Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

SUBKULTUR REMAJA MUSLIM PUTRI PENGGEMAR MUSIK METAL (STUDI KASUS DI DESA SIGEDANG, KEJAJAR, WONOSOBO) Cahyawati, Unik Dian
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 19, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/humaniora.v19i2.6344

Abstract

Penelitian mengenai subkultur metal selama ini banyak berfokus pada kelompok-kelompok besar di kota besar atau fokus ada pada gaya hidup kelompok musiknya, bukan pada penggemarnya. Penelitian ini lebih fokus pada penggemar musik metal yang lebih kecil dan keberadaannya bahkan jarang diketahui oleh orang di luar tempat tinggal mereka, yaitu remaja muslim putri yang ada di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo. Kelompok remaja muslim putri penggemar musik metal Desa Sigedang dianggap sebagai kelompok yang menyimpang karena melakukan hal-hal yang menurut masyarakat Desa Sigedang tidak lazim. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan mengenai bagaimana kehidupan subkultur remaja muslim putri penggemar musik metal di Desa Sigedang. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Peneliti melakukan obeservasi partisipatoris dengan cara ikut bergabung dalam beberapa kegiatan remaja tersebut. Remaja muslim putri penggemar musik metal di Desa Sigedang menyukai musik metal bukan hanya karena ingin tempil beda, tapi karena merasa tidak suka dengan sesama remaja Desa Sigedang yang seleranya musiknya terbatas pada lagu dangdut, pop melayu, dan qosidah. Remaja putri tersebut sering menunjukkan ciri khas metalnya ketika sedang bergaul dengan masyarakat Desa Sigedang. Tegangan dan negosiasi tidak dapat terelakkan dengan adanya hal tersebut.  Keywords: Subkultur, Remaja muslim putri, Penggemar musik metal
SISTEM PENGETAHUAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT DIENG DALAM MEMAKNAI SAKIT PADA BOCAH GEMBEL (STUDI KASUS DI DUSUN SIGEDANG, DESA SIGEDANG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO) Rini Iswari, Unik Dian Cahyawati Kuncoro Bayu Prasetyo
Forum Ilmu Sosial Vol 42, No 2 (2015): December 2015
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v42i2.9340

Abstract

This study aims to describe the system of knowledge in society Dieng of understanding of the disease on child beggars in the village Sigedang, District Kejajar Wonosobo regency. Secondly to find out how parents treat bocah gembel when experiencing pain. This research is descriptive qualitative interviews and documentation to collect data. The results showed if communities Sigedang village has its own system of knowledge of understanding of pain experienced by the child beggars. The second result is parents treat bocah gembel differently when child beggars beggars belief pain associated with tangled hair with no pain associated with tangled hair.
MENDISKUSIKAN KEMBALI GENERASI METALHEAD 1980-AN DALAM KANCAH SUBKULTUR DI INDONESIA Unik Dian Cahyawati
Jurnal Kawistara Vol 8, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.145 KB) | DOI: 10.22146/kawistara.38949

Abstract

Kehidupan para penggemar musik metal pada era 1980-an menarik untuk diperbincangkan kembali mengingat status mereka yang terbilang rumit di dalam ranah diskusi mengenai eksistensi subkultur terutama subkultur penggemar musik metal. Musik rock selama ini memang menjadi ikon resistensi bagi kaum muda. Musik metal sebagai turunan dari musik rock bisa dikatakan juga sebagai resistensi terutama ketika memasuki era tahun 1990-an. Namun, bagaimana dengan penggemar musik metal pada tahun 1980-an, apakah mereka juga melakukan resistensi sebagaimana yang dilakukan oleh para penggemar metal tahun 1990-an dan bagaimana konstruksi identitas kultural mereka adalah hal-hal yang melatar belakangi penulis untuk membuat buku berjudul “Heavy Metal Parents – Identitas Kultural Metalhead Indonesia 1980-an” ini.
SUBKULTUR REMAJA MUSLIM PUTRI PENGGEMAR MUSIK METAL (STUDI KASUS DI DESA SIGEDANG, KEJAJAR, WONOSOBO) Unik Dian Cahyawati
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 19, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/humaniora.v19i2.6344

Abstract

Penelitian mengenai subkultur metal selama ini banyak berfokus pada kelompok-kelompok besar di kota besar atau fokus ada pada gaya hidup kelompok musiknya, bukan pada penggemarnya. Penelitian ini lebih fokus pada penggemar musik metal yang lebih kecil dan keberadaannya bahkan jarang diketahui oleh orang di luar tempat tinggal mereka, yaitu remaja muslim putri yang ada di Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo. Kelompok remaja muslim putri penggemar musik metal Desa Sigedang dianggap sebagai kelompok yang menyimpang karena melakukan hal-hal yang menurut masyarakat Desa Sigedang tidak lazim. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan mengenai bagaimana kehidupan subkultur remaja muslim putri penggemar musik metal di Desa Sigedang. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Peneliti melakukan obeservasi partisipatoris dengan cara ikut bergabung dalam beberapa kegiatan remaja tersebut. Remaja muslim putri penggemar musik metal di Desa Sigedang menyukai musik metal bukan hanya karena ingin tempil beda, tapi karena merasa tidak suka dengan sesama remaja Desa Sigedang yang seleranya musiknya terbatas pada lagu dangdut, pop melayu, dan qosidah. Remaja putri tersebut sering menunjukkan ciri khas metalnya ketika sedang bergaul dengan masyarakat Desa Sigedang. Tegangan dan negosiasi tidak dapat terelakkan dengan adanya hal tersebut.  Keywords: Subkultur, Remaja muslim putri, Penggemar musik metal
Pelatihan Visual Story Telling sebagai Pengembangan Potensi Diri dan Kemandirian Siswa Tuna Rungu SLB YKK Kabupaten Pacitan Unik Dian Cahyawati; Purwastya Pratmajaya Adi Lukistyawan; Agus Heru Setiawan; Johan Ies Wahyudi; Setyo Tohari Caturiyanto
Abdi Seni Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/abdiseni.v13i2.4568

Abstract

The storytelling method is one method that influences student learning. With storytelling, students can make a mind map of the information they get and the ideas they want to convey. Students with special needs (deaf) need their method of storytelling. The PKM Photography Study Program from ISI Surakarta conducted photography training as a storytelling medium for students attending YKK Pacitan Elementary School, East Java. Through photo media, deaf students can easily convey ideas and assist in teaching and learning. In addition, this training improves students’ photography ability using DSLR and smartphone cameras. Students participating in photography training as a storytelling medium demonstrate their ability to take pictures of objects and write descriptions as a whole storytelling unit summarized in a photo catalog containing the works of all photography training participants as storytelling.
PENINGKATAN LITERASI DALAM PELATIHAN FOTOGRAFI PADA KOMUNITAS DALEM PASINAON WONOGIRI Risky Chairani Putri; Adi Putra Suryawardhana; Unik Dian Cahyawati
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i1.3844

Abstract

Pemberdayaan masyarakat salah satunya diwujudkan dengan meningkatkan literasi di masyarakat. Peningkatan literasi tidak hanya dipahami dalam lingkup kemampuan membaca dan menulis saja, tetapi juga kemampuan berbahasa dan berkarya atau berperilaku kreatif. Pengabdian ini bertujuan untuk ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat terutama dalam peningkatan literasi sebagai bagian dari pendidikan yang merata dan pelestarian seni budaya. Dalem Pasinaon sebagai mitra dalam pengabdian masyarakat ini yaitu sebuah komunitas yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat khususnya literasi membaca memerlukan stimulus keilmuan lainnya seperti fotografi. Kemampuan fotografi diperlukan dalam giat literasi karena fotografi saat ini tidak hanya sebagai alat dokumentasi tetapi juga sebagai media komunikasi untuk menyampaikan ide atau gagasan tertentu. Hal ini selaras dengan kegiatan komunitas Dalem Pasinaon yang fokus pada peningkatan literasi masyarakat dan pelestarian seni dan budaya khususnya budaya Jawa. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu pembuatan modul, pelatihan fotografi berupa pemaparan materi dan evaluasi. Hal yang diperoleh dari pengabdian masyarakat ini yaitu terlaksananya pelatihan fotografi dengan baik dan mencapai sasaran yang dibuktikan dengan antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan dan hasil praktik fotografi yang cukup baik dalam menyusun komposisi dan mengeksekusi sebuah foto
MENDISKUSIKAN KEMBALI GENERASI METALHEAD 1980-AN DALAM KANCAH SUBKULTUR DI INDONESIA Unik Dian Cahyawati
Jurnal Kawistara Vol 8, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.38949

Abstract

Kehidupan para penggemar musik metal pada era 1980-an menarik untuk diperbincangkan kembali mengingat status mereka yang terbilang rumit di dalam ranah diskusi mengenai eksistensi subkultur terutama subkultur penggemar musik metal. Musik rock selama ini memang menjadi ikon resistensi bagi kaum muda. Musik metal sebagai turunan dari musik rock bisa dikatakan juga sebagai resistensi terutama ketika memasuki era tahun 1990-an. Namun, bagaimana dengan penggemar musik metal pada tahun 1980-an, apakah mereka juga melakukan resistensi sebagaimana yang dilakukan oleh para penggemar metal tahun 1990-an dan bagaimana konstruksi identitas kultural mereka adalah hal-hal yang melatar belakangi penulis untuk membuat buku berjudul “Heavy Metal Parents – Identitas Kultural Metalhead Indonesia 1980-an” ini.
Kepemimpinan Perempuan Sebagai Katalis Transformasi Sosial di Kampung Buruh Migran Cahyawati, Unik Dian
Jurnal Wanita dan Keluarga Vol 6 No 1 (2025): Juli 2025
Publisher : Pusat Studi Wanita dan Keluarga UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jwk.23496

Abstract

Migrant workers face various forms of vulnerability, including human trafficking, fraud, physical and sexual violence, and administrative issues that impact their families. Unfortunately, many of these issues have not received adequate formal attention, making grassroots initiatives highly essential. One prominent figure in migrant worker advocacy is Maizidah Salas, a former survivor who now actively advocates for migrant workers' rights through Kampung Buruh Migran in Kaliwiro, Wonosobo. This study employs a case study method, utilizing intersectionality theory and transformational leadership theory to analyze how Maizidah Salas' identity as a woman, former migrant worker, and activist contributes to the social movement. The findings indicate that her experiences and leadership position her as a catalyst in strengthening migrant worker solidarity, raising awareness of their rights, helping to manage migrant workers' families in their home villages and promoting more inclusive policy changes. This study affirms that grassroots women's leadership plays a strategic role in social transformation, particularly in advocating for justice and protection for migrant workers.
PENINGKATAN LITERASI DALAM PELATIHAN FOTOGRAFI PADA KOMUNITAS DALEM PASINAON WONOGIRI Putri, Risky Chairani; Suryawardhana, Adi Putra; Cahyawati, Unik Dian
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i1.3844

Abstract

Pemberdayaan masyarakat salah satunya diwujudkan dengan meningkatkan literasi di masyarakat. Peningkatan literasi tidak hanya dipahami dalam lingkup kemampuan membaca dan menulis saja, tetapi juga kemampuan berbahasa dan berkarya atau berperilaku kreatif. Pengabdian ini bertujuan untuk ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat terutama dalam peningkatan literasi sebagai bagian dari pendidikan yang merata dan pelestarian seni budaya. Dalem Pasinaon sebagai mitra dalam pengabdian masyarakat ini yaitu sebuah komunitas yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat khususnya literasi membaca memerlukan stimulus keilmuan lainnya seperti fotografi. Kemampuan fotografi diperlukan dalam giat literasi karena fotografi saat ini tidak hanya sebagai alat dokumentasi tetapi juga sebagai media komunikasi untuk menyampaikan ide atau gagasan tertentu. Hal ini selaras dengan kegiatan komunitas Dalem Pasinaon yang fokus pada peningkatan literasi masyarakat dan pelestarian seni dan budaya khususnya budaya Jawa. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu pembuatan modul, pelatihan fotografi berupa pemaparan materi dan evaluasi. Hal yang diperoleh dari pengabdian masyarakat ini yaitu terlaksananya pelatihan fotografi dengan baik dan mencapai sasaran yang dibuktikan dengan antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan dan hasil praktik fotografi yang cukup baik dalam menyusun komposisi dan mengeksekusi sebuah foto