Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Hubungan Sosial Ekonomi Petani dan Kualifikasi Penyuluh Terhadap Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman dan Harinta, Yos Wahyu
WIDYATAMA Vol 19, No 2 (2010)
Publisher : WIDYATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan Sosial Ekonomi Petani dan Kualifikasi Penyuluh Terhadap Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman danSumber Daya Terpadu Budidaya Padi (Oryza sativa)(Studi Kasus di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo) Yos Wahyu Harinta Fakultas Pertanian, Universitas Veteran Bangun Nusantara, Jl.Letjen Sujono Humardani No.1,  Sukoharjo 57521.Tel. +62-0271-593156, fak +62-0271-591065 Abstrak Penelitian bertujuan  untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi petani terhadap adopsi teknologi pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) budidaya padi (Oryza sativa) di kalangan petani dan untuk mengetahui hubungan kualifikasi penyuluh terhadap adopsi teknologi pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) budidaya padi (Oryza sativa) di kalangan petani di kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo.Penelitian ini merupakan penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.  Unit analisanya adalah individu. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah: Metode purposive sampling. Karateristik responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah Petani yang menjadi Pengurus dan anggota Kelompok Tani di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo, terdiri dari 14 Desa , terdapat 31 Kelompok Tani dengan kelas Kelompok tani Madya dan Lanjut.  Diambil 9 Kelompok Tani Lanjut dari 8 Desa yang ada di kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo, dimana tiap Kelompok Tani diambil 10 Petani   ( 3 Pengurus dan 7 Anggota ) sehingga terdapat 90 Responden. Dari data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan:  teknik korelasi pearson (Pearsont Correlation) dengan program SPSS 16.0 for windows. Analisis korelasi Pearson dari setiap variable yang ada dilakukan dengan menggunakan: Program SPSS versi 16, dengan derajat kepercayaan 95 % didapatkan hasil sebagai berikut : (1) Variabel Status Sosial Ekonomi Petani (X1) dengan Variabel Adopsi Teknologi PTT (Y) menghasilkan p = 0,000 < α = 0,05 sehingga Variabel Status Sosial Ekonomi Petani (X1) memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Adopsi Teknologi PTT (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi petani maka akan semakin cepat mengadopsi inovasi pertanian. (2) Variabel Kualifikasi PPL (X2) dengan Variabel Adopsi Teknologi PTT (Y) menghasilkan p = 0,000 < α = 0,05 sehingga Variabel Kualifikasi PPL(X2) memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Adopsi Teknologi PTT (Y). Kata-kata kunci: Sosek petani , Kualifikasi PLL, Adopsi Teknologi PTT.
Kegiatan Komunikasi Pemasaran Harinta, Yos Wahyu
WIDYATAMA Vol 19, No 1 (2010)
Publisher : WIDYATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Komunikasi PemasaranJaringan Perempuan Usaha Kecil Kartini (Jarpuk)Kabupaten Sukoharjo Yos Wahyu Harinta Fakultas Pertanian, Universitas Veteran Bangun Nusantara,Jl.Letjen Sujono Humardani No.1, Sukoharjo 57521.Tel. +62-0271-593156, fak +62-0271-591065 Abstrak Penelitian ini mengarahkan kajian secara teliti untuk memahami dan mendeskripsikan mengenai pemahaman JARPUK Kartini Sukoharjo dan anggotanya tentang  kegiatan komunikasi pemasaran  di bidang  hubungan masyarakat, periklanan, promosi penjualan , personal selling , direct marketing. Lokasi penelitan berada di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini merupakan studi kasus tunggal atau studi kasus terpancang dan termasuk jenis penelitian dasar dengan strategi deskriptif kualitatif. Data penelitian digali melalui wawancara mendalam, observasi berperan pasif dan analisis isi. Sumber data ditentukan dengan teknik snowball sampling sedang untuk pengembangan validitas dilakukan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data dilakukan secara induktif dengan metode analisis interaktif dari Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan dan verifikasi. Berdasar pada pembahasan terhadap temuan-temuan  diperoleh  bahwa  JARPUK Kartini Sukoharjo dan anggotanya dalam memahami tentang  kegiatan komunikasi pemasaran  di bidang  hubungan masyarakat, periklanan, promosi penjualan, personal selling, direct marketing adalah  masih sangat minim. Kegiatannya didominasi oleh kegiatan hubungan masyarakat dan personal selling. Uuntuk aktifitas periklanan  dan direct marketing atau pemasaran langsung masih minim,  Bidang  pemasaran yang paling dipahami adalah  dengan cara penjualan langsung atau penjualan tatap muka , menawarkan langsung ke konsumen,  door to door, lewat pertemuan-pertemuan, menyetorkan ke warung atau hek, dan mengikuti pameran. Persepsi dan Partisipasi Pemerintah Daerah  Sukoharjo adalah tidak  berpijak pada PUK. Kata Kunci :  JARPUK , personal selling , direct marketing
Pengembangan Produk Olahan Jahe di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Desa Sidomukti) Dewati, Rosita; Harinta, Yos Wahyu; Setyarini, Agung
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2021.005.04.13

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan yang dapat diterapkan pada usaha pengolahan jahe di Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi lapang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan matriks IE dan SWOT. Kelompok Wanita Tani Mukti Rahayu didirikan pada tahun 2009 dengan tujuan mengolah produksi jahe emprit menjadi produk jahe instan dan mengisi kegiatan ibu-ibu rumah tangga disekitar lingkungan kelompok. Selain itu, pembentukan kelompok juga bertujuan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar. Hasil identifikasi factor internal dan eksternal dianalisis dengan matriks IFE dan EFE menghasilkan skor bobot total masing-masing 2,91 dan 3,11. Hasil tersebut menduduki kuadran II pada diagram matrisk IE (posisi growth). Beberapa alternatif strategi yang dirumuskan diantaranya: menambah anggota dan meningkatkan produksi jahe instan, peningkatan skala produksi untuk memenuhi permintaan ekspor, memperketat QC untuk mempertahankan kualitas  dan memperluas pasar offline dan online, dan penerapan dan penggunaan teknologi secara  maksimal dalam pemasaran, pembukuan dan pencatatan keuangan.
AGROWISATA JAMBU DAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR Yoesti Silvana Arianti; Yos Wahyu Harinta
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 4, No 2 (2020): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v4i2.992

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan agrowisata jambu biji merah sebelum terjadi pandemic Covid-19 dan memberikan saran bagi pengelolaan dan penguatan agrowisata jambu biji merah setelah terjadi pandemic Covid-19 di Desa Jatirejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung dari lokasi penelitian kawasan agrowisata jambu biji merah Ngargoyoso melalui pengamatan langsung di lokasi, wawancara dengan stakeholder terkait, dan pengisian kuesisoner. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui instansi terkait dengan penelitian ini, baik tabulasi maupun deskriptif serta penelusuran literature. Penelitian ini memiliki empat tahapan, yaitu : (1) pengidentifikasian factor internal dan eksternal, (2) melakukan analisis posisi bersaing agrowisata jambu biji merah, (3) merumuskan alternatif strategi yang dapat dijadikan masukan untuk penguatan agrowisata, dan (4) pemilihan alternatif strategi terbaik yang layak dan dapat dijalankan oleh seluruh stakeholder agrowisata jambu biji merah di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Metode analisis data menggunakan analisis IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Hasil penelitian ini adalah Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE didapatkan nilai masing-masing sebesar 2,85 dan 2,69. Hasil perhitungan dengan matriks IE menghasilkan posisi untuk agrowisata jambu di Kecamatan Ngargoyoso berada pada kuadran V dan strategi yang tepat untuk dijalankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT sebanyak 10 strategi. Berdasarkan analisis QSPM, nilai TAS tertinggi strategi yang menjadi prioritas adalah  melakukan kerja sama dengan pemerintah dan pihak lain untuk mendukung pemulihan agrowisata pasca terjadinya pandemic Covid-19.
Potensi Pengembangan Bawang Putih sebagai Komoditas Unggulan di Kabupaten Karanganyar Yos Wahyu Harinta
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2018): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v2i2.262

Abstract

Sektor pertanian termasuk dalam salah satu sektor dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang mendapat prioritas pengembangan. Hal ini dikarenakan Indonesia terkenal sebagai negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Pembangunan wilayah perdesaan yang berbasis agribisnis telat dikembangkan oleh pemerintah sejak beberapa waktu yang lalu. Salah satu agendanya adalah mengembangkan produk pertanian yang bernilai tinggi untuk meningkatkan pendapatann dan nilai tambah bagi petani. Pembangunan wilayah yang dibatasi oleh anggaran selayaknya diprioritaskan untuk pengembangan sektor-sektor potensial yang mengandung komoditas unggulan. Pemetaan ini perlu dilakukan agar arah pengembangan daerah sesuai dengan tujuan daerah dan nasional. salah satu daerah yang mempunyai keunggulan di bidang pertanian adalah Kabupaten Karanganyar. Pada penelitian ini dilakukan analisis pemetaan komoditas hortikultura sub sayur semusim yang menjadi unggulan pada Kabupaten Karanganyar dengan menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ). Hasil yang didapatkan dari sebelas komoditas yang dianalisis, terdapat enam komoditas yang menjadi basis (unggulan) di Kabupaten Karanganyar. Komoditas yang memperoleh nilai LQ tertinggi adalah bawang putih sebesar 7,75. Bawang putih di Kabupaten Karanganyar memang sedang dijadikan salah satu sentra di Provinsi Jawa Tengah. Beberapa kelebihan dan peluang yang menyebabkan pengembangan bawang putih di Kabupaten Karanganyar layak dilakukan adalah kondisi geografis yang mendukung, adanya varietas lokal yang unggul, adanya dukungan dari stakeholder terkait, dan banyak petani yang menanam bawang putih sejak bertahun-tahun. 
PENETAPAN PRIORITAS STRATEGI MARKETING MIX PRODUK OLAHAN KUNYIT (STUDI KASUS : UMKM RETNO WANGI) Yos Wahyu Harinta; Yoesti Silvana Arianti
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2021): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v5i2.2019

Abstract

This study aims to determine the marketing mix (4P), marketing inhibiting factors, also effective and efficient marketing strategies for processed products from Retno Wangi's turmeric MSMEs. Data collection techniques are interviews, observation and documentation. This type of research is descriptive analytical. The results showed that the four marketing mix variables had an effect on the marketing of processed turmeric products produced by Retno Wangi. In addition, the identification of the marketing mix can show the factors that hinder the marketing of processed turmeric as much as six factors from internal and four factors from external. The priority of the chosen strategy is to streamline promotions through social media (online) in order to increase marketing reach, cooperate with local governments to take care of halal stamps, BPOM permits to ensure product quality, and add resellers so that products are easier to find. anywhere. Keywords: SMEs, Retno Wangi, Turmeric, Marketing Mix
Pemetaan dan Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Sayuran di Kabupaten Karanganyar Yos Wahyu Harinta; Joko Setyo Basuki; Sri Sukaryani
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.3201

Abstract

Demi membangun Kawasan Strategis Ekonomi, suatu wilayah perlu untuk mengetahui potensi komoditas yang dimiliki dan layak untuk dikembangkan. Potensi tersebut bisa karena potensi alam ataupun karena sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif. Sehingga dengan modal yang sama, dapat berproduksi dalam waktu yang relatif singkat dan volume sumbangan untuk perekonomian daerah juga besar. Pertanian masih menjadi sektor unggulan di Kabupaten Karanganyar karena selalu masuk dalam posisi kedua sebagai penyumbang PDRB daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komoditas unggulan sayuran di Kabupaten Karanganyar. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis Location Quetient (LQ) yang didapatkan dari sumber data sekunder yaitu data produksi sayuran di Kabupaten Karanganyar yang berupa data series lima tahun terakhir dan didapatkan dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Karanganyar (dan didukung oleh data dari BPS Kabupaten Karanganyar). Hasil penelitian ini adalah komoditas sayuran yang dapat dijadikan unggulan dan layak dikembangkan potensinya di Kabupaten Karanganyar ditunjukkan dengan nilai Location Quotient (LQ) lebih dari 1. Hal ini berarti bahwa komoditas tersebut menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Komoditas memiliki keunggulan komparatif yang hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang bersangkutan namun juga dapat diekspor ke luar wilayah. Komoditas yang mendapatkan nilai LQ tertinggi dan mempunyai sebaran wilayah terbanyak adalah komoditas cabai yaitu di tujuh kecamatan (Kecamatan Jumapolo, Jumantono, Matesih, Ngargoyoso, Karanganyar, Mojogedang, Kerjo dan Jenawi). Sedangkan komoditas wortel nilai LQ-nya tertinggi di Kecamatan Karangpandan. Komoditas bawang putih menjadi tertinggi di Kecamatan Tawangmangu dan komoditas sawi tertinggi di Kecamatan Jatiyoso. Kata Kunci :  Pengembangan Agribisnis, analisis Location Quotient.
EFEKTIFITAS TEPUNG DAUN SIRSAK (Annona muricata) UNTUK MENGENDALIKAN KUMBANG BUBUK KEDELAI (Callosobruchus analis F.) PADA BIJI KEDELAI (Glycine max L.) Yos Wahyu Harinta
Agrovigor Vol 6, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.154 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v6i2.1487

Abstract

Penelitian bertujuan untuk : mengetahui pengaruh tepung daun sirsak terhadap pengendalian hama Callosobruchus analis pada biji kedelai. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen, yang terdiri dari dua tahap, 1).Efektifitas tepung daun sirsak terhadap mortalitas kumbang C. analis dan peletakan telur dan 2). Pengaruh tepung daun sirsak terhadap perkembangan populasi kumbang C. analis. Penelitian menggunakan Rancangan Lengkap ( RAL/CRD ).  Sebagai perlakuan adalah : ( A ) Tepung daun sirsak , dosis 1 g / 100 g; ( B ) Tepung daun sirsak, dosis 0,50 g / 100 g. ; C ) Tepung daun sirsak , dosis 0,25 g / 100 g.  D ) Kontrol / Tanpa Perlakuan.  Tiap Perlakuan diulang lima kali. Cara kerja penelitian, adalah : perbanyakan Kumbang Bubuk Kedelai ( C. analis), pembuatan  tepung daun sirsak ( Annona muricata) dan pengaruh perlakuan tepung daun sirsak terhadap mortalitas kumbang C. analis dan perkembangan kumbang C.analis, persentase kerusakan biji dan penyusutan bobot biji.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa : tepung daun sirsak berpengaruh terhadap mortalitas dan perkembangan C. analis pada biji kedelai ; tepung daun sirsak dapat mengurangi terhadap kerusakan dan penyusutan bobot biji kedelai terhadap serangan C. analis; belum didapat dosis tepung daun sirsak yang efektif untuk mengendalikan kumbang C.analis. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : tepung daun sirsak mulai dosis 0,5 g / 100 g biji dapat berpengaruh terhadap peningkatan mortalitas dan penurunan perkembangan kumbang bubuk kedelai (Callosobruchus analis F.) pada biji kedelai serta dapat mengurangi kerusakan dan penyusutan bobot biji kedelai akibat serangan kumbang bubuk kedelai (Callosobruchus analis F.) di penyimpanan.Kata kunci : tepung daun sirsak (Annona muricata); kumbang bubuk kedelai (Callosobruchus analis F.)
UJI KETAHANAN BEBERAPA JENIS BERAS (Oryza sativa) TERHADAP HAMA KUMBANG BUBUK BERAS (Sitophilus oryzae) Yos Wahyu Harinta
Agrovigor Vol 9, No 2 (2016): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.675 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i2.2208

Abstract

Penelitian bertujuan untuk  mengetahui tingkat ketahanan beberapa jenis beras terhadap serangan kumbang bubuk beras (Sitophilus oryzae) dan pengaruhnya terhadap mortalitas dan perkembangannya serta pengaruh serangan Sitophilus oryzae terhadap kerusakan dan penyusutan biji  pada beberapa jenis beras Metode Penelitian : Bahan penelitian yang digunakan adalah : Beberapa jenis Beras ( Oryza sativa ), yaitu beras putih (anorganik), beras merah (organik) dan beras hitam (organik) serta Serangga kumbang bubuk beras (Sitophilus oryzae). Alat yang digunakan adalah :  Stoples Plastik, Hand counter, Timbangan digital, Saringan, dan Pinset. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen, yang terdiri dari dua tahap:1).  Beberapa jenis beras terhadap mortalitas kumbang Sitophilus oryzae dan peletakan telur. Penelitian menggunakan Rancangan Lengkap ( RAL/CRD ).  Sebagai perlakuan adalah :  ( A ) Beras Hitam (organik) ;( B ) Beras Merah (organik) ; C ) Beras Putih (anorganik).  Tiap Perlakuan diulang lima kali dengan di infestasikan 10 pasang kumbang Sitophilus oryzae pada 100 gr tiap-tiap jenis beras. 2).  Pengaruh Beberapa jenis beras terhadap perkembangan populasi kumbang Sitophilus oryzae. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL/CRD). Sebagai perlakuan adalah:  ( A ) Beras Hitam (organik) ;  B ) Beras Merah (organik)  C ) Beras Putih (anorganik).   Tiap Perlakuan diulang lima kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam uji “ F “ kemudian apabila berbeda nyata atau sangat nyata untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan dilakukan Uji Beda Nyata Jujur ( HSD ) pada taraf lima persen dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1). Beras putih varietas pandan wangi (beras anorganik) lebih tahan terhadap serangan kumbang Sitophilus oryzae dibandingkan beras merah (organik) dan beras hitam (organik), 2). Beras yang mengandung residu pestisida (anorganik) berpengaruh terhadap peningkatan mortalitas dan penurunan perkembangan kumbang S.oryzae.  pada biji beras di penyimpanan, serta  dapat mengurangi kerusakan dan penyusutan bobot biji  beras akibat serangan kumbang  S.oryzae  di penyimpanan.Kata kunci : beras (Oryza sativa); kumbang bubuk beras (Sitophilus oryzae).
PEMANFAATAN LIMBAH LITTER BROILER UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA DAN PENGELOLAAN KOTORANNYA Ahimsa Kandi Sariri; Yos Wahyu Harinta Yos Wahyu Harinta
JURNAL PengaMAS Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v1i2.904

Abstract

Kegiatan IbM ini merupakan kegiatan kolaborasi antara tim IbM dari Univet Bantaradengan mitra yaitu kelompok tani ternak Manunggal Tekad VI dan Manunggal Tekad VII.Masalah yang disepakati untuk diselesaikan melalui program IbM ini adalah memberikanpengetahuan tentang pemanfaatan limbah litter broiler untuk pakan ternak ruminansia danpengelolaan kotorannya. Target dan luaran dari kegiatan ini adalah penyuluhan danpelatihan membuat formulasi pakan dengan menggunakan litter broiler dan pelatihanpembuatan kascing dari kotoran sapi. Kegiatan dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitupenyuluhan, pelatihan dan penerapan. Penyuluhan dan pelatihan sudah dilaksanakan. Hasilyang telah dicapai adalah peningkatan pengetahuan anggota dari dua mitra yangditunjukkan dengan hasil pre test dan post test, mitra dapat menyusun ransum pakan denganlitter broiler serta mitra telah membuat kascing dan memanfaatkannya. Maka kegiatan inidapat disimpulkan bahwa kegiatan IbM yang berupa penyuluhan dan pelatihan dapatmeningkatkan secara nyata pengetahuan anggota mitra terhadap pengetahuan tentang litterbroiler dan pembuatan kascing dari kotoran sapi serta anggota mitra dapat menyusunransum dari litter broiler dan membuat kascing serta telah memanfaatkannya.