bacteria. The higher the lemongrass extract, the wider the clear zone formed. The widest clear zone formed was with the addition of 30% lemongrass extract, which was 31 mm, while the control did not form a clear zone.Keywords: Antimicrobial, Arrowroot starch, Edible film, Lemongrass 
Sifat Kimia dan Organoleptik Sirup Daun Sirsak (Annona muricata L.) dengan Variasi Konsentrasi Gula Rofiqoh Husni Noormala; Novian Wely Asmoro; Retno Widyastuti
Journal of Food and Agricultural Product Vol 2, No 2 (2022): JFAP
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.715 KB) | DOI: 10.32585/jfap.v2i2.3453

Abstract

Tanaman sirsak memiliki daun dengan kandungan antioksidan yang tinggi. Daun sirsak juga memiliki berbagai manfaat diantaranya sebagai antibiotik, antiinflamasi, detoksifikasi dan antibakteri. Selama ini daun sirsak hanya diolah menjadi obat tradisional selain itu hanya dimanfaatkan masyarakat sebagai pakan ternak. Salah satu upaya membuat daun sirsak lebih diminati yaitu dibuat produk olahan sirup. Berdasarkan SNI pembuatan sirup yaitu mengandung ˃65% gula sehingga dilakukan penambahan gula dengan variasi konsentrasi 40%, 50%, 60%, 70% dan 80%. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi variasi penambahan gula terhadap sifat kimia (pH, gula reduksi dan aktivitas antioksidan) dan sifat organoleptik (warna, aroma, rasa dan keseluruhan) sirup daun sirsak. Penelitian dilakukan dengan menimbang daun sirsak sesuai perlakuan, dicuci, dihaluskan, disaring, dimasak dengan penambahan konsentrasi gula, sehingga terbentuk sirup daun sirsak. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor variasi konsentrasi gula yaitu 40%, 50%, 60%, 70% dan 80%. Parameter penelitian meliputi nilai pH, gula reduksi, aktivitas antioksidan dan organoleptik. Data kemudian dianalisis secara statistik menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa, variasi konsentrasi gula sirup daun sirsak berpengaruh nyata terhadap sifat kimia sirup daun sirsak yang dihasilkan, konsentrasi 80% sirup daun sirsak menghasilkan nilai pH paling tinggi sebesar 6,43 dan gula reduksi yaitu 28,17, tetapi untuk aktivitas antioksidan mendapatkan nilai terendah yaitu 9,33%. Variasi konsentrasi gula juga berpengaruh nyata terhadap nilai organoleptik sirup daun sirsak yang di hasilkan. Uji organoleptik keseluruhan pada sampel 80% gula + 20% sari daun sirsak memiliki nilai tertinggi sebesar 3,13 (netral).Kata Kunci : Daun Sirsak, Gula Pasir, Konsentrasi, Organoleptik, Sirup
POTENSI BIR PLETOK SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL KOMERSIAL Andre Yusuf Trisna Putra; Ifwarisan Defri; Erwan Adi Saputro; Retno Widyastuti
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 7, No 1 (2023): AGRISAINTIFIKA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v7i1.3784

Abstract

Bir pletok merupakan minuman diwariskan secara turun-menurun oleh masyarakat Betawi. Bir pletok muncul pada saat masa penjajahan Belanda. Minuman ini terbuat dari campuran rempah seperti jahe, kayu manis, cengkeh, secang, kapulaga, merica, biji pala, cabe jawa, dan gula. Proses pembuatan bir pletok terdiri dari pemilihan bahan baku, pencucian, perebusan, penyaringan, dan pengemasan. Minuman ini berpotensi dikembangkan menjadi salah satu produk komersial unggulan. Inovasi peningkatan kualitas produk yang dapat dilakukan antara lain pengaturan rasa, komposisi rempah, tingkat kemanisan dan pengemasan. Selain itu, diversifikasi produk menjadi sediaan bubuk atau konsentrat juga diperlukan guna menjangkau pasar yang lebih luas. Bir pletok yang terbuat dari campuran rempah seperti jahe, kayu manis dan secang terbukti memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri dan antiinflamasi. Oleh karena itu, minuman ini juga dapat menjadi kandidat menuman tradisional yang memiliki sifat fungsional bagi tubuh.
PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA SISWA SMKN 1 KEDAWUNG SRAGEN TENTANG POTENSI WIRAUSAHA ES KRIM MANGGA Bovi Wira Harsanto; Retno Widyastuti; Catur Budi Handayani
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.7.1.67-71.2023

Abstract

Banyaknya buah mangga yang dijumpai di Indonesia menjadikan komoditas hasil pertanian ini layak untuk dipelajari potensinya dalam berwirausaha. Daging buah mangga mengandung berbagai zat gizi dan rasa yang manis sehingga dapat diolah menjadi banyak produk, seperti es krim. Pembuatan es krim mangga menjadi upaya yang tepat dalam menghasilkan produk potensial yang menguntungkan. Potensi ini sebaiknya dipahami oleh siswa SMK sebagai penerus generasi bangsa yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satu cara dalam memberi pemahaman kepada siswa SMK adalah berupa kegiatan sosialisasi tentang potensi wirausaha es krim mangga. Pada kegiatan ini tim pengabdian bermitra dengan SMKN 1 Kedawung Sragen yang memiliki visi dan misi serupa dengan tujuan kegiatan. Kegiatan ini merupakan pemicu semangat siswa untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari segi ekonomi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain menyelenggarakan sosialisasi dan demonstrasi cara pembuatan es krim mangga serta menyampaikan potensi keuntungan dari berwirausaha es krim mangga. Dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat, dapat dikatakan bahwa mayoritas para siswi SMKN 1 Kedawung Sragen mengalami peningkatan pemahaman terkait karakter buah mangga, olahan es krim mangga dan potensi wirausahanya, yang ditunjukkan dengan jawaban post-test yang diadakan oleh tim pengabdian masyarakat. Kata kunci: olahan buah mangga, es krim mangga, wirausaha ABSTRACT The large number of mangoes found in Indonesia makes this agricultural commodity worth studying for its potential for entrepreneurship. Mango fruit flesh contains various nutrients and tastes sweet so it can be processed into many products, such as ice cream. Making mango ice cream is the right way to produce profitable potential products. This potential should be understood by SMK students as the next generation of the nation who can create jobs. One way to provide understanding to vocational students is in the form of outreach activities about the entrepreneurial potential of mango ice cream. In this activity, the community service team partnered with SMKN 1 Kedawung Sragen, which has a vision and mission similar to the objectives of the activity. This activity is trigger the enthusiasm of students to produce something that is useful from an economic point of view. The methods used in this activity include organizing socialization and demonstrations on how to make mango ice cream and conveying the potential benefits of mango ice cream entrepreneurship. From the implementation of community service activities, it can be said that the majority of female students at SMKN 1 Kedawung Sragen experienced an increased understanding of processed mango ice cream and its entrepreneurial potential, as indicated by the answers to the post-test conducted by the community service team. Keywords: processed mango fruit, mango ice cream, entrepreneurship
Karakter Fisik Pati Sukun Sebagai Pengental pada Saus Tomat dan Pembentuk Gel pada Cendol Bovi Wira Harsanto; Novian Wely Asmoro; Retno Widyastuti
Jurnal BETAHPA Vol. 2 No. 2 Desember (2023): JURNAL BETAHPA (Besemah Teknologi Hasil Pertanian)
Publisher : P3M Institut Teknologi Pagar Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah sukun mengandung pati yang tinggi sehingga dapat diolah menjadi pati sukun. Produk pati diketahui dapat berperan sebagai agen pengental dan pembentuk gel. Pada bidang pangan, sifat pengental dapat diterapkan pada pembuatan saus tomat dan sifat pembentuk gel dapat diterapkan pada pembuatan cendol. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penambahan pati sukun terhadap produk saus tomat dan cendol. Penelitian diawali dengan pengamatan sifat pasta dari pati sukun, seperti sifat pasta, uji warna, dan swelling power. Selanjutnya, pembuatan saus tomat dilakukan menggunakan prinsip pemasakan setelah pencampuran bubur tomat, bumbu, pati sukun, gula, dan garam. Sementara itu, pembuatan cendol dilakukan menggunakan prinsip pemasakan dan pendinginan di atas air es setelah pencampuran tepung beras, pati sukun, pewarna pandan, dan garam. Saus tomat dan cendol berbasis pati sukun diamati melalui kenampakan fisik produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati sukun memiliki nilai L sebesar 95,16 (warna putih cerah) dan swelling power sebesar 14,99 g/g. Sementara itu, viskositas puncak dan viskositas setback dari pati sukun berturut-turut sebesar 4795 cP dan 1731 cP, yang tergolong tinggi sehingga berpotensi untuk dijadikan pengental dan pembentuk gel pada produk pangan. Pada penerapannya, pati sukun dengan konsentrasi 1,3, dan 5% mampu mengentalkan saus tomat. Selain itu, pati sukun yang dicampur dengan tepung beras mampu membentuk gel yang kokoh pada cendol. Penelitian ini menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengaplikasian pati sukun pada produk pangan, seperti saus tomat dan cendol, serta menjadi area riset yang menjanjikan untuk dieksplorasi.
Strategi Pemasaran melalui Pengembangan Teknik Pengemasan dan Pelabelan Merek Dagang terhadap Produk Nugget Jamur Tiram pada UMKM Jamur Tiram Safa Group Desa Ngunut Kelurahan Sonorejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Retno Widyastuti; Catur Budi Handayani; Agustina Intan Niken Tari; Yoesti Silvana Arianti; Rosita Dewati; Muharomah Nur Aini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya jamur tiram yang berlimpah menginisiasi pemilik mengolah hasil panen menjadi produknugget (siap masak/ ready to cook). Nugget jamur tiram diproduksi setiap hari dengan jumlah ±100packs. Distribusi produk dikirimkan ke pedagang pasar dan warung penjual bahan mentah.Peminatan terhadap nugget jamur tiram cukup baik dilihat dari peningkatan jumlah produksi setiapharinya dan adanya tambahan pemesanan khusus (pre-order). Nugget memiliki sifat mudah rusakkarena mengandung zat gizi yang dapat dimanfaatkan mikrobia patogen sebagai tempat tumbuh.Nugget dikemas menggunakan plastik mika yang memiliki potensi tercemarnya produk akibatkurang kedapnya kemasan. Hal ini dikarenakan mitra belum memiliki pengetahuan cara mengemasproduk dengan tepat. Perlu adanya perbaikan teknik mengemas untuk melindungi produk sertapelabelan untuk meningkatkan daya tarik konsumen serta perluasan distribusi. Kegiatan pengabdiandimulai dengan sosialisasi cara pengolahan nugget dengan benar sesuai dengan prinsip caraproduksi pangan olahan yang baik (CPPOB), pendampingan pengemasan vakum dan pembuatandesign label kemasan yang menarik. Hasil kegiatan sosialisasi telah dilakukan, antusiasme pesertacukup baik dengan adanya tambahan pengetahuan cara penanganan bahan baku dan bahantambahan pada produk dengan tepat. Peserta menyadari untuk menjaga kualitas produk perludilakukan takaran yang sesuai untuk menjaga rasa nugget, selain itu kebersihan pekerja dan sanitasilingkungan juga perlu dijaga. Selanjutnya setelah produk jadi harus dikemas secara tepat, pesertamelakukan pengemasan vakum untuk meminimalisir kontaminasi udara. Produk juga diberi labelsebagai informasi ke konsumen dan bertujuan memperluas pemasaran. Kegiatan diakhiri dengansosialisasi mengenai pentingnya strategi pemasaran sebagai upaya perluasan pasar. Kata kunci : jamur tiram, keamanan pangan, kemasan vakum, konsumen, label, sanitasi
PENGENALAN MOCAF DAN OLAHANNYA SERTA STRATEGI BRANDING PRODUK BERBAHAN DASAR PANGAN LOKAL DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Rosita Dewati; Yoesti Silvana Arianti; Yos Wahyu Harinta; Retno Widyastuti
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jabb.v5i1.1044

Abstract

The potential for developing mocaf as an effort to diversify food is supported by other government programs, young entrepreneurs. Entrepreneurial skills can be instilled from high school students in the Wonogiri Regency. This program is carried out by looking at the potential for building entrepreneurship by high school students from local food ingredients that can be developed, in this case mocaf flour and its processed products. Building products and businesses requires several strategies so that products gain a position in the market through product branding. Through product branding, a business can give the best impression of its product to consumers. This activity was declared successful with an indicator of increasing participants' knowledge and skills of 31.88%, which included increasing knowledge in terms of making mocaf flour and processing products as well as product branding. The implementation of this program is expected to be able to provide value added to cassava products and motivate students to develop cassava as a superior local product thereby improving the economic level of the community in Pracimantoro District, Wonogiri Regency
EVALUASI SUBSTITUSI TEPUNG KULIT KAKAO DAN TEPUNG KULIT CARICA PADA BOLU KUKUS Bovi Wira Harsanto; Retno Widyastuti
Agrisaintifika: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 8 No. 1 (2024): Agrisaintifika
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v8i1.5215

Abstract

Tepung terigu menjadi bahan penting dalam pembuatan produk roti dan kue, seperti bolu kukus. Hal tersebut dikarenakan adanya gluten yang terkandung dalam tepung terigu, yang mampu berkontribusi terhadap mutu adonan yang baik. Namun, sejumlah kelemahan ditemukan pada penggunaan tepung terigu, seperti masalah ketergantungan impor gandum, tingginya indeks glikemik, dan masalah kesehatan usus. Pencarian tepung non-terigu melalui pemanfaatan limbah kulit kakao dan kulit carica menjadi upaya potensial dalam mengurangi konsumsi tepung terigu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perbandingan substitusi tepung kulit kakao dan tepung kulit carica dengan tepung terigu dalam menghasilkan bolu kukus yang dapat diterima konsumen. Penelitian ini diawali dengan analisis proksimat (kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat) pada tepung kulit kakao dan tepung kulit carica, dengan tepung terigu sebagai pembanding. Setelah itu, tepung kulit kakao dan tepung kulit carica digunakan sebagai substitusi tepung terigu dalam pembuatan bolu kukus, yang kemudian dievaluasi secara sensoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung kulit kakao dan tepung kulit carica mengandung protein berturut-turut sebesar 15,46% dan 15,84% dan memenuhi syarat minimal protein tepung terigu, yaitu 7% sehingga berpotensi tinggi digunakan dalam pembuatan bolu kukus. Evaluasi sensoris menunjukkan bahwa panelis menyukai bolu kukus berbasis substitusi tepung kulit kakao dan kulit carica, dari aspek kenampakan, aroma, tekstur, dan rasa dengan skor rata-rata adalah 4 (suka). Hasil tersebut menyerupai sifat sensoris dari bolu kukus berbasis tepung terigu. Penelitian ini dapat memberikan informasi penting terkait potensi tepung yang didapatkan dari limbah biji kakao dan buah carica.