Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRUKTUR UKURAN DAN PARAMETER POPULASI HIU MONYET (Alopias superciliosus Lowe, 1839) DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA Umi Chodrijah; Prihatiningsih Prihatiningsih; Anthony Sisco Panggabean; Herlisman Herlisman
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.37 KB) | DOI: 10.15578/jppi.26.1.2020.21-28

Abstract

Alopias superciliosus atau Bigeye Thresher Shark atau hiu monyet  merupakan spesies yang bermigrasi sangat tinggi, bersifat oseanik dan hampir selalu ditemukan di laut tropis dan beriklim sedang.  Spesies ini memiliki fekunditas yang rendah dan tingkat kenaikan populasi yang sangat rendah dibandingkan dengan hiu “Thresher” lainnya.  Spesies ini sangat rentan terhadap eksploitasi penangkapan  baik sebagai target maupun hasil tangkapan sampingan.  Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai November 2016 di tempat pendaratan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan struktur ukuran dan parameter populasi sebagai landasan untuk mengetahui status stok pada tingkat pemanfaatan terkini. Metode penelitian yang digunakan melalui pengamatan dan  pengumpulan data oleh enumerator.  Hiu  monyet sebanyak 1437 individu  merupakan hasil tangkapan pancing rawai yang tertangkap di Samudera Hindia Selatan Jawa.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur ukuran hiu monyet (Alopias superciliosus) di perairan Samudera Hindia Selatan Jawa yang didaratkan di Cilacap berkisar antara 50-240 cm FL dengan modus berkisar antara ukuran 150 cmFL.  Hubungan panjang berat hiu monyet jantan menunjukkan pertumbuhan bersifat isometrik (b=3) sedangkan hiu monyet betina bersifat allometrik positif (b>3).  Perbandingan jenis kelamin hiu monyet jantan dan betina mendekati seimbang (0,97 : 1). Persamaan kurva pertumbuhan Von Bertalanffy untuk hiu monyet sebagai ????(????) = 270(1−????^(−0,2(????+0,01665)). Parameter mortalitas untuk hiu monyet, meliputi laju kematian total (Z), laju kematian alamiah (M) dan laju kematian karena penangkapan (F), masing-masing sebesar 0,85/tahun, 0,35/tahun dan 0,50/tahun. Laju eksploitasi (E) hiu monyet sebesar 0,59/tahun. Dengan demikian tingkat pemanfaatan hiu monyet sudah pada tingkat over fishing.
DUGAAN MUSIM PEMIJAHAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN SAMUDRA HINDIA SELATAN JAWA DAN NUSA TENGGARA Yoke Hany Restiangsih; Anthony Sisco Panggabean; Erfind Nurdin
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 12, No 1 (2020): (April) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.12.1.2020.1-10

Abstract

Sumberdaya ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan ikan ekonomis penting dan utama di Indonesia. Tingginya tingkat pemanfaatan ikan cakalang di Samudra Hindia menjadi hal yang sangat rawan dan perlu kehati-hatian dalam pengelolaannya. Tersedianya data dan informasi tentang musim pemijahan merupakan bagian dari pengetahuan yang diperlukan untuk mengetahui status sumberdaya bagi upaya pengelolaannya. Penelitian ikan cakalang dilakukan berdasarkan pengambilan contoh biologi dibeberapa tempat pendaratan ikan (Palabuhan Ratu, Prigi dan Labuhan Lombok). Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Nopember 2016. Pendugaan musim pemijahan menggunakan pendekatan indeks kematangan gonad (IKG) bulanan. Distribusi ukuran ikan yang tertangkap dengan menggunakan pancing tonda berkisar antara 24 – 66 cm. Ukuran rata-rata pertama kali tertangkap (Lc) pada panjang 41,6 cm, ukuran pertama kali matang gonad (Lm) 42,5 cm. Berdasarkan fluktuasi IKG musim pemijahan ikan diduga berlangsung pada bulan April dan Nopember.Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) are most important and economically fish in Indonesia. The highest exploitation skipjack in the Indian Ocean is very vulnerable are requires caution in its management. The availability of data and information about the spawning season is a part of the knowledge needed to determine the status of resources for management efforts. This research was carried out based on biological sampling at several fish landing sites (Palabuhanratu, Prigi, and Labuhan Lombok). This research was conducted from January until to November 2016. Estimating of the spawning season was used a monthly Gonado Somatic Index (GSI) approach. The range of size distribution from of fish caught using troll line were 24 until 66 cm. The average size of first caught (L50%) at a length was 41.6 cm, the size of the length of first maturity (Lm) was 42,5 cm. Based on the GSI fluctuation, spawning season was done in April and November.