Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Serious Leisure:Menelisik Profesi Travel Influencer Saepulloh Saepulloh; Hendrie Adji Kusworo; Chafid Fandeli
Jurnal Kawistara Vol 11, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.v11i3.69303

Abstract

Seiring perjalanan pertumbuhan peran media digital, travel influencer menjadi sektor pariwisata yang semakin penting. Mereka merupakan orang yang berpengaruh dalam kegiatan promosi destinasi dan produk-produk wisata. Mengawali karirnya dari hobi pelesir dan membagikan cerita perjalananannya di media sosial Instagram, hobi pelesir dan cerita perjalanan tersebut menarik pengguna Instagram lain untuk menjadi pengikut travel influencer. Hal ini akhirnya menjadi sebuah karir yang cemerlang dengan model kerja yang dilakukan para travel influencer secara profesional sebagai bagian dari pekerjaan utamanya (serious leisure). Pekerjaan sebagai travel influencer penuh-waktu membuka peluang kerjasama bisnis dengan pihak ketiga (endorsement), sehingga mobilitas menjadi padat karena jadwal perjalanan. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan netnografi. Selain itu, penelitian ini berfokus pada model kerja dengan konsep serious leisure. Hasil dari penelitian ini adalah menjadi seorang travel influencer membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan ketekunan dan kesabaran lebih. Selain itu, meningkatkan kemampuan diri menjadi sebuah kewajiban saat menjalani karir sebagai seorang travel influencer. Studi ini mengungkap enam kualitas yang menjadi karakter serious leisure yaitu: (1) ketekunan, (2) karir , (3) usaha serius, (4) etos unik, (5) identitas, (6) keuntungan jangka panjang menjadi komponen yang saling berkaitan di dalam menekuni karir sebagai seorang travel influencer. Hal ini perlu diterapkan agar karir sebagai seorang travel influencer tetap dapat bertahan di karir travel influencer walapun semakin banyak bermunculan travel influencer baru lainnya.
KETIDAKBERLANJUTAN DALAM KONSUMERISME PARIWISATA: SEBUAH TINJAUAN KRITIS Ray March Syahadat; Hendrie Adji Kusworo
Jurnal Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya Vol 7 No 1 (2022): Volume 7 No 1
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.006 KB) | DOI: 10.25078/pariwisata.v7i1.176

Abstract

The success of the tourism industry is more quantitatively measured so it tends to ignore values that are not visible in it. Some consumerism developments in tourism even though they are financially profitable, it can actually losses if they fail to identify the sources of the leakage. This article is a critical review that aims to provide insight into the topic of unsustainability in tourism consumerism. Based on the results of the analysis, the unsustainability can be seen from the decline in environmental quality, economic waste and leakage, as well as social changes
Greenwashing or Greenhushing?: A Quasi-Experiment to Correlate Green Behaviour and Tourist’s Level of Trust Toward Communication Strategies in Volunteer Tourism’s Website Swestiana, Anggita; Hendrie Adji Kusworo; Chafid Fandeli
Jurnal Kepariwisataan: Destinasi, Hospitalitas dan Perjalanan Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Politeknik Pariwisata NHI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34013/jk.v6i1.348

Abstract

Volunteer Tourism (VT) is introduced as a form of tourism that gives benefits for both tourists and locals. Even though it has a sustainable goal, VT undergoes the greenwashing’s claim because of its marketing strategies. Moreover, the long-term effect of this phenomenon causes distrust among tourists and postpones the development of sustainable tourism products. This research offers greenhushing as an alternative strategy for under-developed VT’s operator which cannot implement a vocal green strategy. In this research, greenwashing and greenhushing strategies are tested and correlated with the tourist’s green behaviour using a quasi-experimental design. The participants of this research are the international students of Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. The results of this research are there are differences between the greenwashing and greenhushing strategies in gaining trust among tourists. Furthermore, the greenhushing is more trustworthy than the greenwashing.
Serious Leisure:Menelisik Profesi Travel Influencer Saepulloh Saepulloh; Hendrie Adji Kusworo; Chafid Fandeli
Jurnal Kawistara Vol 11, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.v11i3.69303

Abstract

Seiring perjalanan pertumbuhan peran media digital, travel influencer menjadi sektor pariwisata yang semakin penting. Mereka merupakan orang yang berpengaruh dalam kegiatan promosi destinasi dan produk-produk wisata. Mengawali karirnya dari hobi pelesir dan membagikan cerita perjalananannya di media sosial Instagram, hobi pelesir dan cerita perjalanan tersebut menarik pengguna Instagram lain untuk menjadi pengikut travel influencer. Hal ini akhirnya menjadi sebuah karir yang cemerlang dengan model kerja yang dilakukan para travel influencer secara profesional sebagai bagian dari pekerjaan utamanya (serious leisure). Pekerjaan sebagai travel influencer penuh-waktu membuka peluang kerjasama bisnis dengan pihak ketiga (endorsement), sehingga mobilitas menjadi padat karena jadwal perjalanan. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan netnografi. Selain itu, penelitian ini berfokus pada model kerja dengan konsep serious leisure. Hasil dari penelitian ini adalah menjadi seorang travel influencer membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan ketekunan dan kesabaran lebih. Selain itu, meningkatkan kemampuan diri menjadi sebuah kewajiban saat menjalani karir sebagai seorang travel influencer. Studi ini mengungkap enam kualitas yang menjadi karakter serious leisure yaitu: (1) ketekunan, (2) karir , (3) usaha serius, (4) etos unik, (5) identitas, (6) keuntungan jangka panjang menjadi komponen yang saling berkaitan di dalam menekuni karir sebagai seorang travel influencer. Hal ini perlu diterapkan agar karir sebagai seorang travel influencer tetap dapat bertahan di karir travel influencer walapun semakin banyak bermunculan travel influencer baru lainnya.