Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Uji Aktivitas Antibakteri Salep Ekstrak Kulit Batang Kesambi (Schleichera oleosa Merr) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 yang Diinfeksikan pada Kelinci Anastasia P Dhego; Lina Susanti; D. Andang Arif Wibawa
Biomedika Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.652 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v10i2.270

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri salep ekstrak etanolik kulit batang kesambi (Scheichera oleosa Merr.) dan konsentrasi yang efektif dari salep ekstraknya pada kulit punggung kelinci yang terinfeksi Staphylococcus aureus ATCC 25923. Ekstraksi dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Formula salep ekstrak kulit batang kesambi dibuat dengan basis hidrokarbon dengan tiga konsentrasi yaitu 6,25%, 12,5% dan 25% dengan salep Gentamicin sebagai kontrol positif. Pengamatan waktu penyembuhan dilakukan dengan cara mengamati lamanya penyembuhan infeksi pada kulit punggung kelinci setelah pemberian salep ekstrak kulit batang kesambi yang ditandai dengan hilangnya eritema dan nanah. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA satu jalan (signifikansi p<0,05). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa salep ekstrak kulit batang kesambi memiliki efektivitas pada penyembuhan infeksi bakteri Staphylococcus aureus dan terdapat perbedaan efektivitas pada setiap konsentrasi. Konsentrasi salep ekstrak kulit batang kesambi 25% memberikan efek penyembuhan yang lebih efektif dibandingkan dengan konsentrasi 12,5% dan 6,25%.
Antihiperglikemik Kombinasi Minyak Biji Mahoni (Swietenia mahogani (L.) Jacq-Glibenklamid pada Tikus Diinduksi Aloksan DIONYSIUS ANDANG ARIF WIBAWA; KETUT WIRIANA; LUCIA VITA INANDHA DEWI; RATNA AGUNG SAMSUMAHARTO
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 15 No 1 (2017): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.841 KB)

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a chronic disorder metabolism of glucose in the body. Mahogany seeds (Swietenia mahagoni (L.) Jacq.) reportedly contains fl avonoids, alkaloids and saponins which can be used as therapy of diabetes mellitus. This study aimed to determine the eff ects of antihyperglycemic combination of mahogany seed oil-glibenclamide in male rats hyperglycemiced by alloxan induction. The mahogany seed oil liquefaction processed by using hydrolic pressed instrument 100 psi pressure. This study using Wistar strain male rats aged 2-3 months as many as 35 heads which were divided into 7 groups: group I (normal control) with distilled water added, while the II-VII group with alloxan induced intraperitoneal 140 mg/kg body weight two times. Group II as a negative control was added 0.5% CMC, group III was added glibenclamide 0.09 mg/200 g BB, IV groups oiled mahogany seeds 2 mL/200 g BW, group V, VI, and VII were added a combination of mahogany seed oil glibenclamide with each ratio (75%: 25%, 50%: 50%, 75%: 25%). The distribution of the test preparation 1 times a day for 12 days and blood glucose measurement performed on days 3, 6, 9, and 12. Data has been analyzed by oneway ANOVA (signifi cant p <0.05). The results obtained the combination of mahogany seed oil-glibenclamide provides eff ect to reduction in blood glucose levels induced male rats alloxan, the combination group mahoni-glibenclamide seed oil have equal activity in lowering blood glucose levels with a single chemical drug glibenclamide. Mahogany seed oil is potentially antidiabetic.
PENGEMBANGAN UKM WARUNG MAKAN “NDELIK” PINANG dewi astuti herawati; Andang Arif Wibawa; Prima Indra Budianto
KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): KOMMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1190.732 KB)

Abstract

Program pengabdian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan pendapatan Mitra UKM Warung Makan “Ndelik” dengan masakan utama aneka mie, bihun, goreng dan rebus serta nasi goreng Usaha peningkatan pendapatan melalui sarana promosi, meningkatkan tingkat penjualan melalui optimalisasi dan intensifikasi pemasaran online dan offline. Pemasaran yang baik harus diikuti dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas produk. Peningkatan kualitas produk pada Mitra dilakukan melalui introduksi teknologi dalam proses memasak sehingga dapat mendukung pemasaran. Peningkatan kuantitas secara offline pada Mitra dengan perbaikan tempat (display) warung makan sehingga menarik dan meningkatkan minat beli konsumen. Metode dilakukan dengan pendekatan observasi, wawancara, diskusi, pelatihan sistem serta melengkapi peralatan yang belum ada untuk mendukung percepatan proses produksi, dan pendampingan. Pendampingan dilakukan pada Mitra agar usahanya berkelanjutan dan meningkatkan pendapatan pengusaha tersebut. Berdasarkan program kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berguna sekali bagi pengembangan Mitra. Mitra mendapatkan pengetahuan baru tentang mengelola   usaha kuliner, khususnya pengelolaan manejemen keuangan. Mitra dapat meningkatkan kapasitas produksi dan penghasilannya.Kata kunci : warung makan,  kuliner, produk,  online
Karakterisasi Bakteri Termofilik Penghasil Enzim Protease Termostabil Hidayatul Anfal; D. Andang Arif Wibawa; Rizal Maarif Rukmana
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 1 (2020): Proceeding 1st Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.575 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v1i.17

Abstract

Enzim protease merupakan enzim yang sangat berperan dalam proses hidrolisis untuk memecah ikatan peptida dari protein yang dikonsumsi menjadi asam amino dan oligopeptida yang memudahkan untuk dilakukan absorbsi. Enzim protease memiliki potensi besar dalam bidang industri, enzim yang digunakan bersifat termostabil dan bisa diperoleh dari mikroorganisme termofilik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik bakteri termofilik sebagai penghasil enzim protease termostabil. Metode yang digunakan adalah analisis literature review, pencarian literature dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai jurnal atau artikel internasional secara online melalui “Google Scholar”, “Science Direct”, dan “Perpustakaan Nasional” yang mencakup variabel yang akan diteliti yaitu bakteri termofilik sebagai penghasil enzim protease termostabil. Berdasarkan hasil penelitian literatur menunjukkan bahwa bakteri termofilik penghasil protease termostabil yang berasal dari sumber air panas, tanah atau lumpur dari air panas, dan ladang minyak geothermal memiliki karakteristik yang spesifik baik dalam suhu dan pH optimum untuk petumbuhannya. Bakteri yang ditemukan juga bervariasi dalam jenis, bentuk, sifat Gram dan pembentukan spora. Bakteri termofilik penghasil protease termostabil yang dominan adalah Bacillus sp. Enzim protease yang dihasilkan oleh beberapa bakteri juga memiliki karakteristik yang berbeda dalam berat molekul, suhu dan pH optimum untuk aktivitasnya.
Uji Sensitivitas Bakteri Staphylococcus aureus Terhadap Antibiotik pada Sampel Luka Pasca Operasi Rahmat Budi Nugroho; D. Andang Arif Wibawa; Sallyvina Alifia
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 2 (2022): Proceeding 2nd Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.335 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v2i.70

Abstract

Bacterial infection in wounds is still an important health problem and can affect length of stay and increase hospital costs. Wound infections, especially postoperative infections, can be caused by nosocomial infections. Infection in this wound can be caused by several bacteria, one of which is Staphylococcus aureus. The resistance of these bacteria to antibiotics is increasing. Because of this, this study aims to determine the resistance of Staphylococcus aureus bacteria to 6 antibiotics in postoperative wound samples. The method in this study was observational laboratory with a descriptive approach. The results of this study were that Staphylococcus aureus bacteria were sensitive to the antibiotics Ciprofloxacin, Clindamicin, Gentamicin and Rifampicin respectively by 60%, 80%, 70% and 80%. Of the 10 samples studied, Staphylococcus aureus bacteria were resistant to the antibiotics Amoxicillin by 60% and Erythromycin by 50%. Keywords: Sensitivity, Staphylococcus aureus, Antibiotics, Wounds
Minuman Fungsional Fermentasi Berbasis Limbah Kulit Kopi Arabica dengan Symbiotic Colony of Bacteria and Yeast (SCOBY) Saccharomyces cerevisiae Dian Kresnadipayana; D. Andang Arif Wibawa; Mardhiva Indra Saputra; Mei Kresnawati; Levina Levina Nur Andini; Istiqomah Dwi Mayawati
Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS) Vol. 2 (2022): Proceeding 2nd Setia Budi Conference on Innovation in Health, Accounting, and Managem
Publisher : Conference on Innovation in Health, Accounting and Management Sciences (CIHAMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.582 KB) | DOI: 10.31001/cihams.v2i.81

Abstract

Anggrasmanis Arabica Coffee, Jenawi District, Karanganyar Regency is a variety of arabica coffee which is one of the leading commodities originating from the Jenawi highlands, Karanganyar. In the coffee trade, an important part of trading is the beans obtained by going through several stages of processing. During such processing, considerable waste is produced both in solid and liquid form. The largest coffee processing solid waste is pulp (coffee cherry peel). The dried coffee fruit skin (cascara) can be used as fertilizer and animal feed. This study aims to  utilize and maximize the antioxidant potential of raw materials for arabica dry coffee fruit peel waste (cascara) in Anggrasmanis Village, with the use of active dry yeast microbes,  namely Saccharomyces cerevisiae,  into fermented functional drinks that are of selling value and beneficial to health. .  In this study, cascara was processed into fruit juice in a ratio of 1% : 5% : 10% ( cascara : sugar : water ), the addition of yeast was carried out according to the dosage indicated on the yeast packaging (2 grams for 10 liters of the basic solution).  and in the fermentation process for 7 days .  The results of this study are in the form of fermented functional  drinks from cascara arabica with the product name "Cascha" with an ethanol / methanol content of 0.142% so that functional drinks from casacara meet the Indonesian National Standard (SNI).
Comparison of Fat Level in Milk Cracker and Prawn Cracker Before and After Fried: Perbandingan Kadar Lemak Pada Kerupuk Susu dan Kerupuk Udang Sebelum dan Sesudah Digoreng Dewy Susanti; D Andang Arif Wibawa
Jurnal Kimia dan Rekayasa Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Kimia dan Rekayasa Edisi Januari 2023
Publisher : Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jkireka.v3i2.49

Abstract

Milk cracker is kind of snacks favored by children and adult, which are made from dairy ingredient so have high nutritional value because contains protein, fat and vitamin needed by human body. Nutritional substances contained in it have perfect comparison, easy to digest and no residual waste. This study was aimed to determine the content of fat level before and after fried in milk cracker compared to fat level in prawn cracker.The sample used in this study using prawn cracker and milk cracker before fried and after fried that had been mashed to form powder, the sample that has been form powder weighed and added with HCl 1: 1 and heated, then filtered using filter paper Whatman No.41. Analytical method fat level of milk cracker and prawn cracker using soxhletation method with ether as solvent.The results showed that fat level contained in prawn cracker before fried was 4.32%, and fat level in prawn cracker after fried was 7.72%. Fat level in milk cracker before fried was 3.13%, and fat level in milk cracker after fried was 6.72%. The results showed that fat level in prawn cracker before and after fried was higher than milk cracker before and after fried.AbstrakKerupuk susu merupakan jenis makanan ringan yang disukai oleh anak-anak dan orang dewasa, yang terbuat dari bahan dasar susu sehingga mempunyai nilai gizi yang tinggi karena mengandung protein, lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Zat- zat gizi yang terkandung di dalamnya mempunyai perbandingan yang sempurna, mudah dicerna dan tidak ada sisa yang terbuang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan kadar lemak sebelum dan sesudah digoreng pada kerupuk susu yang dibandingkan dengan kadar lemak pada kerupuk udang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kerupuk udang dan kerupuk susu sebelum digoreng dan sesudah digoreng yang sudah dihaluskan sehingga membentuk serbuk, sampel yang sudah berbentuk serbuk ditimbang dan ditambahkan dengan HCl 1:1 dan dipanaskan, kemudian disaring menggunakan kertas saring Whatman No.41. Metode analisis kadar lemak kerupuk susu dan kerupuk udang ini menggunakan metode soxhletasi dengan pelarut eter.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lemak yang terdapat pada kerupuk udang sebelum digoreng adalah 4,32%, dan kadar lemak pada kerupuk udang sesudah digoreng 7,72%. Kadar lemak pada kerupuk susu sebelum digoreng adalah 3,13%, dan kadar lemak pada kerupuk susu sesudah digoreng adalah 6,72%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lemak pada kerupuk udang sebelum dan sesudah digoreng lebih tinggi daripada kerupuk susu sebelum dan sesudah digoreng
Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanolik umbi mentimun papasan (Coccinia grandis L.Voigt) terhadap Shigella dysenteriae dan Staphylococcus aureus Rizal Maarif Rukmana; Rahmat Budi Nugroho; Dwi Admani Wisnumurti; Andang Arif Wibawa
Riset Informasi Kesehatan Vol 8 No 2 (2019): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.24 KB) | DOI: 10.30644/rik.v8i2.233

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah serius di negara berkembang khususnya di Indonesia. Bakteri yang sering menimbulkan penyakit infeksi adalah bakteri Shigella dysentriae dan Staphylococcus aureus. Metode: Serbuk umbi Mentimun Papasan (Coccinia grandis L.Voight) dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi. Pelarut yang dipakai adalah etanol 96%. Identifikasi golongan senyawa dilakukan dengan menggunakan pereaksi kimia. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasil: Hasil identifikasi golongan senyawa menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dan polifenol. Hasil uji antibakteri ekstrak umbi Mentimun Papasan kosentrasi 1 gr/ml, 2 gr/ml, 3 gr/ml dan 4 gr/ml terhadap bakteri Shigella dysentriae berturut-turut: 18mm, 19,66 mm, 21,23 mm dan 23,33 mm. Hasil uji antibakteri ekstrak umbi Mentimun Papasan kosentrasi 1 gr/ml, 2 gr/ml, 3 gr/ml dan 4 gr/ml terhadap bakteri Staphylococcus aureus berturut-turut: 18,67 mm, 20,67 mm, 23,33 mm dan 27 mm. Kesimpulan: Ekstrak etanolik umbi Mentimun Papasan dapat menghambat bakteri Shigella dysentriae dan Staphylococcus aureus.
Analysis of Borax and Formaline in Meatballs in Mojosongo Sub-District Surakarta City: Analisis Boraks Dan Formalin Pada Bakso Di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta Alfionita Lestiana Bolo; D. Andang Arif Wibawa; Soebiyanto
Jurnal Kimia dan Rekayasa Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Kimia dan Rekayasa Edisi Juli 2023
Publisher : Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jkireka.v4i1.59

Abstract

The compound chemical name Borax is sodium tetraborate. Formalin is a chemical commonly used as a germ killer. In fact, there is a lot of abuse of borax and Formalin as a thickener in food such as meatballs, noodles, crackers and empek-empek and preservatives in food. The Borax is dangerous for health because it can cause impaired kidney, central nervous system, and liver function. Immediately visible symptoms include irritation, redness, tearing eyes, allergies, nausea, vomiting, burning sensation, stomach pain and dizziness This study aims to determine whether there are harmful ingredients such as borax and Formalin in meatballs and to determine their levels. This study used 10 meatball samples in the Mojosongo Village, Surakarta City, with the criteria of small, medium and large meatball traders. Qualitative testing methods for borax and Formalin use liquid curcumin and chromatophic acid and quantitative testing using UV-Vis Spectrophotometry.The results showed that all samples did not contain Formalin, 4 out of 10 samples contained borax. Meatball samples that were identified to contain borax were samples B, E, G and J with levels of 28.234 µg/g; 3.318 µg/g; 1.322µg/g; 2.156 µg/g. The conclusion of this study is that samples containing the highest levels of borax were found in meatball traders who were classified as wholesalers. AbstrakBoraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat. Formalin merupakan bahan kimia yang biasa digunakan sebagai pembunuh kuman. Pada kenyataannya banyak terjadi penyalahgunaan Boraks dan Formalin pada produk pada pangan seperti bakso, kerupuk, mie, dan empek-empek sebagai pengenyal dan pengawet pada makanan. Boraks berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal, susunan saraf pusat, dan hati. Gejala yang langsung terlihat misalnya iritasi, kemerahan, mata berai, alergi, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat bahan-bahan berbahaya seperti Boraks dan Formalin pada bakso serta menetapkan kadarnya. Penelitian ini menggunakan 10 sampel bakso yang terdapat di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta, dengan kriteria pedagang bakso kecil, menengah, dan besar. Metode pengujian Boraks dan Formalin secara kualitatif menggunakan kurkumin cair dan asam kromatofat dan pengujian secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan seluruh sampel tidak mengandung Formalin, 4 dari 10 sampel mengandung Boraks. Sampel bakso yang teridentifikasi mengandung Boraks adalah sampel B, E, G dan J dengan kadar 28,234 µg/g; 3,318 µg/g; 1,322 µg/g; 2,156 µg/g. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sampel yang mengandung Boraks dengan kadar paling tinggi terdapat pada pedangang bakso yang tergolong pedagang besar.
PROFIL SENSITIVITAS ANTIBIOTIK TERHADAP ISOLAT BAKTERI SWAB LUKA PENDERITA DIABETES MELITUS: ANTIBIOTIC SUSCEPTIBILITY PROFILE OF BACTERIAL ISOLATES FROM WOUND SWABS Budi Nugroho, Rahmat; D. Andang Arif Wibawa; Muhammad Evy Prasetyanto
GEMA KESEHATAN Vol. 16 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v16i1.448

Abstract

Luka adalah setiap cedera yang terjadi pada tubuh yang disebabkan oleh kecelakaan, benturan, kekerasan, atau pembedahan yang menyebabkan kerusakan pada membran kulit atau jaringan di bawahnya. Infeksi luka dapat disebabkan oleh beberapa jenis mikroorganisme termasuk bakteri diantaranya E.coli, Staphylococcus sp, Klebsiella, Proteus sp, Enterobacter sp, Streptococcus sp dan lain-lain. Uji sensitivitas antibiotik dilakukan untuk mengetahui pola resistensi bakteri dan menghindari penyebaran bakteri resisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang ditemukan pada swab luka dan mengetahui apakah bakteri tersebut sensitif atau resisten terhadap antibiotik. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental diagnostik dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi Surakarta. Identifikasi bakteri dengan menggunakan uji biokimia dan alat VITEK  2 (bio Mérieux, USA). Ditemukan bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus agalactie dan Enterococcus faecalis. Sedangkan bakteri Gram negatif yaitu Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, dan Acinetobacter baumannii. Bakteri Gram positif yang ditemukan sensitif terhadap antibiotik vancomycin, tigecycline, linezolid dan resisten terhadap eritromycin, ciprofloxacin, clindamycin, ampicylin. Bakteri Gram negatif sensitif terhadap antibiotik meropenem. Tingkat resistensi mikroba terhadap berbagai jenis antibiotik cukup tinggi, sebagian besar isolat bakteri menunjukkan resistensi terhadap satu atau lebih antibiotik. Kata kunci: Infeksi, Sensitivitas, Swab luka   A wound is any injury to the body caused by an accident, impact, violence, or surgery that causes damage to the skin membrane or tissue underneath it. Infection of the wound can be caused by several types of microorganisms, including E.coli, Staphylococcus sp, Klebsiella, Proteus sp, Enterobacter sp, Streptococcus sp, and others. Antibiotic sensitivity tests are conducted to determine patterns of bacterial resistance and avoid the spread of resistant bacteria. The study aimed to identify the type of bacteria found in the wound swab and determine whether the bacteria were sensitive or resistant to antibiotics. This method was diagnostic experimental research at the Microbiology Laboratory of the University of Setia Budi Surakarta. They identified bacteria using biochemical tests and VITEK 2 (bio Mérieux, USA) devices. Gram-positive bacteria were found: Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus agalactia, and Enterococcus faecalis. Gram-negative bacteria include Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, and Acinetobacter baumannii. Gram-positive bacteria were found to be sensitive to the antibiotics vancomycin, tigecycline, and linezolid and resistant to erythromycin, ciprofloxacin, clindamycin, and ampicillin. Gram-negative bacteria are sensitive to antibiotic meropenem. The degree of microbial resistance to various antibiotics was relatively high, with most bacterial isolates showing resistance against one or more antibiotics. Keywords: Infection, Sensitivity, Swab Wound