Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UKURAN LAYAK TANGKAP IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN KENDARI, SULAWESI TENGGARA Heri Widiyastuti; Herlisman Herlisman; Andina Ramadhani Putri Pane
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 11 No. 1 (2020): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmf.v11i1.28167

Abstract

The small pelagic resources in the waters of Kendari (FMA 714) that are dominant are mackerel scad (Decapterus macarellus) and Indian mackerel (Rastrelliger kanagurta). Fishing in these waters uses a mini purse seine, with the production of 2 species of fish has reached 38.2% of the total allowed catch FMA 714. Because of intensive use, management needed to preserve resources. The purpose of this study is to determine the decent size based on a comparison of length of the first capture (Lc) and the length of first mature (Lm), and prediction of spawning season. Data collection was conducted by researchers and assisted by enumerators monthly. The results showed that the size of the mackerel scad in between 17.5 - 30.5 cm FL (n = 3207 tails). The size of the Indian mackerel found between 18.5 - 26.5 cm FL (n = 2556). The length at first captured of both species was larger than the size at first matured (Lm> Lc) so that the decent size is 23 cm FL for mackerel scad and 22 cm FL for Indian mackerel. The prediction of the spawning season in May-August can be the basis for closing the area during the spawning season. Keywords: : mackerel scad, Indian mackerel, mini purse seine, decent size, FMA 714
STRUKTUR UKURAN DAN PARAMETER POPULASI HIU MONYET (Alopias superciliosus Lowe, 1839) DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA Umi Chodrijah; Prihatiningsih Prihatiningsih; Anthony Sisco Panggabean; Herlisman Herlisman
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.37 KB) | DOI: 10.15578/jppi.26.1.2020.21-28

Abstract

Alopias superciliosus atau Bigeye Thresher Shark atau hiu monyet  merupakan spesies yang bermigrasi sangat tinggi, bersifat oseanik dan hampir selalu ditemukan di laut tropis dan beriklim sedang.  Spesies ini memiliki fekunditas yang rendah dan tingkat kenaikan populasi yang sangat rendah dibandingkan dengan hiu “Thresher” lainnya.  Spesies ini sangat rentan terhadap eksploitasi penangkapan  baik sebagai target maupun hasil tangkapan sampingan.  Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai November 2016 di tempat pendaratan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan struktur ukuran dan parameter populasi sebagai landasan untuk mengetahui status stok pada tingkat pemanfaatan terkini. Metode penelitian yang digunakan melalui pengamatan dan  pengumpulan data oleh enumerator.  Hiu  monyet sebanyak 1437 individu  merupakan hasil tangkapan pancing rawai yang tertangkap di Samudera Hindia Selatan Jawa.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur ukuran hiu monyet (Alopias superciliosus) di perairan Samudera Hindia Selatan Jawa yang didaratkan di Cilacap berkisar antara 50-240 cm FL dengan modus berkisar antara ukuran 150 cmFL.  Hubungan panjang berat hiu monyet jantan menunjukkan pertumbuhan bersifat isometrik (b=3) sedangkan hiu monyet betina bersifat allometrik positif (b>3).  Perbandingan jenis kelamin hiu monyet jantan dan betina mendekati seimbang (0,97 : 1). Persamaan kurva pertumbuhan Von Bertalanffy untuk hiu monyet sebagai ????(????) = 270(1−????^(−0,2(????+0,01665)). Parameter mortalitas untuk hiu monyet, meliputi laju kematian total (Z), laju kematian alamiah (M) dan laju kematian karena penangkapan (F), masing-masing sebesar 0,85/tahun, 0,35/tahun dan 0,50/tahun. Laju eksploitasi (E) hiu monyet sebesar 0,59/tahun. Dengan demikian tingkat pemanfaatan hiu monyet sudah pada tingkat over fishing.
KELIMPAHAN, KOMPOSISI DAN SEBARAN LARVA IKAN DI LAUT SERAM, LAUT MALUKU DAN TELUK TOMINI (WPP 715) Karsono Wagiyo; Asep Priatna; Herlisman Herlisman
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.333 KB) | DOI: 10.15578/bawal.11.1.2019.1-17

Abstract

Laut Seram, Laut Maluku dan Teluk Tomini secara ekologis berfungsi sebagai daerah pemijahan, asuhan dan tangkapan berbagai jenis sumberdaya perikanan. Mempelajari larva di wilayah ini sangat berguna untuk penerapan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan yang lestari. Tujuan dalam studi larva ini adalah menganalisis kelimpahan, komposisi dan sebaran larva ikan ekonomis penting. Perolehan data dilakukan secara survai eksplorasi dengan sampling menggunakan bongo net dan wahana KR Baruna Jaya VII pada stasiun-stasiun, yang ditentukan secara “Systematic Cluster random sampling”. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan telur dan larva rata-rata di Laut Seram 4.041 ind/103 m3, di Teluk Tomini 1.978 ind/103 m3 dan di Laut Maluku 861 ind./103 m3. Pada Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715 didapatkan 119 familia ikan. Komposisi larvae ikan ekonomis di Laut Seram adalah Carangidae 19 %, Scombridae 8 %, Labridae 8 %, Serranidae dan Lutjanidae 4 %, di Laut Maluku Carangidae 17 %, Labridae12 % , Mullidae7 %, Clupeidae 6 %, Scombridae dan Lutjanidae 4 %, di Teluk Tomini Labridae 16 %, Carangidae 12 %, Scombridae 5 %, Serranidae dan Clupeidae 4 % dan kontributor lainnya larva ikan kurang ekonomis. Larva ikan ekonomis di WPP 715 yang mempunyai sebaran habitat luas adalah Carangidae, Labridae, Scombridae, Clupeidae, Lutjanidae dan Serranidae, secara berurutan masing-masing dengan nilai konsistensi habitat 91,89 %, 89,19 %, 78,33 %, 70,27 %, 62,16 % dan 54,05 %. Larva ikan kurang ekonomis dengan penyebaran luas adalah Platycephalidae dan Creedidae dengan nilai konsistensi habitat 62,16 % dan 59,46 %. Di WPP 715 Carangidae merupakan larva ikan yang dominan dan mempunyai sebaran terluas/konsisten). Perairan WPP 715 merupakan daerah pemijahan berbagai jenis ikan. Seram sea, Mollucas sea and Tomini bay have fisiohidrographic function as spawning area, nursery area and fishing ground of various fish. Studying the larvae in this region is very useful for the implementation of the management and sustainable use. Interest in the study are the larvae; abundance, composition and distribution of economically important fish larvae. Acquisition of data exploration survey conducted by sampling using Bongo net and KR Baruna Jaya VII rides on the stations, which determined by “Cluster stratified random sampling”. The result showed the average abundance of eggs and larvae are 4.041 ind/103 m3 in Seram Sea, 1.978 ind/103m3 in the Tomini Bay and 861 ind./103 m3 in Mollucas Sea. In the Fishery Management Area (FMA) 715 have 119 familia of fish larvae. The Composition of economically fish larvae, in the Seram Sea include 19 % Carangidae, 8 % Scombridae, 8 % Labridae, 4 % Serranidae and 4 % Lutjanidae. Mollucas sea covers 17 % Carangidae, 12 % Labridae, 7 % Mullidae, 6 % Clupeidae, 4 % Scombridae and 4 % Lutjanidae. Tomini bay include 16 % Labridae, 12 % Carangidae, 5 % Scombridae, 4 % Serranidae and 4 % Clupeidae and others less economically fish larva. Economical fish larvae in FMA 715 which have broad habitat distribution are Carangidae, Labridae, Scombridae, Clupeidae, Lutjanidae and Serranidae, respectively with values of habitat consistency of 91.89%, 89.19%, 78.33%, 70, 27%, 62.16% and 54.05%. Fish larvae are less economical with wide spread are Platycephalidae and Creedidae with habitat consistency values of 62.16% and 59.46%.. In FMA 715 Carangidae is the dominant fish larva and has the widest / most consistent distribution. The waters of FMA 715 are spawning areas of various types of fish.