Catur Sriherwanto
Biotech Laboratory BPPT, Building 630 PUSPIPTEK Area, Setu, Tangerang Selatan, Banten 15314

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GROWTH OF NILE TILAPIA (Oreochormis niloticus) FRY FED WITH COCONUT TESTA-CASSAVA BAGASSE MIXED SUBSTRATE FERMENTED USING Rhizopus oryzae Yudha Wali Pradana; Catur Sriherwanto; Etyn Yunita; Imam Suja’i
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 4 No. 1 (2017): June 2017
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.114 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v4i1.1799

Abstract

Utilization of agroindustrial byproduct as cheap raw materials for aquafeed was hampered by its poor nutritional value as well as high antinutrition content which could be overcome through fermentation. Coconut testa (CT) and cassava bagasse (CB) were mixed, and fermented using Rhizopus oryzae for preparing aquafeed. Subsequent feeding test was carried out on tilapias (Oreochormis niloticus L.) using 5 feeding treatments: one unfermented feed (commercial feed 100%), and the other four feeds produced by fermentation using substrate mixture of CT and CB in 4 different ratios, namely 100%:0%, 75%:25%, 50%:50%, and 25%:75%. Feeding 100% commercial feed (true protein 22.64% and crude fibre 14.67%) showed the best results on the fish growth with body weight gain of 3.96 g and feed conversion ratio of 8.63. Meanwhile, feeding fermented feeds (true protein 7.96-20.27% and crude fiber 14.14-18.47%) resulted in body weight gain in the range of 2.22 to 2.75 g with feed conversion ratio of 10.89 to 13.62. Thus, the fermented feeds promoted growth in tested tilapias albeit less optimally than commercial feed did.Keywords: Rhizopus oryzae, Oreochromis niloticus, coconut testa, cassava bagasse, fermentation ABSTRAKPenggunaan hasil samping agroindustri sebagai bahan pakan murah ikan terkendala rendahnya nutrisi dan tingginya antinutrisi yang dapat diatasi melalui fermentasi. Dalam penelitian ini, kulit daging buah kelapa (KK) dan onggok singkong (OS) dicampur dengan perbandingan tertentu, lalu difermentasi menggunakan Rhizopus oryzae untuk pakan ikan. Uji pemberian pakan dilakukan terhadap ikan nila (Oreochormis niloticus L.) dengan 5 perlakuan: satu perlakuan pakan tanpa fermentasi (pakan komersial 100%), dan empat perlakuan pakan fermentasi substrat campuran KK dan OS dengan 4 perbandingan yang berbeda, yakni 100%:0%, 75%:25%, 50%:50%, dan 25%:75%. Pemberian pakan komersial 100% (protein sejati 22,64% dan serat kasar 14,67%) memperlihatkan hasil terbaik pada pertumbuhan ikan nila dengan pertambahan bobot badan 3,96 g dan rasio konversi pakan 8,63. Sebaliknya, pemberian pakan fermentasi (protein sejati berkisar 7,96-20,27% dan serat kasar 14,14-18,47%) menghasilkan pertambahan bobot badan ikan pada kisaran 2,22-2,75 g dengan rasio konversi pakan 10,89-13,62. Dengan demikian pakan fermentasi tersebut mendorong pertumbuhan ikan nila namun kurang optimal dibandingkan pakan komersial.Kata Kunci: Rhizopus oryzae, Oreochromis niloticus, kulit daging buah kelapa, onggok, fermentasi
FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI TEMPE SEBAGAI CARA BIOLOGIS PENGAPUNGAN PAKAN IKAN Yesi Leiskayanti; Catur Sriherwanto; Imam Suja'i
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 4 No. 2 (2017): December 2017
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.251 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v4i2.2503

Abstract

Fermentation Using Tempe Starter as A Biological Method for Providing Buoyancy to Fish FeedABSTRACTRhizopus sp. is known as the fungus in the making of the soybean tempeh, Rhizopus sp. fermentation brought about chemical as well as physical changes on the substrate including the buoyancy and water stability. These features may be used to biologically prepare floating aquafeed. In this study, tempeh starter was used as the biological agent in the fermentation of commercial sinking fish feed in which fermentation period was varied at 0, 22, 24, 26, 28, 30, 32, and 34 hours. The resulting fermented feeds were oven-dried and their physical qualities were measured and compared to the commercial floating fish feed (positive control). Results showed that the fermented feed gained better water stability, absorption capacity, and floatability compared to those of the commercial sinking feed. These values were however still lower than those of the commercial floating feeds. Thus, fermentation process using tempeh mould has potential to be further improved as a biological method of producing floating fish feed. Keywords: fermentation, floatability, Rhizopus sp., water absorption,  water stability ABSTRAKRhizopus sp. dikenal sebagai jamur yang digunakan dalam pembuatan tempe kedelai. Fermentasi Rhizopus sp. menyebabkan perubahan kimia dan fisika pada substrat, termasuk daya apung dan stabilitas dalam air. Sifat ini bisa dimanfaatkan untuk membuat pakan ikan apung secara biologis. Dalam penelitian ini, ragi tempe digunakan sebagai agen hayati dalam fermentasi pakan ikan tenggelam komersial dimana periode fermentasi divariasi selama 0, 22, 24, 26, 28, 30, 32, dan 34 jam. Pakan fermentasi yang dihasilkan dikeringkan dengan oven, selanjutnya kualitas fisiknya diukur dan dibandingkan dengan pakan ikan apung komersial (kontrol positif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan fermentasi memiliki stabilitas dalam air, daya serap air, dan daya apung yang lebih baik dibandingkan dengan pakan tenggelam komersial. Namun nilai ini masih lebih rendah dibandingkan pakan apung komersial. Oleh karenanya, proses fermentasi menggunakan ragi tempe memiliki potensi untuk diperbaiki lebih lanjut sebagai metode biologis pembuatan pakan ikan apung. Received: 11 October 2017                 Accepted: 07 November 2017              Published: 04 December 2017Kata Kunci: daya apung, daya serap air, fermentasi, Rhizopus sp., stabilitas dalam air