Nur Fajariyah
Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas Nasional

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Edukasi Kesehatan Gastritis Terhadap Perilaku Pencegahan Pada Remaja di Depok Ramadhini Destiyanih; Dayan Hisni; Nur Fajariyah
Jurnal Promotif Preventif Vol 4 No 2 (2022): Februari 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v4i2.380

Abstract

Penyakit Gasrtitis merupakan penyakit yang mempengaruhi kesehatan masyarakat sebanyak 41%. Angka kejadian gastritis semakin hari semakin meningkat terutama dibeberapa kota di Indonesia. Gastritis dapat terjadi pada berbagai kalangan usia, umumnya pada usia remaja. Salah satu kejadian gastritis dipicu oleh kurangnya pengetahuan yang mengakibatkan pada berkurangnya perilaku pencegahan yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan gastritis terhadap perilaku pencegahan pada remaja. Penelitian quasy ekprimental ini menggunakan rancangan pre test dan post test without control group design. Sampel penelitian ini berjumlah 51 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Insrument penelitian ini menggunakan lembar balik, leaflet dan kuesioner perilaku pencegahan gastritis. Data dianalisis menggunakan descriptive statistics yaitu paired sample t-test untuk mengetahui perbedaan perilaku pencegahan sebelum dan sesudah edukasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dan perbedaan yang signifikan pada perilaku pencegahan gastritis sebelum dan sesudah diberikan edukasi sebesar 0,00 (p< 0,005). Edukasi kesehatan mampu meningkatkan perilaku pencegahan penyakit gastritis pada remaja di wilayah Kemiri Jaya Beji Depok.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VII UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2021 Nur Salmawati; Andi Mayasari Usman; Nur Fajariyah
Jurnal Penelitian Keperawatan Kontemporer Vol 2 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Keperawatan dan Ners IKBIS Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59894/jpkk.v2i1.299

Abstract

Latar Belakang: Siklus menstruasi idealnya teratur setiap bulan dengan rentang waktu 21-35 hari setiap periode menstruasi. Banyak faktor yang dapat mempengruhi siklus menstruasi salah satunya stres dan aktivitas fisik. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan siklus menstruasi pada mahasiswi keperawatan semester VII Universitas Nasional Jakarta. Metode: penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 99 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik Pearson dengan signifikansi α = <0,05. Penelitian ini dilakukan di Universitas Nasional Jakarta dengan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42), International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), dan Siklus menstruasi. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square maka penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dan aktivitas fisik dengan siklus menstruasi dengan p-value <0,05. Kesimpulan: Tingkat stres yang semakin tinggi akan meningkatkan stressor fisik dan psikis yang dapat memperberat gangguan siklus menstruasi, demikian juga dengan aktivitas fisik yang semakin berat maka gangguan siklus menstruasi juga meningkat.
HUBUNGAN KEKERASAN VERBAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA DI SMA PLUS PGRI CIBINONG Nur Fajariyah; Andi Maya Usman; Dwi Agustia Puteri
JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA Vol 8, No 2 (2022): JAKHKJ September 2022
Publisher : Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kekerasan verbal yang sering dilakukan oleh pelaku tanpa sadar dan cepat atau lambat dapat berdampak buruk bagi korbanya. Pelaku biasanya melakukan Tindakan menyalahkan, melabeli atau juga mengkambing hitamkan. Verbal abuse yang banyak terjadi dimasyrakat biasanya berupa nama panggilan yang berkesan diskriminatif misalnya warna kulit, ras, bentuk badan, kebiasaan dan kelemahan, memaki, membentak, mengejek dengan menggunakan nada suara tertentu yang terkesan merendahkan. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja di SMA Plus PGRI CibitungMetode : Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII di SMA Plus PGRI Cibitung. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple Random Sampling. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner.Hasil : Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat 63 (78.8%) usia remaja sering mengalami kekerasan verbal dengan kepercayaan diri rendah. Hasil penelitian uji statistik Chi-Square didapatkan p value 0.000. Dapat disimpulkan bahwa semakin sering remaja menerima tindak kekerasan verbal maka akan semakin rendah kepercayaan diri pada remaja.Kesimpulan :  Ada hubungan kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja di SMA Plus PGRI CibitungKata Kunci : Kekerasan verbal, kepercayaan diri, remaja.
Hubungan Dukungan Keluarga Lamanya Hemodialisa dan Faktor Demografi terhadap Ketidakpatuhan Pasien Hemodialisa di RSAU Dr. Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma Jakarta Nur Fajariyah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.41 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i2.9418

Abstract

ABSTRACT Chronic kidney failure in the world is currently increasing and becoming a serioud health problem, the results of the 2010 Global Burden of Disease study. Chronic kidney disease was the 27th leading couse of death in the world in 1990 and increased to 18th in 2010. More than that’s 2 million people in the world receiving treatment with dialysis turns out to be kidney and only about 10% actually experience this treatment. Ten percent of the world’s population suffer from chronic kidney disease and millions die every year because they do not have access to treatment. In the United States experiencing End Stage Renal Disease (ESRD), approximately 113,136 cases occurred in 2011, the main couses being diabetes and hypertension with the highest number of cases being found at the age of over 70 years. Research in the United States is 2.3 times the risk of experiencing CKD for people who consume two or more glasses of cocacola per day. The aim of the study was that this research wasconducted to find out the description of family support, duration of hemodialysis and demographic factor for non-adherence of hemodialysis patiens at RSAU dr. Esnawan Space Halim Perdanakusuma Jakarta With measurenments using a quantitative approach. The research design is purposive with a sample of 71 respondents. Methods of date collection by filling out questionnaires. The results showed that there was a significant relationship between family support with a p-value of 0,038 <0,05, duration of hemodialysis with a p-value of 0,005 <0,05 and non-adherence of patients undergoing hemodialysis at RSAU dr. Esnawan Space Halim Perdanakusuma Jakarta. In conclusion, there is a significant relationship between family support, duration of hemodialysis and non-adherence of hemodialysis patients with a p-value <0,05, no signiant relationship with demographic factors (age, gender, education and knowledge) with a p-value >0,05 on non-adherence of hemodialysis patients at RSAU dr. Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma Jakarta. Keywords: Chronic Kidney Failure, Family Support, Duration of Hemodialysis, non-adherence, Hemodialysis   ABSTRAK Penyakit gagal ginjal kronis di dunia saat ini mengalami peningkatan dan menjadi masalah Kesehatan serius, hasil penelitian Global Burden of Disease tahun 2010. Penyakit Ginjal kronis merupakan penyebab kematian penringkat ke 27 di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke 18 pada tahun 2010. Lebih dari 2 juta penduduk di dunia mendapatkan perawatan dengan dialysis transplantasi ginjal dan hanya sekitar 10% yang benar-benar mengalami perawatan tersebut. Sepuluh persen penduduk di dunia mengalami Penyakit Ginjal Kronis dan jutaan meninggal setiap tahun karena tidak mempunyai akses untuk pengobatan. Di Amerika Serikat mengalami End Stage Renal Disease (ESRD), sekitar 113.136 pasein terjadi pada tahun 2011, penyebab utamanya adalah diabetes dan hipertensi dengan jumlah kasus terbanyak ditemukan pada usia lebih dari 70 tahun. Penelitian di Amerika Serikat resiko 2,3 kali mengalami PGK bagi orang yang mengkomsumsi kokakola dua gelas atau lebih per hari. Tujuan penelitian adalah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dalam dukungan keluarga, lamanya hemodialisa dan faktor demografi terhadap ketidakpatuhan pasien hemodialisa di RSAU dr. Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma Jakarta dengan pengukuran menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian ini adalah purposive dengan jumlah sampel 71 responden. Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan p-value 0,038 < 0,05, lamanya hemodialisa dengan p-value 0,005 < 0,05 dengan ketidakpatuhan pasien menjalani hemodialisa di RSAU dr. Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma Jakarta. Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan (bermakna) dukungan keluarha, lamanya hemodialisa terhadap Ketidakpatuhan Pasien hemodialisa dengan p-value < 0,05, tidak ada hubungan yang bermakna faktor demografi (Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pengetahuan) dengan nilai p-value > 0,05 terhadap ketidakpatuhan pasien hemodialisa di RSAU dr. Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma Jakarta. Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik, Dukungan Keluarga, Lamanya Hemodialisa, Ketidakpatuhan, Hemodialisa 
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan dalam menghadapi Menarche pada Siswi di SDI Teladan Al-Hidayah 1 Jakarta Selatan Sheny Salsabila Nadila; Nur Fajariyah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.168 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i2.9419

Abstract

ABSTRACT Anxiety is a psychological state of a person who is in a state of excessive anxiety continuously and difficult to control, thus causing bad things to life, anxiety aries at the time of events that cause discomfort, difficultfy concentrating and difficulty relaxing. According to data from the World Health Organization (WHO) anxiety penetrates more than 2,000,000,00 people worldwide or 3,6% of the population suffering from anxiety. Anxiety is one of the factors that arise when about to face menarche. Purpose to identify the factors related to anxiety level dealing with menarche among student in Islamic Elementery School Teladan Al-Hidayan 1 South Jakarta. This quantitave study uses a descriptive design with a correlation approach using the correlation research method. Respondents in this study were 36 female students with purposive sampling techniques. The research instrument was a questionnaire. Data were analyzed using the chi-square test to determine the relationship of each factor with anxiety levels. The results of the class level study showed no relationship with a p-value of a 0,328, and showed a relationship in the factors of age, knowledge, attitude and parental support with a p-values of 0,001 < 0,005 in female students at SDi Teladan Al-Hidayah 1 South Jakarta. The respondent’s class level shows that is no relationship to the level of anxiety, but the factors of knowledge attitude and parental support have a relationship to the level of anxiety, because the information and situations that respondents get are not enough, so respondents are expected to seek wider information about menarche through books, the internet, teachers and parents to prepare themselves for menarche.  Keywords : Age, knowledge, Attitude, Family Support ABSTRAK Kecemasan merupakan suatu keadaan psikologi seseorang berada dalam keadaan cemas yang berlebihan secara terus menerus dan sulit untuk dikendalikan, sehingga menyebabkan hal buruk terhadap kehidupan, rasa cemas timbul pada saat kejadian yang menimbulkan rasa tidak nyaman, sulit konsentrasi dan sulit rileks. Menurut data World Health Organization (WHO) kecemasan menembus lebih dari 2.000.000.000 orang di seluruh dunia atau 3,6% dari populasi menderita kecemasan. Kecemasan adalah salah satu faktor yang timbul ketika hendak menghadapi menarche. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan korelasi menggunakan metode correlation research. Responden pada penelitian ini sebanyak 36 siswi dengan teknik dalam pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan masing-masing faktor dengan tingkat kecemasan. Hasil penelitian tingkat kelas menunjukkan tidak ada hubungan dengan nilai p-value 0,328, serta menunjukkan hubungan pada faktor usia, pengetahuan, sikap dan dukungan orang tua dengan nilai p-value 0,001 < 0,005 pada siswi di SDI Teladan Al-Hidayah 1 Jakarta Selatan. Tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan pada tingkat kecemasan, namun faktor pengetahuan, usia, sikap dan dukungan orang tua memiliki hubungan pada tingkat kecemasan, karena informasi dan sitausi yang responden dapatkan belum cukup, sehingga responden diharapkan dapat mencari informasi lebih luas mengenai menarche melalui buku, internet, guru dan orang tua untuk mempersiapkan diri menghadapi menarche. Kata Kunci: Tingkat Kelas, Usia, Pengetahuan, Sikap, Dukungan Orang Tua, Tingkat Kecemasan, Menarche 
Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Orang Tua terhadap Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kelurahan Cipedak-Jakarta Selatan Dhian Rahmah Fauziah; Nur Fajariyah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.21 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i2.9417

Abstract

ABSTRACT Background:ARI is an infectious disease of the upper or lower respiratory tract that can cause various diseases ranging from asymptomatic diseases to severe and deadly diseases, depending on the pathogen, etiology, risk factors of ARI (environmental factors, behavioral factors and cult factors such as age, sex, nutrition and immunization status).Objective:Identifying the Relationship between Home Environmental Conditions and Parental Behavior with the Incidence of ARI in Toddlers in the Cipedak Village Area. Methodology: The design of this study is descriptive using the Cross Sectional approach method. The sampling technique uses purposive sampling. The sample in this study was 96 people. Primary data sources were obtained from questionnaires and secondary data from data from the Jagakarsa Health Center, South Jakarta. measuring instruments Thermohygro meter, roll meter, observation sheet. Data analysis using chi-square test. The data were analyzed using the SPSS program. Results: The results showed that there was a significant relationship between home environmental conditions and p value = 0.034. p < a (0.05) and parental behavior with p value = 0.046. p < a (0.05). Then H0 is rejected. It can be concluded that there is a significant relationship with the incidence of ARI in toddlers in the Cipedak Village Area. Conclusion: There is a relationship between the condition of the home environment and the behavior of parents with the incidence of ARI in toddlers in Cipedak Village.The importance of people getting health facilities such as deeper counseling about ARI disease so that it can reduce the incidence of Ispa in toddlers. Keywords: Home Environment Conidition, Parental Behavior, Toddler ARI ABSTRAK Latar Belakang: ISPA merupakan penyakit infeksi menular pada saluran pernafasan atas atau bawah yang dapat menimbulkan berbagai penyakit mulai dari penyakit asimtomatik sampai penyakit berat dan mematikan, tergantung dari patogen, etiologi, faktor resiko ISPA (faktor lingkungan, faktor perilaku dan faktor pejamu seperti usia, jenis kelamin, gizi dan status Imunisasi).Tujuan: Mengidentifikasi Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah Dan Perilaku   Orang Tua Dengan Kejadian ISPA pada Balita Di Wilayah Kelurahan Cipedak.Metodologipenelitian: Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 96 orang. Sumber data primer diperoleh dari kuesioner dan data sekunder dari data Puskesmas Jagakarsa Jakarta Selatan. alat ukur Thermohygro meter, roll meter, lembar observasi. Analisis data menggunakan uji chi-square. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi lingkungan rumah dengan p value = 0,034. p < a (0,05) dan perilaku orang tua dengan p value = 0,046.p < a (0,05). Maka  H0 di tolak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kelurahan Cipedak.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kondisi lingkungan rumah dan perilaku orang tua dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Cipedak.Saran: Pentingnya masyarakat mendapatkan fasilitas kesehatan seperti penyuluhan lebih dalam tentang penyakit ISPA sehingga dapat mengurangi angka kejadian Ispa pada balita. KataKunci: Kondisi lingkungan rumah, Perilaku orang tua, ISPA Balita
Analisis Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Resiko Perilaku Kekerasan melalui Intervensi Latihan Fisik 2: Terapi Pukul Bantal pada Nn A dan Nn D di Pandeglang Banten Nur Fajariyah; Dian Ayu Tresna
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 4 (2023): Volume 6 No 4 April 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i4.8893

Abstract

ABSTRAK Resiko Perilaku Kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan terjadi karena adanya hasil akumulasi frustasi yang berulang dan dikarenakan keinginan individu yang tidak tercapai atau bahkan gagal, sehingga individu berperilaku agresif (Suerni & Livana, 2019). Menurut data dari Departemen kesehatan RI (2018), jumlah penderita skizofrenia tahun 2017 yang melakukan perilaku kekerasan adalah sebanyak 80% dari 2,5 juta jiwa penderita skizofrenia. Menganalisis asuhan keperawatan melalui intervensi terapi pukul bantal pada Nn. A dan Nn. D dengan diagnosa medis Resiko Perilaku Kekerasan di Pandeglang Banten. Tindakan keperawatan pada Nn. A pada tanggal 20-23 Desember 2022, dan pada Nn. D pada tanggal 24 - 27 Desember 2022. Implementasi pada masalah keperawatan utama Resiko Perilaku Kekerasan yaitu dengan terapi pukul bantal untuk mendemonstrasikan perasaannya agar tidak melukai dirinya, keluarga dan lingkungan. Hasil evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari terbukti bahwa terapi pukul bantal dapat mengalihkan dan membuat tenang klien karena sapat meluapkan emosinya melalui terapi pukul bantal tersebut, Nn. A menjadi lebih lega dan menghindari mencelakai dirinya, dan Nn. D menjdi lebih tenang dan ketakutannya berkurang. Setelah dilakukan praktek profesi di Pandeglang Banten dengan melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan diagnosa resiko perilaku kekerasan : Masalah utama pada klien yaitu resiko perilakun kekerasan dengan memberikan terapi pukul bantal sebagai salah satu cara klien mendemonstrasikan perasaannya agar tidak melukai dirinya, keluarga dan lingkungan. Diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan mengenai asuhan keperawatan dan dapat menerapkan terapi pukul bantal sebagai tempat melampiaskan emosi agar tidak merugikan diri sendiri. Kata Kunci: Resiko, Perilaku kekerasan, Terapi Pukul Bantal  ABSTRACT Risk of Violent Behavior is a form of behavior that aims to injure someone physically or psychologically. Violent behavior occurs due to repeated accumulation of frustration and due to individual desires that are not achieved or even fail, so that individuals behave aggressively (Suerni & Livana, 2019). According to data from the Indonesian Ministry of Health (2018), the number of people with schizophrenia in 2017 who committed violent behavior was as much as 80% of the 2.5 million people with schizophrenia. Analyzing nursing care through pillow hitting therapy intervention on Ms. A and Ms. D with a medical diagnosis of Risk for Violent Behavior in Pandeglang, Banten. Nursing action on Ms. A was on December 20-23, 2022, and on Ms. D on December 24 - 27 2022. Implementation of the main nursing problems Risk of Violent Behavior, was by hitting pillow therapy to demonstrate his feelings so as not to hurt himself, his family and the environment. The results of the evaluation of nursing actions carried out for three days proved that pillow hitting therapy can distract and calm clients because they can express their emotions through pillow hitting therapy, Ms. A becomes more relieved and avoids harming himself, and Ms. D became calmer and less afraid. After professional practice at Pandeglang Banten by carrying out nursing actions on clients with a risk diagnosis of violent behavior: The main problem for clients is the risk of violent behavior by giving pillow hitting therapy as a way for clients to demonstrate their feelings so as not to injure themselves, their families and the environment. It is hoped that it can develop knowledge about nursing care and can apply pillow hitting therapy as a place to vent emotions so as not to harm oneself. Keywords: Risks, Violent Behavior, Applications, Therapy Pillow Hitting
Analisis Asuhan Keperawatan melalui Intervensi Terapi Kognitif Prilaku dengan Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah pada Nn. A dan Nn. N di Desa Citayam Bogor Nur Fajariyah; Daebi Tiara
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 5 (2023): Volume 6 No 5 Mei 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i5.8974

Abstract

ABSTRAK Harga diri rendah merupakan perasaan over negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, merasa gagal dan tidak mampu untuk mencapai keinginan sesuai ideal diri. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan melalui intervensi terapi kognitif prilaku pada Nn. A dan Nn. N dengan diagnosa keperawatan harga diri rendah di desa citayam bogor. Tindakan keperawatan pada Nn. A pada tanggal 25-29 Desember 2022, dan pada Nn. N pada tanggal 27 - 02 Januari 2023. Implementasi pada masalah keperawatan utama harga diri rendah situasional yaitu dengan terapi kognitif prilaku untuk membantu pasien tetap fokus pada perasaan positif yang akan menumbuhkan pola pikir dan keyakinan yang posistif. Hasil dari pengabdian masyarakat inia dalah yang dilakukan selama lima hari terbukti bahwa terapi kognitif prilaku mampu meningkatkan masalah keperawatan harga diri rendah situasional dan membantu pasien menumbuhkan pola pikir dan keyakinan yang positif, Nn. A dan Nn. N mengatakan merasa perasaan serta fikirannya membaik dan bisa melawan fikiran negatif yang ada dipikirannya, menerima segala kekurangan dan kelebihan dirinya, dan menganggap segala sesuatu yang telah terjadi dikehidupannya adalah suatu pembelajaran. Setelah dilakukan praktek profesi di desa citayam bogor dengan melakukan Tindakan keperawatan pada klien dengan diagnosa utama harga diri rendah : Masalah utama pada klien yaitu harga diri rendah situasional dengan memberikan terapi kognitif prilaku sebagai salah satu cara untuk membantu pasien tetap fokus pada perasaan positif yang akan menumbuhkan pola pikir dan keyakinan yang posistif. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan serta mampu meningkatkan pengetahuan tentang perawatan apabila ada anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan jiwa dengan masalah harga diri rendah. Kata Kunci: Harga Diri Rendah, Penerapan, Terapi, Kognitif, Prilaku.  ABSTRACT Low self-esteem is a feeling of being overly negative about yourself, loss of self-confidence, feeling like a failure and being unable to achieve what you want according to your ideal self. This community service aims to analyze nursing care through cognitive behavioral therapy interventions for Ms. A and Ms. N with a nursing diagnosis of low self-esteem in Citayam village, Bogor. Nursing action on Ms. A on December 25-29, 2022, and on Ms. N on January 27 - 2 2023. Implementation of the main nursing problem of situational low self-esteem, namely with cognitive behavioral therapy to help patients stay focused on positive feelings which will foster positive mindsets and beliefs.The results of this community service which was carried out for five days proved that cognitive behavioral therapy is able to improve nursing problems of situational low self-esteem and help patients cultivate positive mindsets and beliefs, Ms. A and Ms. N said that he felt his feelings and thoughts improved and was able to fight the negative thoughts that were in his mind, accepted all his weaknesses and strengths, and considered everything that had happened in his life as a lesson. After professional practice in Citayam village, Bogor by carrying out nursing actions on clients with the main diagnosis of low self-esteem: The main problem with clients is situational low self-esteem by providing behavioral cognitive therapy as a way to help patients stay focused on positive feelings that will foster positive mindset and beliefs. It is hoped that this can be used as input and is able to increase knowledge about treatment if there are family members who have mental health problems with low self-esteem problems. Keywords: Low Self-Esteem, Application, Therapy, Cognitive, Behavior.
Efektivitas Terapi Musik K-Pop Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Sebelum Pertunjukan Pada Dancer Remaja di Yapemri Depok Nur Fajariyah; Ladies Tri Utami
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 3 (2024): Volume 6 Nomor 3 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i3.11129

Abstract

ABSTRACT Music therapy has the effect of sedation, stimulates the limbic system, which is the system that manages emotions. Anxiety in adolescents arises due to many reasons, such as the fear of failing in doing something, for example when you want to do a dance performance, which can cause excessive worry about failing, things like that can interfere with concentration and will also cause anxiety. Dancers who experience anxiety can affect their appearance before the show, and anxiety can be controlled by relaxing with therapy, one of which is music therapy. To determine the relationship between the effectiveness of K-POP music therapy and the decrease in the anxiety level of young dancers at YAPEMRI Depot. The methodology used in this study is a Quasi-Experimental method, by carrying out complementary therapy, namely music therapy, which is carried out for 15 minutes, and is also carried out regularly for 6 days. From the results of the study it was found that there was effectiveness of K-POP music therapy on reducing anxiety levels before competing in young dancers at YAPEMRI Depot with a value of p=0.000 or p<0.05. This study proved the effectiveness of K-POP music therapy in reducing anxiety levels. Keywords: Music Therapy, Anxiety, Adolescents, Dancer.  ABSTRAK Terapi musik memiliki efek yaitu sedasi, merangsang sistem limbik yang dimana sistem ini merupakan yang mengelola emosi. Kecemasan pada remaja timbul akibat banyaknya sebab, seperti takutnya mengalami kegagalan dalam melakukan suatu hal, contohnya saat ingin melakukan pertunjukan tari, yang dapat menimbulkan rasa khawatir yang berlebihan akan mengalami kegagalan, hal seperti itu dapat menggangu konsenterasi dan juga akan menyebakan terjadinya kecemasan. Dancer yang mengalami kecemasan dapat mempengaruhi penampilan sebelum pertunjukan, dan kecemasan dapat dikontrol dengan melakukan relaksasi menggunakan terapi, salah satunya yaitu terapi musik. Mengetahui hubungan efektivitas terapi musik K-POP terhadap penurunan tingkat kecemasan dancer remaja di YAPEMRI Depok. Metodelogi yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode Quasi Eksperimental, dengan melakukan terapi komplementer yaitu terapi musik, yang dilakukan selama 15 menit, dan juga dilakukan secara rutin selama 6 hari.  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa adanya efektivitas terapi musik K-POP terhadap penurunan tingkat kecemasan sebelum bertanding pada dancer remaja di YAPEMRI Depok dengan nilai p=0,000 atau p<0,05. Dalam penelitian ini terbukti adanya efektivitas terapi musik K-POP terhadap penurunan tingkat kecemasan Kata Kunci: Terapi Musik, Kecemasan, Remaja, Penari.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VII UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2021 Nur Salmawati; Andi Mayasari Usman; Nur Fajariyah
Jurnal Penelitian Keperawatan Kontemporer Vol 2 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Keperawatan dan Ners IKBIS Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59894/jpkk.v2i1.299

Abstract

Latar Belakang: Siklus menstruasi idealnya teratur setiap bulan dengan rentang waktu 21-35 hari setiap periode menstruasi. Banyak faktor yang dapat mempengruhi siklus menstruasi salah satunya stres dan aktivitas fisik. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan siklus menstruasi pada mahasiswi keperawatan semester VII Universitas Nasional Jakarta. Metode: penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 99 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik Pearson dengan signifikansi α = <0,05. Penelitian ini dilakukan di Universitas Nasional Jakarta dengan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42), International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), dan Siklus menstruasi. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square maka penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dan aktivitas fisik dengan siklus menstruasi dengan p-value <0,05. Kesimpulan: Tingkat stres yang semakin tinggi akan meningkatkan stressor fisik dan psikis yang dapat memperberat gangguan siklus menstruasi, demikian juga dengan aktivitas fisik yang semakin berat maka gangguan siklus menstruasi juga meningkat.