Ido Prijana Hadi
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

REFLEKSI PLURALISME MELALUI FILM ANIMASI SI ENTONG SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA INDONESIA Meta Sya; Rustono Farady Marta; Ido Prijana Hadi
Jurnal Riset Komunikasi Vol 3 No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komuniasi (ASPIKOM) Wilayah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24329/jurkom.v3i1.102

Abstract

Indonesia is known as a country full of diversity, and it is united through the motto of the Indonesian people, namely “Bhinneka Tunggal Ika”. However, this motto must be maintained by introducing it to children from an early age. The use of technology can be utilized to introduce the motto through children's film animation. One of the Indonesian works who reflects the spirit of pluralism and displays cultural identity, namely Si Entong. The uniqueness shown in the Entong movie is the character of children who come from various ethnic groups and the use of dialect. Relying on the theory of identity negotiation was proposed by Stella Ting-Toomey, the authors' findings in the animated film "Si Entong" were elaborated with Phillip Mayring's qualitative content analysis method. This research rests on an interpretive paradigm to find three main elements of content analysis, including: abstraction, application and structuration. These three stages are identified by the researcher as a reflection of pluralism and cultural identity in the story of " Si Entong".
Representasi Feminisme Dalam Film “The Intern” Andreas Setya Wibowo; Ido Prijana Hadi; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (946.684 KB)

Abstract

Feminisme merupakan gerakan kesetaraan sejak abad 18 yang menuntut kesamaan dan keadilan hak antara laki-laki dan perempuan dalam segala bidang. Bukan hanya dalam kalangan masyarakat saja, namun gerakan feminisme sudah merambah ke dalam dunia perfilman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat bagaimana representasi feminisme yang terdapat dalam film “The Intern”. Jenis peneltian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode semiotika televisi John Fiske yang terdiri dari tiga level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Subtema yang digunakan untuk menganalisa yaitu pemimpin perempuan yang memiliki intelektualitas, perempuan cepat mengambil tindakan bijaksana, perempuan sebagai sosok superior, pekerja keras, dan bijaksana, yang terakhir perempuan berkarir masih menjadi kritik sosial di masyarakat. Hasil dari penelitian dalam film “The Intern” terdapat ideologi feminisme gelombang pertama dengan menggambarkan pertukaran posisi perempuan degan laki-laki di ranah publik. Dimana perempuan dapat mengambil keputusan untuk berkarir. Pada aspek kepemimpinan perusahaan, perempuan digambarkan sebagai pemimpin yang memiliki intelektualitas tinggi dan memiliki otoritas dalam sebuah perusahaan. Selain itu, perempuan juga ingin terus mempertahankan karir walaupun dihadapkan pada pelbagai permasalahan yang ada.
081216574467 Penerimaan Penonton terhadap Penggunaan Kata Profaniti dalam Vlog Karin Novilda Monica Grizella Woen; Ido Prijana Hadi; Lady Joanne Tjahyana
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.377 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan penonton terhadap kata profaniti yang ada di dalam vlog Karin Novilda. Karin Novilda adalah seorang selebgram terkenal yang memiliki channel youtube pribadi. Salah satu topik di channel youtube pribadinya adalah #KVLOG yang terdapat banyak kata profaniti di dalamnya meskipun sebagian kecil sudah di edit menggunakan sound effect. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah reception analysis dengan 4 orang sebagai informan. Peneliti menggunakan lima tipe kata profaniti antara lain tipe disfemisme, kasar, idiomatik, penegasan, dan katarsis. Hasil penelitian ini adalah, 2 orang informan memiliki penerimaan dominant, dan 2 orang informan lainnya masing-masing memiliki penerimaan negotiated dan oppositional. Latar belakang yang berbeda-beda dari keempat informan mempengaruhi pemaknaan dan penerimaan mereka terhadap teks vlog Karin Novilda.
Representasi Kecantikan Perempuan dalam Video Musik Blackpink – As If It’s Your Last Dea Ermini Amorita; Ido Prijana Hadi; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.067 KB)

Abstract

As If It’s Your Last merupakan video musik milik girlband asal Korea Selatan, Blackpink. Girlband ini memiliki konsep yang berbeda dibandingkan girlband Korea Selatan lainnya. Pada video musik As If It’s Your Last, Blackpink turut menjadi pembawa tren kecantikan Korea Selatan tidak hanya dari produk kosmetik, namun dari segi gaya busana (fashion). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kecantikan perempuan digambarkan dalam video musik As If It’s Your Last. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semiotika John Fiske dengan 3 level, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif interpretatif untuk mendeskripsikan tanda dan lambang dalam video musik tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa kecantikan pada video musik ini digambarkan dengan kecantikan dari fisik (outer beauty) dan kecantikan dari kepribadian (inner beauty). Hal tersebut terlihat dari bagaimana tanda dan lambang yang ada pada video musik menunjukkan adanya petanda : 1) Kecantikan perempuan merupakan produk rekayasa media, 2) Kecantikan perempuan dijadikan sebagai objek komoditas, 3) Kecantikan perempuan identik dengan citra kemewahan.
Penerimaan Penonton Terhadap Pluralisme dalam film “Cek Toko Sebelah” Catherine Wenny Susanto; Ido Prijana Hadi; Agusly Irawan Aritonang
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): VOL 7, NO 1 FEBRUARY 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerimaan penonton mengenai pesan pluralisme di film Cek Toko Sebelah. Teori yang digunakan adalah teori resepsi dan pluralisme. Metode yang digunakan adalah reception analysis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat informan yaitu 1 informan keturunan Tionghoa, 1 informan keturunan Madura-Jawa, 1 informan keturunan NTT dan 1 keturunan Sunda. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa satu informan memiliki penerimaan dominant yang artinya menerima perihal pesan pluralisme yang terdapat di film Cek Toko Sebelah. Sementara itu, tiga informan memiliki penerimaan negotiated, yang artinya tidak menolak tetapi memberikan pandangan tersendiri mengenai pesan pluralisme. Setiap informan memberikan pemaknaan berdasarkan culture setting masing-masing. Empat informan secara konteks cultural setting ditentukan oleh pengalaman dan lingkungan.
Penerimaan penonton perempuan terhadap stereotip gender feminim pada film kartini Kevin Vielden Minanlarat; Ido Prijana Hadi; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.029 KB)

Abstract

Pada norma masyarakat di Indonesia mengenai hak-hak yang didapat oleh kaum adam dan hawa, sebagian besar akan berpihak pada posisi laki-laki dan semakin merugikan peran serta posisi dari perempuan. Setelah banyaknya penindasan dan stereotip terhadap kaum feminim, maka lahirlah stereotipe baru. Hal tersebut ditandai dengan munculnya pergerakan feminisme di seluruh dunia. Adapun pergerakan ini ditandai dengan kampanye yang didalamnya termasuk film. Meskipun masyarakat sekarang yang majemuk, tetapi terdapat film yang masih mengangkat kisah penindasan tradisional kaum feminim. Salah satunya melalui kisah pahlawan nasional Indonesia yaitu Kartini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis penerimaan penonton perempuan terhadap stereotip gender feminim pada film Kartini. Selain itu, metode penelitian yang digunakan adalah reception analysis dengan menggunakan paradigma encoding-decoding. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka hasil penelitian yang diperoleh adah Mellisa dan Kustivah berada pada penerimaan dominant, sedangkan Barbalina memiliki penerimaan negotiated. Adapun penerimaan mereka dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni Feel of experience, frame of reference, komunikasi sosial, significant others, serta konteks yang dimiliki setiap informan seperti budaya, pekerjaan, dan pendidikan.
Analisis Citra Korporat Radio Suara Surabaya menurut Pengunjung Jazz Traffic Festival Natha Bella Angella; Ido Prijana Hadi; Vita Monica
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.798 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana citra radio Suara Surabaya menurut pengunjung Jazz Traffic Festival. Radio Suara Surabaya merupakan salah satu radio lokal yang berisikan berita atau sering kali disebut sebagai radio berita. Jazz Traffic yang merupakan program siaran dari radio Suara Surabaya merupakan titik awal dibuatnya acara konser musik jazz dengan nama Jazz Traffic Festival. Selama 7 tahun penyelenggaraannya, acara ini memiliki tujuan untuk mengapresiasi pendengar dan musisi jazz yang banyak berasal dari Surabaya serta mem- branding radio Suara Surabaya yang erat dengan musik Jazz. Peneliti tertarik melihat bagaimana citra radio Suara Surabaya yang ditangkap oleh pengunjung Jazz Traffic Festival. Menggunakan survei sebagai metode penelitian dan data primer maupun sekunder dengan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Pengukuran citra perusahaan yang digunakan adalah 5 elemen citra Vos yaitu : primary impression,familiarity,perception,preference dan position. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra radio Suara Surabaya menurut pengunjung Jazz Traffic Festival adalah positif. Dengan elemen citra tertinggi terdapat pada elemen perception sedangkan elemen citra terendah yang membutuhkan perhatian terdapat pada elemen position.
Penerimaan Penonton terhadap Adegan Kekerasan pada Film Komedi Hangout Karya Raditya Dika Nova Cristianingtias; Ido Prijana Hadi; Agusly Irawan Aritonang
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.232 KB)

Abstract

Penelitian penerimaan penonton terhadap adegan kekerasan pada film komedi Hangout karya Raditya Dika dengan penedekatan kualitatif deskripstif dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerimaan penonton yang masih tergolong usia remaja awal terhadap kekerasan yang ada pada film komedi Hangout. Melalui analisa menggunakan metode reception analysis milik Stuart Hall ditemukan bahwa penerimaan yang berbeda dari informan mengenai adegan kekerasan dalam film komedi Hangout. Penerimaan informan terhadap kekerasan dilatar belakangi oleh pengalaman masing-masing.
Representasi Feminisme Dalam Film “Hidden Figures” Cindy Ayu Monica; Ido Prijana Hadi; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1535.607 KB)

Abstract

Feminisme merupakan sebuah fenomena yang terjadi sejak lama dan masuk kedalam kehidupan masyarakat di era ini. Feminisme tidak hanya beredar dalam masyarakat tetapi ditampilkan pula kedalam dunia perfilman. Penelitian ini menggambarkan bagaimana representasi Feminisme dalam Film Hidden Figures. “ Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode semiotika John Fiske. Subjek dalam penelitian ini adalah film “Hidden Figures”,sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Representasi Feminisme.Hasil penelitian ini menemukan bagaimana representasi feminisme terjadi melalui film“Hidden Figures”. secara keseluruhan, film “Hidden Figures” ingin menyampaikan, adanya feminisme multikultural yang terjadi pada tahun tersebut. Yang mana tidak hanya perempuan yang ditindas oleh laki-laki tetapi perempuan kulit putih menindas perempuan kulit hitam. Perempuan dalam film ini juga menampilkan sosok perempuan yang dapat melawan adanya dikriminasi ras sesama gender yang membedakan kulit putih dengan kulit hitam dengan melalui kecerdasaan dan kemampuan yang mereka miliki.
Penggambaran Kekerasan Rasisme Dalam Film Detroit Filbert Bagus Setiawan; Ido Prijana Hadi; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.897 KB)

Abstract

Fenomena rasisme merupakan isu yang selalu kencang berhembus di masyarakat. Bahkan fenomena ini juga terdapat dalam dunia perfilman. Film Detroit yang menceritakan kisah nyata kerusuhan rasial di Detroit tahun 1967. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kekerasan rasisme digambarkan dalam film Detroit. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang dipergunakan adalah analisis semiotika Roland Barthes dengan signifikasi dua tahap yaitu denotasi – konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini memperlihatkan penggambaran kekerasan rasisme di dalam film Detroit. Pertama kekerasan rasisme dalam film ini dapat digambarkan dengan kekerasan fisik dengan senjata api dan kekerasan fisik tanpa senjata api yang dilakukan oleh polisi kulit putih. Selain kekerasan fisik peneliti menemukan adanya kekerasan verbal yang ada dalam film ini. Kekerasan verbal dalam film ini dihadirkan melalui umpatan-umpatan khas antar ras yang bertujuan untuk menghina ras lain.