Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis kontrastif idiom berunsur 'hati' bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia yang bermakna idiomatikal sama liana saputri; Meira Anggia Putri
Omiyage : Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Jepang Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/omg.v2i2.137

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan idiom berunsur ‘hati’ bahasa Jepang yang maknanya sama dengan idiom berunsur ‘hati bahasa Indonesia dilihat dari struktur yang membentuk idiom berunsur ‘hati’ pada kedua bahasa tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode kontrastif dan digunakan deskriptif kualitatif dalam penjelasannya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung idiom berunsur ‘kokoro’ bahasa Jepang dan idiom berunsur ‘hati’ bahasa Indonesia. Sumber data yang diambil adalah kamus online Https://Proverb-encyclopedia.com sebagai sumber data premier www.asahi.com sebagai sumber data sekunder serta kamus Ungkapan Bahasa Indonesia karya J.S Badudu sebagai sumber data idiom bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 70 idiom berunsur ‘hati’ bahasa Jepang dan 75 idiom berunsur ‘hati’ bahasa Indonesia. Idiom berunsur ‘hati’ bahsa Jepang yang maknanya sama dengan idiom berunsur ‘hati’ bahasa Indonesia ditemukan sebanyak 25 data.
GAMBARAN KARAKTERISTIK GARAM BERIODIUM, PENYIMPANAN, TEMPAT MEMBELI GARAM DAN JUMLAH KONSUMSI PADA KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN KALIDERES, JAKARTA BARAT Liana Saputri; Moesijanti Soekatri
GIZI INDONESIA Vol 29, No 1 (2006): Maret 2006
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v29i1.27

Abstract

Iodine Deficiency Disorder is one of Health problem that influences directly to the life expectancy and the quality of Human being as well as delaying the goal of National Development. The survey of iodized salt consumption reported by BPS (Central Statistics Bureau) in 2003 shows that in West Jakarta the number of households who consumed an adequate iodine salt( = 30 ppm) was 66.32%. This figure is highest compared to the other four Districts in Jakarta and this becomes more important to prevent the deficiency of iodine such as cretinism and the swallowed neck. The aim of the study is gain the information related to the usage of salt, storage, place of buying and the consumption of iodized salt among poor families lived in sub district Kalideres, West Jakarta in 2006. This study is cross sectional. The sampel of the study is poor household lived in subdistrict Kalideres, West Jakarta involving 60 poor households who received JPBSK (social safety net in health) taken from Puskesmas Kalideres. The number of samples was based on random sampling formula. The study site was taken based on Multistage random sampling then sample was chosen through systematic random sampling. The analysis of tables both univariate and bivariate are used to interpret the results. The result shows that most of poor households bought the salt in small shop closed to their houses. The brand names of iodized salt used by almost all poor households are Segitiga Emas, with very fine grade, and generally it was stored in closed container with the average price of Rp.500,- per pack . It was also found that in the households level, the salt was stored in a color-plastic-container and lived it opened in cupboard or on the table, far away from heat. The salt was kept with average storage of 5.6 +0.7 hari. The interesting part of the study is that the salt commonly consumed by most poor households still contained iodine with adequate amount reflected by the existing of purple color using iodine test. The consumption level of the salt was 9.6+0.5 gram per person/d.Key words: Iodized salt, characteristic of iodine salt
STUDI KELAYAKAN HOME INDUSTRI DUMBEK DALAM PERSPEKTIF AGRIBISNIS DI DESA KESAMBEN PLUMPANG TUBAN Liana Saputri
Oryza : Jurnal Agribisnis dan Pertanian Berkelanjutan Vol. 8 No. 1 (2023): Oryza: Jurnal Agribisnis dan Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Universitas Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56071/oryza.v8i1.749

Abstract

esa Kesamben merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban. Desa Kesamben dikenal sebagai desa yang memiliki beberapa pengusaha yang memproduksi makanan tradisional berupa kue dumbek. Alasan penulis memilih tempat penelitian di Desa Kesamben Plumpang Tuban karena penulis tertarik pada desa tersebut, terdapat banyak pengusaha dumbek. Adapun tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pendapatan pengusaha dumbek di Desa Kesamben Plumpang Tuban, 2) Untuk mengetahui kelayakan usaha home industri makanan tradisional Desa Kesamben Plumpang Tuban. Adapun responden penelitian ini adalah 4 pengusaha dumbek. Penelitian ini menggunakan data hasil wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kelayakan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Adapun pendapatan atau keuntungan yang berhasil diraih setiap harinya oleh keempat pengusaha dumbek di Desa Kesamben Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban tergolong baik apabila mereka memperoleh jumlah pesanan dengan estimasi nominal pendapatan atau keuntungan yang sama di tiap harinya. Namun, dari keempat pengusaha tersebut, hanya Ibu Sukemi yang tiap harinya rutin mendapatkan pesanan. Apabila estimasi penerimaan bulanan tetap, maka pendapatannya mampu memperoleh Rp. 76.419.996,- dalam setahun. Sementara itu, ketiga pengusaha lainnya menerima pesanan hanya saat momen tertentu saja, seperti khitanan, nikahan, dan acara penting lainnya, sehingga pendapatan tergolong tidak stabil setiap bulannya, 2) analisis kelayakan yang digunakan yaitu R/C ratio yang memberikan hasil layak atas usaha home industri dumbek dari keempat pengusaha di Desa Kesamben Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban. Hal ini karena perolehan nilai R/C masing-masing melebihi angka 1.. Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyarankan kepada pengusaha dumbek, hendaknya melakukan pemasaran yang lebih luas lagi, agar dapat menjangkau konsumen yang lebih luas lagi tidak hanya mencakup daerah sekitarnya saja, sehingga tiap harinya mereka diharapkan dapat menerima pesanan yang mampu memberikan pendapatan setiap hari.