Nooryan Bahari
Universitas Sebelas Maret

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN ESTETIKA, FUNGSI, DAN MAKNA UANG KERTAS SERI TEUKU UMAR DAN CUT NYAK DIN Anissa Mei Primasanthi; Nooryan Bahari; Sarah Rum Handayani
DeKaVe Vol 10, No 2 (2017): Jurnal DeKaVe Vol.10 No.2 2017
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2257.628 KB) | DOI: 10.24821/dkv.v10i2.1989

Abstract

Money as a medium communication between ruler with his subjects so that all symbol reflect social conditions and culture. Aesthetic design currency series Teuku Umar and Cut Nyak Din represent symbols culture local knowledge of social values cultural and religious made money have a high art. 
Karakter Bima Sebagai Sumber Inspirasi dalam Karya Seni Grafis Bagaskoro Ardhi; Nooryan Bahari; Sigit Purnomo Adi1
Wayang Nusantara: Journal of Puppetry Vol 2, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/wayang.v2i1.2999

Abstract

The resulting graphic artwork was inspired by the Bima puppet figure who was dashing, muscular, athletic, honest, brave, never giving up, warlord, and accomplished knight. Bima’s characters and attributes are then poured in this graphic art. This work was created using a high-speed/print technique that has a unique shading effect, such as a texture effect because it goes through the printing process many times. The basic principles of art include unity, balance, harmony, proportion (proportion), and emphasis (domination) used as a theoretical framework. The author utilizes reproductive works in the form of photos of print media and from the internet to be explored. There are 14 works produced from the exploration. Karya seni grafis yang dihasilkan terinspirasi dari tokoh wayang Bima yang gagah, kekar, atletis, jujur, pemberani, pantang menyerah, panglima perang, dan ksatria ulung. Karakter dan atribut Bima itulah yang kemudian dituangkan dalam karya seni grafis ini. Karya ini diciptakan dengan menggunakan teknik cukil tinggi/relief print yang memiliki efek cukilan yang unik, seperti efek tekstur karena melalui proses cetak berkali-kali. Prinsip dasar seni rupa antara lain kesatuan (unity), keseimbangan (balance), keselarasan (ritme), perbandingan (proportion), dan penekanan (domination) dipakai sebagai kerangka teori. Penulis memanfaatkan karya reproduksi berupa foto media cetak maupun dari internet untuk dieksplorasi. Ada 14 karya yang dihasilkan dari eksplorasi tersebut.
MENDOBRAK NILAI-NILAI PATRIARKI MELALUI KARYA SENI: ANALISIS TERHADAP LUKISAN CITRA SASMITA Aninda Dyah Hayu Pinasti Putri; Nooryan Bahari; Novita Wahyuningsih; Citra Sasmita
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 19, No 2 (2017): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1834.901 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v19i2.147

Abstract

Patriarki merupakan simbol dari kekuasaan, perangkap, dan hegemoni yang menciptakan wacana-wacana meminggirkan keberadaan perempuan. Dalam dunia seni rupa, subaltern perempuan membutuhkan upaya mengungkapkan di bagian mana perempuan berbicara dan tidak berbicara. Perupa perempuan menarik untuk diungkap sebagai subaltern. Partisipasi perempuan sebagai perupa diharapkan menghilangkan gambaran perempuan yang selama ini diciptakan oleh perupa laki-laki. Dominasi perupa laki-laki menunjukkan minimnya perempuan perupa, seolah dunia perupa tidak memberi tempat bagi perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu, dengan wawancara terstruktur, observasi, mengkaji dokumen dan arsip. Hasil yang dicapai dari karya Citra Sasmita adalah lukisan dengan figur perempuan dan simbol- simbol yang berkaitan dengan konsep purusa dan pradanapada budaya Hindu Bali, misalnya seperti tumbuhan kaktus sebagai simbol purusa. Warna-warna yang sering digunakan yaitu warna hijau, biru, hitam, putih, coklat, merah.
Pelatihan Pengolahan Limbah Jerami Menjadi Kertas Seni Di Desa Sidowayah, Klaten Novia Nur Kartikasari; Nooryan Bahari; Joko Lulut Amboro; Novita Wahyuningsih
Jurnal Pengabdian Seni Vol 3, No 1 (2022): MEI 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v3i1.6042

Abstract

Desa Sidowayah merupakan desa dengan masyarakat bermata percaharian sebagai petani sehingga sangat mudah ditemukan jerami di area tersebut. Bahkan, tidak sedikit pula jerami yang pada akhirnya menjadi limbah. Pelatihan pengolahan limbah jerami menjadi barang pakai berwujud kertas seni merupakan salah satu solusi untuk menambah nilai guna limbah jerami. Kegiatan pembuatan kertas seni juga dapat menjadi altaernatif warga setempat untuk menciptakan peluang usaha yang baru dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian. Kegiatan pelatihan berlangsung selama empat hari, dengan menerapkan metode Analysis-Design-Develop- Implement-Evaluate (ADDIE), dari persiapan alat dan bahan, pemberian pengarahan dan pengetahuan tentang proses pengolahan kertas seni, praktik dengan arahan, dan praktik secara mandiri, hingga evaluasi. Peserta yang sudah mendapatkan keahlian dalam mengolah limbah jerami menjadi kertas seni diharapkan mampu mengembangkan hingga dapat membawa manfaat bagi diri sendiri dan juga masyarakat sekitar terutama Desa Sidowayah.
Sebuah PELATIHAN PEMBUATAN KARYA MOZAIK BERTEMA CERITA RAKYAT BERBAHAN LIMBAH KACA Novia Nur Kartikasari; Nooryan Bahari; Joko Lulut Amboro; Novita Wahyuningsih
Adi Widya : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2022): Adi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v6i2.7703

Abstract

The service focuses on training on processing glass waste as the main ingredient in making mosaic works, themed on folklore. Aims to provide knowledge about the potential of glass waste, and the technical practice of processing it to become a mosaic work. The training participants were a group of young people from Noloro, located in Sawit, Panggungharjo, Bantul DIY. The method used in the implementation is ADDIE, which stands for the stages of the process itself, namely Analysis, Design, Develop, Implement, and Evaluate. The result of the training is a mosaic work from glass waste, taking the theme of one of the folk tales from Bantul Regency, namely about the Krapyak Stage as well because it is a very iconic building.
OBESITAS SEBAGAI IDE DALAM PENCIPTAAN SENI PATUNG Idwan Rivai Hakim; Nooryan Bahari
Texture:Art and Culture Journal Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/texture.v5i2.3396

Abstract

The sculpture is a work that is created through many gradual processes starting from the process of making the main master, then making molds, to the final casting and completion stages. Beyond that there are also sculptures made with chiseling or assembling techniques. Art works stems from human interest in the symptoms that occur in the community or the environment, and based on experiences that leave memory that supports the process of art, processing anxiety and curiosity are processed into a form of visualization of art, This work of sculpture takes the theme of obesity as a visual form, the form of obesity is related to people's views of their bodies, and also responses to attitudes carried out by obese people who are also used as ideas to visualize sculpture in the hope of providing another perspective on people with obesity in society. 
Pelatihan Daur Ulang Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi Sebagai Produk Unggulan Ramah Lingkungan Di Desa Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Desy Nurcahyanti; Yayan Suherlan; Novia Nur Kartikasari; Joko Lulut Amboro; Novita Wahyuningsih; Nooryan Bahari; Setyo Budi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 3 No 5 (2023): JPMI - Oktober 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.1540

Abstract

Minyak jelantah atau minyak goreng bekas merupakan penyebab pemcemaran air terbesar setelah limbah kimia pabrik. Regulasi Pemerintah perihal pembuangan sisa industri dan sampah rumah tangga telah diatur dalam peraturan nasional oleh Kementerial Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam PP 74 Tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun; PP 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga; dan PP 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan baku berbahaya dan beracun. Desa Pereng yang terletak di Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar memiliki potensi UMKM sebagai penghasil makanan ringan kerupuk rambak; hasil olahan hasil bumi desa. Produksi harian menghasilkan minyak bekas penggorengan/jelantah sebanyak 6 – 8 liter untuk satu kwintal kerupuk rambak perhari. Ide daur ulang minyak Jelantah menjadi produk lilin aromaterapi adalah solusi tepat dan menjanjikan dari segi perekonomian. Kegiatan daur ulang minyak jelantah di Desa Pereng melibatkan PKK dan Karang Taruna dengan metode workshop. Tiga tahapan utama diterapkan dalam implementasinya, antara lain: (1) Persiapan, (2) Pelaksanaan, dan (3) Evaluasi & Pelaporan. Masing-masing tahap dilakukan koordinasi serta komunikasi berkesinambungan antara Tim Pelaksana dan Peserta Pelatihan yakni masyarakat Desa Pereng. Keterlibatan penuh masyarakat sebagai upaya realisasi Desa Kreatif dengan produk unggulan ramah lingkungan edukatif dan bernilai jual tinggi.