Witjaksono, Arief
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung, Indonesia

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Tingkat Pengetahuan Guru Sekolah Dasar Negeri Tentang Gangguan Penglihatan Akibat Kelainan Refraksi Di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Arief Witjaksono
Sehat MasadaJurnal Vol 11 No 1 (2017): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepuluh persendari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) di Indonesia mengalami kelainan refraksi. Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi pada anak dapat mengakibatkan low vision, bahkan sampai terjadi kebutaan. Kesehatan anak selain menjadi tanggung jawab orang tua merupakan bagian dari tanggung jawab guru sekolah dasar negeri ketika anak beraktivitas di sekolah. Oleh karena itu guru sekolah dasar dituntut untuk memiliki kemampuan preventif, deteksi dini mengenai kelainan refraksi dan pencarian bantuan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan guru sekolah dasar negeri tentang gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan survey cross sectional (potonglintang) dimana pengukuran dilakukan pada saat yang sama dan sifatnya hanya sesaat. Objek penelitian ini adalah guru sekolah dasar negeri di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, dengan populasi 47 Orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada guru sekolah dasar negeri yang ada di Desa Langensari. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar negeri di Desa Langensari rata-rata sebesar 72% mayoritas “Tahu”, “Paham” dan “Pernah” bersikap memberitahukan kepada orangtua untuk menyarankan periksa mata ke Ahli Refraksi Mata atau Optik, Rumah Sakit atau Dokter Spesialis Mata dan memberitahukan pihak sekolah untuk mengadakan pemeriksaan refraksi mata di Sekolah ketika ada siswa-siswi yang mengalami gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi. Perlu adanya edukasi yang lebih baik kepada guru-guru sekolah dasar negeri di Desa Langensari mengenai gejala dan tanda serta penyebab gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi.
Gambaran Intensitas Pencahayaan Dan Kelelahan Mata Pada Siswa SDN Pagadean Subang Arief Witjaksono; Winda Kurniasari
Sehat MasadaJurnal Vol 12 No 1 (2018): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v12i1.58

Abstract

Pemakaian fasilitas kerja yang tidak ergonomis akan menyebabkan perasaan tidak nyaman, konsentrasi menurun, mengantuk dan lain sebagainya, hal ini dapat terjadi pada siswa sekolah dasar dalam kualitas penerangan ruang kelas. Adapun bila kondisi tersebut berlangsung lama dan secara terus menerus selama masa sekolah akibat yang di timbulkan akan lebih jauh dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran intensitas pencahayaan dan kelelahan mata pada siswa SDN Pagadean Subang. Jenis penelitian ini observasional yang bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian deskriptif di maksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai intensitas pencahayaan dan kelelahan mata. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas I dan V di SDN Pagadean Subang yang berjumlah 64 orang dan semua dijadikan sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukan intensitas pencahayaan ruang kelas 1 dan ruang kelas V dibawah standar SNI dan terdapat 9 siswa (14.1%) mengalami kelelahan mata. Penyelenggara pendidikan diharapkan untuk meningkatkan intensitas pencahayaan didalam ruang kelas I dan V agar sesuai dengan standar intensitas pencahayaan menurut SNI 03-6197-2000 tahun 2011 sebesar 300 lux.
Perbandingan Penentuan Best Visus Sphere (Bvs) dengan Menggunakan Metode Fof Un Fog dan Duochrome Arief Witjaksono; Nelly Riani
Sehat MasadaJurnal Vol 12 No 2 (2018): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v12i2.60

Abstract

Dalam penentuan Best Visus Sphere (BVS) mempunyai beberapa metode, tetapi yang lebih sering digunakan di STIKes Dharma Husada Bandung adalah metode Refinement sphere, sedangkan menurut dua pendapat berbeda yang menyatakan penentuan Best Visus Sphere (BVS) dengan menggunkan metode duochrome dan fog unfog lebih teliti dibandingkan metode yang lainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektifitas dan efesiensi antara metode fog unfog dan duochrome. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif. Sampel dalam penelitian ini adalah 52 orang mahasiswa DIII refraksi optisi dengan pasien sebanyak 26 orang, instrument yang digunakan adalah lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan metode duochrome lebih efektif dibandingkan metode fog unfog selain itu metode duochrome memiliki efisiensi 100% dibandingkan metode fog unfog. Dengan demikian, diharapkan ahli Refraksi Optisi dapat menggunakan metode duochrome dalam menentukan Best Visus Sphere (BVS) agar hasilnya lebih efektif dan efisien.
Identifikasi Kandungan Deposit Lensa Kontak Pasca Pemakaian Lilis Hadiyati; Arief Witjaksono; Putri Gita Aprilia
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v14i1.126

Abstract

Contact lenses are visual aids that provide comfort for activities and are aesthetically better, but inappropriate use or care of it can cause mild to severe complications. Poor hygiene and compliance in the use and care of contact lenses can be a risk factor for inflammation in the eye, this is because within a few minutes contact lenses become quickly coated with various tear film components in the form of proteins, lipids, and mucus. This component is called a deposit. The purpose of this study was to identify the deposit content found in post-use contact lenses. This research is a descriptive study with cross sectional approach, in which a sample of 5 people were asked to use contact lenses within 8 hours every day for 2 consecutive weeks. The results showed a deposit on contact lenses in the form is protein, lipid, calcium, and makeup contamination in each sample. This is likely due to exposure to dust, the environment and poor hygine of contact lens users, including in terms of how to care. Thus we need simpler educational methods and contact lens care procedures to improve the compliance of contact lens users in maintaining care.
Perbandingan Kualitas Air Mata Antara Pengguna Dan Non Pengguna Lensa Kontak Arief Witjaksono; Ranie Khairunnisa
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v14i2.146

Abstract

The use of contact lenses can cause dry eyes, it is caused by mechanical irritation of the meibomian gland. The meibomian gland produces a layer of fat which functions to inhibit evaporation of the tear layer. Disruption of the function of the meibomian gland causes the tear layer to evaporate quickly. Contact lenses also reduce the sensitivity of the eye surface so that the tear layer production reflex decreases. Increased evaporation accompanied by a decrease in tear production causes most contact lens users to experience dry eyes. The purpose of this study is to find out the difference in the quality of tears between users and non-contact lens users. Case control design with observational techniques has been conducted. This study used a schirmer test and observational sheet. The results of the study showed that of the 20 active contact lens users 14 (70.0%) had dry eyes and 3 (15.0%) of 20 non-contact lens users had dry eyes. Statistically Independent T-Test r = 0.00 <0.005 there is a difference between the quantity of tears of users and non contact lens users. It is recommended to pay attention to the use of contact lenses for long usage, usage period and lubricant on contact lenses so as not to cause complications in the use of contact lenses and dry eyes.
Perbandingan Hasil Uji Schirmer Test I Sebelum dan Sesudah 2 jam Menggunakan Komputer pada Mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia Arief Witjaksono; Anisa Carolina
Sehat MasadaJurnal Vol 15 No 1 (2021): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v15i1.161

Abstract

A decrease in the number of flashing reflexes plays a role in the low production of tears and temporarily stresses the cornea and results in dry eyes. To reduce the possibility of dry eyes when using a computer, it is recommended to blink more often to maintain ocular surface moisture. Imperfect flashing reflexes are also found in computer users which also have an impact on tear stability. The purpose of this study was to determine the differences in the results of the Schirmer test I test before and after 2 hours of computer use. This type of research with Pre and Post before and after 2 hours using a computer cross-sectional method with the research method using purposive sampling with the Wilcoxon Test calculation method. This study used the Schirmer Test and Observational Sheet. The results showed that 23 people (76.7%) after 2 hours using computers were categorized as experiencing Non Dry Eye, then as many as 3 people (10.0%) were categorized as having mild dry eye and 7 people (13.3%) categorized as moderate dry eye from the number of samples 30 people. There are differences before and after using a computer (p = 0.03). It is recommended that you do not use the computer at rest time to rest your eyes, adjust the brightness of the computer, and adjust the visibility to the screen.
Gambaran Durasi Bermain Video Game Dan Tajam Penglihatan Pada Anak Usia Sekolah Di Warnet Go Net Arief Witjaksono; Dea Purnama Sari
Sehat MasadaJurnal Vol 15 No 2 (2021): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v15i2.221

Abstract

Bermain video game dapat memicu terjadinya penurunan tajam penglihatan pada anak-anak maupun orang dewasa baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan aktivitas melihat dekat semakin meningkat. Durasi yang dianjurkan tidak melebihi 2 jam setiap harinya. Bila terlalu lama mata terpapar layar monitor akan menyebabkan kelainan refraksi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Ketajaman Penglihatan dan Durasi Bermain Video Game Pada Anak Usia Sekolah di warnet Go Net. Jenis penelitian ini mendeskipsikan secara kuantitatif dari hasil pemeriksaan tajam penglihatan dan durasi bermain video game pada anak usia sekolah. Populasi pada penelitian ini adalah anak-anak usia sekolah yang bermain game dengan metode acidental sampling selama dua minggu dan didapatkan sampel sebanyak 45 orang. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa tajam penglihatan yang tidak normal terbanyak pada kategori lama dalam durasi bermain game sebanyak 16 orang (72.7%) untuk mata kanan dan sebanyak 15 orang (68.2%) dan tajam penglihatan normal terbanyak pada kategori tidak lama sebanyak 19 orang (82.6%) untuk mata kanan dan mata kiri.Disarankan untuk anak agar mengurangi durasi bermain game untuk menjaga kesehatan mata terutama tajam penglihatan mata.
Perbandingan Efektifitas Pemeriksaan Keseimbangan Binokuler Menggunakan Metode Alternate Occlusion dan Disosiasi Prisma Duochrome pada Mahasiswa di STIKes Dharma Husada Bandung Arief Witjaksono; Marwah Ningyu
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 1 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i1.273

Abstract

Karena pemeriksaan monokuler tidak mencapai koreksi maksimal maka dilakukan pemeriksaan keseimbangan binokuler setelah kedua mata terkoreksi, menggunakan metode Alternate occlusion dan Disosiasi prisma duochrome untuk menyeimbangkan respon akomodasi pada kedua mata dengan tujuan dari keseimbangan binokuler bukan untuk menyamakan tajam pengelihatan antar kedua mata melainkan daya akomodasi dari kedua mata. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektivitas tehnik pemeriksaan keseimbangan binokuler menggunakan metode alternate occlusion dan disosiasi prisma duochrome. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan instrumen lembar obsevasi berupa data hasil pemeriksaan kesimbangan binokuler dengan sampel 14 orang.Bahwa tehnik pemeriksaan keseimbangan binokuler yang lebih efisien adalah tehnik disosiasi prisma duochrome karena pada saat penelitian didapatkan hasil waktu rata-rata 73,46 detik yang lebih cepat di banding hasil waktu rata-rata 88.69 detik dengan tehnik alternate occlusion.
Hubungan Derajat Kelainan Hipermetropia dengan Kinerja Akademik Menggunakan Metode Simulasi pada Siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung Arief Witjaksono; Dinda Siti Parida
Sehat MasadaJurnal Vol 13 No 2 (2019): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelainan pada penglihatan akan menjadi suatu hambatan bagi seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan mewujudkan cita-citanya. Diantara kelainan-kelainan pada mata, hipermetropia merupakan kelainan refraksi terbanyak urutan ke-2 setelah kelainan refraksi myopia (rabun jauh) yang datang berobat ke poli klinik mata. Pada anak-anak yang memiliki kelainan refraksi di temukan 25% mereka tidak mampu menunjukan performa yang maksimal dalam bidang akademik di bandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami kelainan refraksi. Tujun dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari Hubungan Derajat Kelainan Hipermetropia dengan Kinerja Akademik Menggunakan Metode Simulasi pada siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftif analitik dengan sampel sebanyak 30 siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan Derajat Kelainan Hipermetropia dengan Kinerja Akademik (membaca, menulis dan menggambar) Menggunakan Metode Simulasi dengan nilai ρ = 0.000< 0,05. Hipermetropia berat yang dinyatakan tidak bisa dalam kinerja akademik sebanyak 28 responden (93,3%).
Hubungan Pengetahuan Pengguna Lensa Kontak dengan Kejadian Dry Eyes Hanna Nurul Husna; Riza Ahmad Ibrahim; Arief Witjaksono
Jurnal Kesehatan Holistic Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Holistic Volume 5/Nomor 2/Juli 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.242 KB) | DOI: 10.33377/jkh.v5i2.101

Abstract

Contact lenses are used for therapeutic and cosmetic purposes. One of the eyes complications that often occur from contact lens users’ is dry eyes. The aim of this study was to determined relationship between knowledge and dry eyes in contact lens users. The quantitative research method was used in this study. The data was analyzed descriptively and the hypothesis testing was tested using the chi-square test. 46 students were involved in this study, using questionnaire and the Schimer test to collect the data. The result showed that knowledge level of wearing contact lens was categorized as good; knowledge level of the length of contact lens wearing was categorized as good; and knowledge level of contact lens storage was categorized as good. The contact lens users; complaint that often report was felt like a foreign thing enter into the eyes (41.3%). With an objective assessment using Schimer test, there were seven right eyes (15.25) and six left eyes (13 %) had dry eyes. There is no relationship between knowledge of contact lens users and the incidence of dry eyes.