Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN PROGRAM POSDAYA DALAM MEWUJUDKAN KESEHATAN MENTALPEREMPUAN KEPALA RUMAH TANGGA MISKIN Anif Fatma Chawa
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 9, No 1 (2016): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v9i1.1747

Abstract

Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang peran program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dalam mewujudkan kesehatan mental perempuan kepala rumah tangga miskin anggotanya. Perempuan kepala rumah tangga miskin diasumsikan berpotensi mengalami stres karena beban peran ganda mereka di sektor publik dan domestik. Penelitian ini dilakukan di Posdaya Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Penelitian menggunakan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan informan yang semua merupakan ibu-ibu kepala rumah tangga miskin, berusia produktif dan memiliki tanggungan anggota keluarga empat orang lebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi ibu-ibu rumah tangga miskin dalam kegiatan pemberdayaan mampu meningkatkan keyakinan atau self-efficacy dan kepercayaan diri ibu-ibu rumah tangga miskin untuk melakukan kegiatan produktif. Aspek ini menjadi indikator kondisi kesehatan mental mereka untuk dapat hidup mandiri secara ekonomi dalam menafkahi dan mengurus keluarga serta berkontribusi pada ibu-ibu kepala rumah tangga miskin lainnya. This article presents empirical findings of research seeking to explore how family development center (Posdaya) program has been conducted to achieve mental health of women who headlow-income families. These women have been assumed live under stress and depression due to overburden of their public and domestic roles. Community development programs have been conducted to achieve economic betterment and mental health of community, including women who head poor households. This study was conducted in a Posdaya of Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. A case study approcah was ulitized, with data collection methods were depth interviews and observations. Pusposive samplings were conducted to choose five informants, including a leader and members of Posdaya. They are women who head low-income families with more than four family members. The members of Posdaya are grouped based on their profession, hobby or interest. The kind of economic development programs are also distributed based on these groups. Result studi found that the implementation of Posdaya’s development programs have improved income of its members as well as their self-efficacy and self-esteem to conduct these programs. This self-esteem indicates mental health of women who head low-income families to become bread winners of their families and contribute to others.
Peran Pendampingan Dalam Program Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Program Pendampingan Keluarga Balita Gizi Buruk di Kecamatan Semampir Kota Surabaya) Arika Diyah Siswanti; Sholih Muadi; Anif Fatma Chawa
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 19 No. 3 (2016)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.571 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas peran pendamping program  pemberdayaan masyarakat  melalui pendampingan keluarga balita gizi buruk di Kecamatan Semampir – Kota Surabaya. Penelitian ini penting untuk dikaji agar dapat memberikan manfaat baik akademis maupun praktis mengenai praktek sosial anatara agen dan struktur ; dan peran pendamping dalam program pemberdayaan keluarga balita gizi buruk . Penelitian ini menggunakan teori Strukturasi Anthony Giddens. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Praktek Sosial yang dilakukan oleh pendamping sebagai bagian dari struktur sudah mulai merubah pola pengasuhan ibu pada balitanya meskipun secara perlahan-lahan. Namun memang ada beberapa keluarga dampingan yang belum bisa merubah pola pengasuhan anak karena memang butuh waktu untuk bisa merubah perilaku seseorang. Fungsi pendamping dalam memberdayakan keluarga balita gizi buruk ini yang paling bisa dirasakan manfaatnya oleh keluarga dampingan adalah fungsi penguatan. Untuk itu diperlukan kerjasama dan keterlibatan dari semua pihak dalam program ini.
Social Practices of The Warok In Bhuwuhan Tradition in Taropan Community Nourma Ulva Kumala Devi; Darsono Wisadirana; Anif Fatma Chawa
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 20 No. 1 (2017)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.791 KB) | DOI: 10.21776/ub.wacana.2017.020.01.6

Abstract

Every celebration (hajatan) is related to the contribution custom or bhuwuh, especially the tradition in society of Taropan community in conducting routine Bhuwuhan. Bhuwuhan tradition is based on the Adep Asor value which is an attitude to honor the older relatives and the elder figures (Warok) during celebration. There is an agreement in Taropan community that is built by the Warok and the members to contribute and return the bhuwuhan during the celebration. This tradition is much conducted by the society in Pesawahan, Pedagangan and Tegalwatu villages. Therefore, the objectives of this research are to explain the routine bhuwuhan process that can be a tradition in Taropan community and analyze the social practices of Warok through the capital power-owned in order to preserve the bhuwuhan tradition in Taropan community. The research uses qualitative method by using case study approach through observation, interview and documentation. The research uses social practice theory of Pierre Bourdieu with structure analysis and agent through habitus discourse, arena and capital as the capacity of the actors. 1This custom is based on a strong kinship system and adep asor value between the members and the Warok by contributing and returning more bhuwuhan which are as a binder (investment) to make the kinship keep preserved. Moreover, social practices of the Warok to the members through the cultural, economic, social and symbolic capitals are determining the dominant position of the Warok in preserving the bhuwuhan tradition in Taropan community.
BUDAYA KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT MOSKONA DI KELURAHAN BINTUNI BARAT, DISTRIK BINTUNI BARAT, KABUPATEN TELUK BINTUNI) Frans Yerkohok; Sanggar Kanto; Anif Fatma Chawa
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.211 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v9i2.2231

Abstract

Abstrack. This article is a socio-cultural study of the culture of consuming liquor. This research was conducted using a qualitative method with a case study approach to the Moskona community in West Bintuni Village, West Bintuni District, Bintuni Bay Regency. Using Herbert Blumer's theory of symbolic interactionism, this study seeks to understand the meaning of alcohol consumption for the people of Moscow and the economic, social, and health impacts of the culture of consuming alcoholic beverages. The results of this study reveal that the consumption of alcoholic drinks does come from outside and has developed into a habit in society, and people perceive alcoholic drinks as a form of brotherhood and kinship between groups of people when sitting together. Various efforts have been made by elements of society such as traditional leaders, religious leaders, and the government, such as very high customary fines for people who commit deviant behavior after consuming liquor, but in reality, the rate of accidents and fights after consuming alcoholic beverages is still high. This study also shows that the persistence of alcohol consumption in the community is related to family, economic and social factors.Keyword : Indigenous people, Liquor, Teluk BintuniAbstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan komsumsi minuman beralkohol pada masyarakat Moskona yang berada di Kelurahan Bintuni Barat, Distrik Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, sehingga menjadi sebuah budaya. Sselain itu juga untuk memahami makna konsumsi minuman beralkohol bagi masyarakat Moskona serta dampak ekonomi, sosial dan budaya dari konsumsi minuman beralkohol, dengan menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik dari Herbert Blumer. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi minuman beralkohol memang datang dari luar dan berkembang menjadi sebuah kebiasaan pada masyarakat, dan masyarakat memaknai minuman beralkohol sebagai bentuk persaudaraan dan kekerabatan di antara kelompok masyarakat saat duduk bersama. Berbagai upaya yang dilakukan oleh elemen masyarakat seperti tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah sudah dilakukan seperti denda adat yang sangat tinggi kepada masyarakat yang melakukan perilaku menyimpang pasca mengkonsumsi minuman beralkohol, namun dalam kenyataannya tingkat kecelakaan dan perkelahian pasca konsumsi minuman beralkohol masih tetap tinggi. Bertahannya kebiasaan konsumsi minuman beralkohol pada masyarakat ada kaitannya dengan faktor keluarga, individu pelaku konsumsi dan maraknya minuman beralkohol yang beredar luas di tengah masyarakat, oleh karena itu upaya yang diharapkan oleh peneliti adalah pemerintah mengambil sikap tegas dengan mengeluarkan Peraturan Daerah (PERDA) terkait minuman beralhokol, untuk mampu meredam berdar luasnya minuman beralkohol tersebut.Kata Kunci : Minuman beralkohol, Peraturan Daerah, Teluk Bintuni