Witjaksono, Arief
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung, Indonesia

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PAPARAN GAWAI TERHADAP ANAK USIA DINI Hana Denisa; Arief Witjaksono; Trisno Subekti
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 2 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i2.366

Abstract

Latar Belakang : Teknologi informasi dan komunikasi semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat serta semakin canggih. Penggunaan gawai pada anak dengan posisi layar gawai dekat dengan mata sering anak lakukan, kebiasaan menatap layar terlalu dekat memiliki andil yang sangat besar terhadap masalah mata pada anak. Orang tua beranggapan bahwa gawai dapat dijadikan media hiburan sebagai pengganti orang tua dalam menemani anak untuk bermain. Tujuan : Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan orangtua terhadap paparan gawai sejak dini. Metodelogi : Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Instrumen penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan membagikan kuesioner kepada 75 responden. Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan orangtua terhadap dampak negatif penggunaa gawai termasuk dalam kategori cukup sebesar 45.3%, untuk tingkat pengetahuan orangtua terhadap dampak positif penggunaan gawai termasuk dalam kategori kurang sebesar 65.3%, untuk tingkat pengetahuan orangtua terhadap penggunaan gawai termasuk dalam kategori cukup sebesar 44%.
Tingkat Pengetahuan Guru Sekolah Dasar Negeri Tentang Gangguan Penglihatan Akibat Kelainan Refraksi Di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Witjaksono, Arief
Sehat MasadaJurnal Vol 11 No 1 (2017): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepuluh persendari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) di Indonesia mengalami kelainan refraksi. Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi pada anak dapat mengakibatkan low vision, bahkan sampai terjadi kebutaan. Kesehatan anak selain menjadi tanggung jawab orang tua merupakan bagian dari tanggung jawab guru sekolah dasar negeri ketika anak beraktivitas di sekolah. Oleh karena itu guru sekolah dasar dituntut untuk memiliki kemampuan preventif, deteksi dini mengenai kelainan refraksi dan pencarian bantuan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan guru sekolah dasar negeri tentang gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan survey cross sectional (potonglintang) dimana pengukuran dilakukan pada saat yang sama dan sifatnya hanya sesaat. Objek penelitian ini adalah guru sekolah dasar negeri di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, dengan populasi 47 Orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada guru sekolah dasar negeri yang ada di Desa Langensari. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar negeri di Desa Langensari rata-rata sebesar 72% mayoritas “Tahu”, “Paham” dan “Pernah” bersikap memberitahukan kepada orangtua untuk menyarankan periksa mata ke Ahli Refraksi Mata atau Optik, Rumah Sakit atau Dokter Spesialis Mata dan memberitahukan pihak sekolah untuk mengadakan pemeriksaan refraksi mata di Sekolah ketika ada siswa-siswi yang mengalami gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi. Perlu adanya edukasi yang lebih baik kepada guru-guru sekolah dasar negeri di Desa Langensari mengenai gejala dan tanda serta penyebab gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi.
Identifikasi Kandungan Deposit Lensa Kontak Pasca Pemakaian Hadiyati, Lilis; Witjaksono, Arief; Gita Aprilia, Putri
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v14i1.126

Abstract

Contact lenses are visual aids that provide comfort for activities and are aesthetically better, but inappropriate use or care of it can cause mild to severe complications. Poor hygiene and compliance in the use and care of contact lenses can be a risk factor for inflammation in the eye, this is because within a few minutes contact lenses become quickly coated with various tear film components in the form of proteins, lipids, and mucus. This component is called a deposit. The purpose of this study was to identify the deposit content found in post-use contact lenses. This research is a descriptive study with cross sectional approach, in which a sample of 5 people were asked to use contact lenses within 8 hours every day for 2 consecutive weeks. The results showed a deposit on contact lenses in the form is protein, lipid, calcium, and makeup contamination in each sample. This is likely due to exposure to dust, the environment and poor hygine of contact lens users, including in terms of how to care. Thus we need simpler educational methods and contact lens care procedures to improve the compliance of contact lens users in maintaining care.
Perbandingan Kualitas Air Mata Antara Pengguna Dan Non Pengguna Lensa Kontak Witjaksono, Arief; Khairunnisa, Ranie
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v14i2.146

Abstract

Penggunaan lensa kontak dapat menyebabkan mata kering, hal itu disebabkan oleh iritasi mekanik terhadap kelenjar meibomian. Kelenjar meibomian menghasilkan lapisan lemak yang berfungsi menghambat penguapan lapisan air mata. Gangguan fungsi kelenjar meibomian menyebabkan lapisan air mata cepat menguap. Lensa kontak juga menurunkan sensitivitas permukaan mata sehingga refleks produksi lapisan air mata menurun. Peningkatan penguapan disertai penurunan produksi lapisan air mata menyebabkan sebagian besar pengguna lensa kontak mengalami mata kering. Tujuan Penelitian ini yaitu Untuk mengetahui Perbedaan Kualitas Air Mata Antara Pengguna Dan Non Pengguna Lensa Kontak. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan desain case control dengan teknik observasional. Penelitian ini menggunakan tes schirmer dan lembar observasional. Hasil penelitian yang di dapat bahwa dari 20 orang pengguna aktif lensa kontak sebanyak 14 (70,0%) orang mengalami mata kering dan dari 20 orang non pengguna lensa kontak sebanyak 3 (15,0%) orang mengalami mata kering. Secara statistik Uji-T Independen r = 0.00 < 0.005 terdapat perbedaan antara kuantitas air mata pengguna dan non pengguna lensa kontak. Disarankan agar memperhatikan penggunaan lensa kontak pada lama pemakaian, masa pemakaian serta lubrikan pada lensa kontak agar tidak menimbulkan komplikasi pemakaian lensa kontak dan mata kering.
Perbandingan Hasil Uji Schirmer Test I Sebelum dan Sesudah 2 jam Menggunakan Komputer pada Mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia Witjaksono, Arief; Carolina, Anisa
Sehat MasadaJurnal Vol 15 No 1 (2021): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v15i1.161

Abstract

A decrease in the number of flashing reflexes plays a role in the low production of tears and temporarily stresses the cornea and results in dry eyes. To reduce the possibility of dry eyes when using a computer, it is recommended to blink more often to maintain ocular surface moisture. Imperfect flashing reflexes are also found in computer users which also have an impact on tear stability. The purpose of this study was to determine the differences in the results of the Schirmer test I test before and after 2 hours of computer use. This type of research with Pre and Post before and after 2 hours using a computer cross-sectional method with the research method using purposive sampling with the Wilcoxon Test calculation method. This study used the Schirmer Test and Observational Sheet. The results showed that 23 people (76.7%) after 2 hours using computers were categorized as experiencing Non Dry Eye, then as many as 3 people (10.0%) were categorized as having mild dry eye and 7 people (13.3%) categorized as moderate dry eye from the number of samples 30 people. There are differences before and after using a computer (p = 0.03). It is recommended that you do not use the computer at rest time to rest your eyes, adjust the brightness of the computer, and adjust the visibility to the screen.
Gambaran Durasi Bermain Video Game Dan Tajam Penglihatan Pada Anak Usia Sekolah Di Warnet Go Net Witjaksono, Arief; Purnama Sari, Dea
Sehat MasadaJurnal Vol 15 No 2 (2021): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v15i2.221

Abstract

Bermain video game dapat memicu terjadinya penurunan tajam penglihatan pada anak-anak maupun orang dewasa baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan aktivitas melihat dekat semakin meningkat. Durasi yang dianjurkan tidak melebihi 2 jam setiap harinya. Bila terlalu lama mata terpapar layar monitor akan menyebabkan kelainan refraksi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Ketajaman Penglihatan dan Durasi Bermain Video Game Pada Anak Usia Sekolah di warnet Go Net. Jenis penelitian ini mendeskipsikan secara kuantitatif dari hasil pemeriksaan tajam penglihatan dan durasi bermain video game pada anak usia sekolah. Populasi pada penelitian ini adalah anak-anak usia sekolah yang bermain game dengan metode acidental sampling selama dua minggu dan didapatkan sampel sebanyak 45 orang. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa tajam penglihatan yang tidak normal terbanyak pada kategori lama dalam durasi bermain game sebanyak 16 orang (72.7%) untuk mata kanan dan sebanyak 15 orang (68.2%) dan tajam penglihatan normal terbanyak pada kategori tidak lama sebanyak 19 orang (82.6%) untuk mata kanan dan mata kiri.Disarankan untuk anak agar mengurangi durasi bermain game untuk menjaga kesehatan mata terutama tajam penglihatan mata.
Perbandingan Efektifitas Pemeriksaan Keseimbangan Binokuler Menggunakan Metode Alternate Occlusion dan Disosiasi Prisma Duochrome pada Mahasiswa di STIKes Dharma Husada Bandung Witjaksono, Arief; Ningyu, Marwah
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 1 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i1.273

Abstract

Karena pemeriksaan monokuler tidak mencapai koreksi maksimal maka dilakukan pemeriksaan keseimbangan binokuler setelah kedua mata terkoreksi, menggunakan metode Alternate occlusion dan Disosiasi prisma duochrome untuk menyeimbangkan respon akomodasi pada kedua mata dengan tujuan dari keseimbangan binokuler bukan untuk menyamakan tajam pengelihatan antar kedua mata melainkan daya akomodasi dari kedua mata. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektivitas tehnik pemeriksaan keseimbangan binokuler menggunakan metode alternate occlusion dan disosiasi prisma duochrome. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan instrumen lembar obsevasi berupa data hasil pemeriksaan kesimbangan binokuler dengan sampel 14 orang.Bahwa tehnik pemeriksaan keseimbangan binokuler yang lebih efisien adalah tehnik disosiasi prisma duochrome karena pada saat penelitian didapatkan hasil waktu rata-rata 73,46 detik yang lebih cepat di banding hasil waktu rata-rata 88.69 detik dengan tehnik alternate occlusion.
Hubungan Derajat Kelainan Hipermetropia dengan Kinerja Akademik Menggunakan Metode Simulasi pada Siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung Witjaksono, Arief; Siti Parida, Dinda
Sehat MasadaJurnal Vol 13 No 2 (2019): Jurnal Sehat Masada
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelainan pada penglihatan akan menjadi suatu hambatan bagi seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan mewujudkan cita-citanya. Diantara kelainan-kelainan pada mata, hipermetropia merupakan kelainan refraksi terbanyak urutan ke-2 setelah kelainan refraksi myopia (rabun jauh) yang datang berobat ke poli klinik mata. Pada anak-anak yang memiliki kelainan refraksi di temukan 25% mereka tidak mampu menunjukan performa yang maksimal dalam bidang akademik di bandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami kelainan refraksi. Tujun dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari Hubungan Derajat Kelainan Hipermetropia dengan Kinerja Akademik Menggunakan Metode Simulasi pada siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftif analitik dengan sampel sebanyak 30 siswa Sekolah Dasar Jembar Bandung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan Derajat Kelainan Hipermetropia dengan Kinerja Akademik (membaca, menulis dan menggambar) Menggunakan Metode Simulasi dengan nilai ? = 0.000< 0,05. Hipermetropia berat yang dinyatakan tidak bisa dalam kinerja akademik sebanyak 28 responden (93,3%).
PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PAPARAN GAWAI TERHADAP ANAK USIA DINI Denisa, Hana; Witjaksono, Arief; Subekti, Trisno
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 2 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i2.366

Abstract

Latar Belakang : Teknologi informasi dan komunikasi semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat serta semakin canggih. Penggunaan gawai pada anak dengan posisi layar gawai dekat dengan mata sering anak lakukan, kebiasaan menatap layar terlalu dekat memiliki andil yang sangat besar terhadap masalah mata pada anak. Orang tua beranggapan bahwa gawai dapat dijadikan media hiburan sebagai pengganti orang tua dalam menemani anak untuk bermain. Tujuan : Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan orangtua terhadap paparan gawai sejak dini. Metodelogi : Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Instrumen penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan membagikan kuesioner kepada 75 responden. Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan orangtua terhadap dampak negatif penggunaa gawai termasuk dalam kategori cukup sebesar 45.3%, untuk tingkat pengetahuan orangtua terhadap dampak positif penggunaan gawai termasuk dalam kategori kurang sebesar 65.3%, untuk tingkat pengetahuan orangtua terhadap penggunaan gawai termasuk dalam kategori cukup sebesar 44%.
Edukasi Pengaruh Gadget Terhadap Kesehatan Mata dan Skrining Tajam Penglihatan di SMPN 02 Dawuan Subang Hadiyati, Lilis; Witjaksono, Arief
Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 8, No 2 (2025): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v8i2.8004

Abstract

Gadget merupakan salah satu alat teknologi yang sangat berperan, tidak hanya digunakan oleh dewasa dan remaja, namun juga oleh anak-anak, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Gadget memberi dampak positif jika digunakan dengan bijak. Namun jika digunakan secara terus menerus tanpa mempertimbangkan durasi, jarak, posisi, dan pencahayaan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan khususnya terkait kesehatan mata. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi terkait kesehatan mata, sekaligus juga untuk mengetahui ada tidaknya gangguan refraksi mata pada siswa SMPN 02 Dawuan Subang. Metode yang digunakan adalah dengan pemberian materi, dimana dilakukan pre dan post test untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa sebelum dan setelah diberikan edukasi, serta dilakukan skrining tajam penglihatan dengan pemeriksaan mata subjektif menggunakan trial lens set dan Snellen Chart. Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa SMPN 02 Dawuan Subang, dimana siswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebelumnya sebesar 2,2% meningkat menjadi 84,4%. Sedangkan hasil skrining tajam penglihatan ditemukan 55,6% siswa normal, 42,2% siswa mengalami miopia dan 2,2% siswa mengalami hipermetropia. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa edukasi terkait pengaruh gadget terhadap kesehatan mata memberikan pengaruh positif bagi siswa, dan hasil skrining menunjukkan sebagian besar siswa memiliki tajam penglihatan normal, dan sebagian lainnya mengalami myopia dan hipermetropia.