Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI ASAM DAN WAKTU HIDROLISIS PADA PEMBENTUKAN BIOETANOL DARI DAUN NANAS Nina Haryani; Novia; Viesta Listuyeri Syarif; Soraya Rizky Ananda
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 4 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi yang kian meningkat tidak diimbangi dengan cadangan bahan bakar fosil yang semakinmenipis. Krisis energi ini menuntut adanya pengembanganenergi alternatif pengganti bahan bakar fosil.Salah satunya ialah pemanfaatan biomassa menjadi bioenergi. Daun nanas merupakan biomassa yangmengandung selulosa yang cukup tinggisehingga dapat dijadikan bahan baku alternatif pembuatanbioetanol. Penelitian ini bertujuan untukmemproduksi bioetanol dari daun nanas melalui alkalinepretreatment, kemudian dihidrolisis dengan asam sulfat, dan difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae.Jangkauan variabel yang digunakan ialah konsentrasi asam sulfat 1, 2, 3, 4, dan 5% dengan waktuhidrolisis 30, 60, 90, dan 120 menit. Diperoleh bioetanol tertinggi pada konsentrasi asam sulfat 2%dengan waktu 120 menit sebesar 6,244%.
DIVERSITY OF Odonata AND AQUATIC ENVIRONMENTAL CONDITIONS IN LAKE AREA (WATER SKI AND OPI) JAKABARING PALEMBANG-SOUTH SUMATERA Hecca, Desven; Arinafril, Arinafril; Novia, Novia
BIOVALENTIA: Biological Research Journal Vol. 4 No. 2 (2018)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.118 KB) | DOI: 10.24233/BIOV.4.2.2018.118

Abstract

Odonata are considered to be good indicators of enviromental health and water quality with it’s presence and diversity in the Jakabaring lake are (Water Ski and OPI). The research location (Water Ski and OPI) untilized by the community as water catchment areas (flood control), recreation and habitat. The Activity in the lake area can affect the benefit of the lake, affecting the quality of the lake waters as a living habitat for animals and plants.However, to describe the diversity of odonata as indicator of the waters in the area of Water Ski and Lake OPI lakes, there is no such thing, therefore the researchers to look at odonata diversity in the area of Water Ski Lake and Lake OPI Jakabaring Palembang-South Sumatera. The location of the study was determined using the purposive sampling method conducted in April 2018. The species found to identified at the FMIPA Animal Taxonomy Laboratory of Sriwijaya University. Sampling in the morning (07.00 – 10.00 AM) and afternoon (15.00 – 18.00 AM). The results of research in the lake area found 2 suborder, 2 families, 11 genere, and 18 species, the total number of all 984 individual species. Odonata species data obtained in the analysis using Past3 software. The diversity index in the Water Ski lake is 1.992 and the diversity index in the OPI lake is 1.758. Diversity index value (2.014), dominance index (0.7922) and evenness index (0.4165). Odonata and enviromental conditions of the lake (Water Ski and OPI) still have relationship, the condition of lake water quality is still below water quality criteria threshold. This is what makes the diversity on both lakes has a moderate value.
Simulasi evaporasi sweet water di unit evaporasi di unit produksi fatty acid menggunakan Hysys Novia Novia; Jefry Muliady. A; Agung Prabowo
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 2 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i2.29

Abstract

Dalam proses pengolahan sweet water yang akan menjadi gliserin di industri oleochemical akan melalui tahapan proses evaporasi. Proses evaporasi ini akan mempengaruhi dari % gliserin yang akan dihasilkan, semakin baik proses evaporasi maka akan semakin tinggi % gliserin yang didapatkan. Kegagalan dari proses evaporasi akan mengakibatkan kualitas dari % gliserin yang menurun dan tidak sesuai dengan mutu produk gliserin yang telah ditetapkan oleh industri oleochemical. HYSYS merupakan program untuk mensimulasikan proses didalam suatu pabrik. Berdasarkan simulasi HYSYS, dapat diketahui mass flow steam yang digunakan secara praktek sebesar 3.518 kg/h. Berdasarkan operasi praktek, nilai total gliserin pada setiap stage adalah balance. Tidak ada gliserin yang teruapkan. Stage I memiliki performansi penguapan air paling tinggi yaitu 72.558%, sementara stage II dan stage III hanya 3,756% dan 0,079%. Steam bertekanan lebih tinggi akan menghasilkan heat flow yang lebih tinggi pada pemanasan di EX742.01. Steam bertekanan yang lebih tinggi akan menghasilkan fraksi massa dan temperatur gliserin yang lebih tinggi pada produk akhir crude glycerine. Penggunaan steam yang bertekanan lebih tinggi tidak mempengaruhi nilai total gliserin yang dihasilkan sebagai produk crude glycerine.
Pengaruh penambahan bahan pengental pembuatan bioetanol gel dan uji perpindahan panas dengan simulasi ansys fluent16 Novia Novia; Dhika Uljanah; Eko Safitri
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 2 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v24i2.256

Abstract

Bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi yang memiliki potensi untuk di kembangkan di Indonesia adalah bioetanol. Bioetanol merupakan biofuel yang hadir sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan yang dihasilkan dari proses fermentasi. Sifat fisik bioetanol yang berbentuk cairan menyebabkan bioetanol mudah tumpah saat pendistribusian. Penelitian ini mengkonversikan bioethanol cair menjadi berbentuk gel dengan adanya penambahan thickening agent. Larutan bioetanol (70%) akan ditambahkan bahan pengental CMC dan Carbopol dengan variasi penambahan 1,0;1,2 ; 1,4; 1,6; 1,8; 2,0 gram. Bioetanol gel dengan bahan pengental CMC dan Carbopol menghasilkan spesifikasi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan pengental CMC menghasilkan formulasi terbaik saat penambahan 1,8 gram viskositas 75,7288 m.Pa/s dan residu pembakaran 5,3%. Sementara bahan pengental Carbopol menghasilkan formulasi terbaik pada penambahan 2,0 gram dengan viskositas 102,443 m.Pa/s dan residu pembakaran 0,6%.
Pengaruh konsentrasi natrium hidroksida saat pretreatment dan waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol dari daun nanas Novia Novia; Khairunnas Khairunnas; Gigih Tejo Purboyo
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 3 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia menyebabkan defisit dan harus dilakukan impor untuk memenuhinya. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pada tahun 2012 konsumsi BBM Indonesia sebesar 1,25 juta barrel per hari, sementara produksinya hanya sebesar 875 ribu barrel.Berdasarkan hal tersebut untuk mengurangi impor BBM, pemerintah menghimbau agar memanfaatkan Bahan Bakar Nabati (BBN). Salah satu jenis BBN adalah bioetanol. Pembuatan bioetanol generasi pertama kurang efektif karena bahan bakunya juga berfungsi sebagai bahan pangan. Bioetanol generasi kedua dibuat dari bahan lignoselulosa, seperti daun nanas. Daun nanas merupakan limbah dari hasil perkebunan nanas dan jumlahnya melimpah. Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan daun nanas sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap kadar lignin dan glukosa serta pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol dari daun nanas. Pada persiapan bahan baku, daun nanas dijemur, dicacah dan dihaluskan. Pretreatment dilakukan dengan delignifikasi serbuk daun nanas menggunakan NaOH (variasi konsentrasi 0,2 N ; 0,4 N ; 0,6 N ; dan 0,8 N). selanjutnya, tahap hidrolisis menggunakan larutan Asam sulfat 2% (v/v). langkah terakhir yaitu fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae dengan variasi waktu fementasi 1, 2, 3, 4 dan 5 hari. Bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi dimurnikan dengan destilasi. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar konsentrasi NaOH semakin kecil kadar lignin dan semakin besar kadar glukosa. Perlakuan delignifikasi 0,8 N NaOH dan waktu fermentasi 3 hari menghasilkan bioetanol dengan kemurnian tertinggi yaitu 3,213 % (v/v).
Pengaruh konsentrasi asam dan waktu hidrolisis pada pembentukan bioetanol dari daun nanas Nina Haryani; Novia Novia; Viesta Listuyeri Syarif
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 4 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi yang kian meningkat tidak diimbangi dengan cadangan bahan bakar fosil yang semakin menipis. Krisis energi ini menuntut adanya pengembanganenergi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Salah satunya ialah pemanfaatan biomassa menjadi bioenergi. Daun nanas merupakan biomassa yang mengandung selulosa yang cukup tinggisehingga dapat dijadikan bahan baku alternatif pembuatan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untukmemproduksi bioetanol dari daun nanas melalui alkaline pretreatment, kemudian dihidrolisis dengan asam sulfat, dan difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae. Jangkauan variabel yang digunakan ialah konsentrasi asam sulfat 1, 2, 3, 4, dan 5% dengan waktu hidrolisis 30, 60, 90, dan 120 menit. Diperoleh bioetanol tertinggi pada konsentrasi asam sulfat 2% dengan waktu 120 menit sebesar 6,244%.
Pengaruh temperatur dan waktu tinggal pada perlakuan awal bagas sorgum dengan metode steam explosion Yanni Sudiyani; Joko Waluyo; Andika Putra Riandy; Prasetyo Primandaru; Novia Novia
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 4 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagas sorgum merupakan salah satu sumber biomassa lignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Pada proses pembuatan bioetanol, tahap perlakuan awal bahan baku merupakan salah satu tahapan penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur dan waktu tinggalpada perlakuan awal bagas sorgum denganmetode steam explosion. Pada penelitian ini, rasio bagas sorgum dan larutan NaOH 10% yang dimasukkan ke dalam reaktor Steam Explosionyaitu 1:5 (m:v),tekanan 4 bar, variasi temperatur110oC, 130oC, 150oC dan variasi waktu tinggal 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.Pada tahapan sakarifikasi enzimatik, digunakan enzim selulase dan β-glukosidase dengan perbandingan 5:1.Kadar komponen gula diukur denganHigh Performance Liquid Chromatography sedangkankadarlignin diukur denganUV Spectrophotometer.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dengan temperatur perlakuan awal 130oC dan waktu tinggal 30 menit memiliki kadarselulosa tertinggi sebesar 88.25% dari kadar mula-mula 39.49%. Sementara itu kadar hemiselulosa dan ligninnya masing-masing menurun sebesar 8.01% dan 19.3% dari kadar mula-mula.Kadar glukosa tertinggi ditunjukkan oleh sampel dengan temperatur perlakuan awal 110oC dan waktu tinggal 20 menit yaitu sebesar 8.53%.
Pengaruh waktu delignifikasi terhadap lignin dan waktu ssf terhadap etanol pembuatan bioetanol dari sekam padi Novia Novia; Destarani Wijaya; Putri Yanti
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 1 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan bahan bakar minyak secara terus menerus dapat menyebabkan krisis energi dan akan mempengaruhi kehidupan manusia. Untuk mengatasi krisis ini diperlukan energi alternatif yang dapat menjanjikan di masa yang akan datang. Bioetanol ialah salah satu contoh energi alternatif yang dapat dihasilkan dari konversi biomassa ke bioenergi. Sekam padi merupakan limbah hasil pertanian yang hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau dibuang secara langsung ke alam. Namun, ternyata sekam padi memiliki kandungan selulosa cukup tinggi yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan bioetanol dari sekam padi melalui alkaline-acid pretreatment, kemudian proses hidrolisis dan fermentasi yang dilakukan secara bersamaan (Simultaneous Saccharification and Fermentation). Variabel yang dikaji adalah waktu delignifikasi 30, 45, 60, 75, 90 menit dan waktu SSF 3, 4, 5, 6, 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lignin terendah diperoleh pada waktu delignifikasi 90 menit yaitu 1,09%, kadar selulosa tertinggi pada waktu delignifikasi 75 menit yaitu 78,67%, kadar hemiselulosa terendah pada waktu delignifikasi 30 menit yaitu 0,12%, dan kadar etanol tertinggi didapatkan pada waktu SSF 5 hari yaitu 1%.
EVALUASI DIMENSI UNIT ISTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH SAKIT dr. ERNALDI BAHAR KOTA PALEMBANG Yenni Sofyan Mora
Jurnal Dampak Vol 12, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.12.2.127-136.2015

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisa karakteristik air limbah domestik serta mengevaluasi kriteria teknis bangunan unit pengolahan air limbah domestik yang ada di RS ERBA apakah sudah memenuhi standar. Dilakukan di wilayah Rumah Sakit dr. Ernaldi bahar yang berlokasi di Jalan Tembus Terminal Km 12 No 2 RT 20 RW 04 Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang dari bulan November 2014 - Maret 2015. Metode Peneliti melaksanakan penelitian pada air limbah domestik, bangunan IPAL domestik dan tangki septik ruang rawat inap menggunakan metode observasional, Metode komparatif (perbandingan) mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-58/MENLH/12/1995 dan Kriteria Desain bangunan unit pengolahan air limbah berdasarkan pada Kriteria Teknis Prasarana & Sarana Pengolahan Air Limbah PU. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas effluen limbah cair IPAL domestik rumah sakit telah memenuhi standar baku mutu limbah cair yang dikeluarkan oleh KepMen LH No.Kep-58/MENLH/12/1995 kecuali untuk parameter amoniak (NH3N) tinggi. debit air limbah melebihi kapasitas tampung pada IPAL domestik dan tangki septik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi perencaaan teknis dimensi pada bangunan bak kontrol, IPAL STP Biotech dan Tangki Septik.Kata kunci : Air limbah, Evaluasi IPAL Domestik, Tangki Septik
Influence of Blending of Diesel Certified and Biodiesel CPO on Efficiency of 60 MMT SB Boiler Type Novia Sumardi; Ellyanie Ellyanie; Rosdiana Moeksin
Journal of Mechanical Science and Engineering Vol 1, No 1 (2013): Journal of Mechanical Science and Engineering
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.227 KB)

Abstract

Abstract Combustion is the process of mixing  oxygen and carbon in speed and produces heat. Oxygen  from the air, while carbon derived from fuel. Combustion  boilers as a chemical process of unification of the fuel and oxygen from the air with the speed of a particular reaction that produces energy. Calculation of the combustion process is the starting point  the design of boilers, furnaces and other appliances that generate heat from the combustion process derived from the number of elements involved in a chemical reaction, the amount of heat generated and the efficiency of combustion. The fuel is a mixture of diesel and biodiesel certified crude palm oil, ratio B0, B5, B10, B15, B20, B30 testing using Fire Tube BoilersSB60MMT. From the ultimate analysis and dry flue gas emissions (gas Analyzer), then calculated based on stoichiometric combustion and efficiency using the indirect method, the calculation results obtained from the more mixed crude palm oil biodiesel is added then the content of SO2, CO, NOx  increasingly reduced. Also obtained the largest heat loss due to dry flue gas and 8,209% heat loss due to evaporation of water formed in  H2 fuel efficiency of 7,002% to 85.637% on the  blend B20. Keywords: Solar Certified, CPO Biodiesel, Fire Tube Boilers, Emissions, Effici