Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penurunan Logam Berat dan Pigmen pada Pengolahan Geluring Rumput Laut Gelidium Sp. dan Ulva Lactuca Erniati Erniati; Fransiska Rungkat Zakaria; Endang Prangdimurti; Dede Robiatul Adawiyah; Bambang Pontjo Priosoeryanto
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.63 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i2.23043

Abstract

Rumput laut merupakan komoditi penting sebagai bahan pangan sehat. Geluring adalah produk pangan berbentuk lembaran kering, tipis dan berwarna hijau kecoklatan, dibuat dari campuran rumput laut Gelidium sp. dan Ulva lactuca. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh proses pengolahan geluring terhadap kadar klorofil, karotenoid dan logam berat. Tahapan proses pengolahan geluring terdiri dari perendaman rumput laut kering, pengecilan ukuran, penghalusan, pembuatan bubur, penambahan bumbu, pencetakan dan pemanggangan. Pembutaan produk geluring terdiri dari P1: geluring tanpa bumbu, P2: geluring berbumbu dan P3: geluring berbumbu dan dipanggang, analisis bahan baku juga dilakukan pada rumput laut Gelidium sp. segar (GS) dan kering (GK), Ulva lactuca segar (US) dan kering (UK). Analisis terdiri dari analisis kadar klorofil, karotenoid dan residu logam berat pada produk geluring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan geluring berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penurunan jumlah klorofil a, klorofil b, klrorofil total, karotenoid dan pengurangan residu logam berat. Kadar klorofila, klorofil total dan karotenoid tertinggi terdapat pada geluring P1 dengan nilai 0,60 mg/g, 1,06 mg/g dan 0,23 mg/g, sedangkan kadar klorofil b geluring P1 dan P2 mempunyai nilai yang sama (0,46 mg/g). Residulogam berat Pb dan Cd geluring P1, P2 dan P3 yaitu Pb<0,001 mg/kg dan Cd<0,02 mg/kg. Nilai ini jauh lebih rendah dibandingkan residu Pb dan Cd pada bahan baku Ulva lactuca kering dan Gelidium sp. kering yaitu pada kisaran 1,18-5,71 mg/kg. Proses pengolahan geluring mengurangi kadar klorofil dan karotenoid, akan tetapi bermanfaat untuk menurunkan residu logam berat pada produk olahan rumput laut.
UJI TOKSISITAS TERHADAP KADAR MALONDIALDEHIDA DAN KAPASITAS ANTIOKSIDAN PADA RENDANG STERIL IRADIASI : IN VITRO Zubaidah Irawati; Kamalita Pertiwi; Fransiska Rungkat Zakaria
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 1 (2010): Juni 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.631 KB) | DOI: 10.17146/jair.2010.6.1.509

Abstract

Keamanan pangan olahan siap saji tradisional yang diiradiasi dengan dosis tinggi masih mengundang pertanyaan dan keengganan sehingga dapat menghambat perkembangan komersialisasi pada umumnya. Masyarakat masih sajamengkawatirkan bahwa radiasi dapat menyebabkan terbentuknya zat radioaktif pada produk yang disinari akibat pembentukan radikal bebas dan turunannya. Oleh karena itu, perlu dipelajari tentang kemungkinan adanya pengaruh iradiasi pada bahan pangan terhadap sistem biologi tubuh manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meyakinkan keamanan pangan olahan siap saji yang diiradiasi dengan dosis tinggi melalui uji toksisitas menggunakan limfosit dan eritrosit darah manusia, dan menentukan kapasitas antioksidan rendang yang disterilisasi dengan sinar gamma pada dosis 45 kGy. Metode penelitian yang digunakan adalah persiapanekstraksi sampel rendang, persiapan media biakan, isolasi limfosit, pengujian proliferasi limfosit menggunakan garam tetrazolium MTT, pengujian hemolisa eritrosit, menentukan kapasitas antioksidan, dan pengukuran kadar malonaldehida. Sampel rendang steril iradiasi yang diuji terdiri dari 4 macam yang berbeda waktu pembuatan dan sudah disimpan selama 6 — 18 bulan pada suhu 28-30oC. Sampeltersebut adalah sampel yang diiradiasi di PATIR BATAN pada tanggal 11 Nopember 2006 (sampel A), sampel yang diiradiasi tanggal 14 Juni 2007 (sampel B), “tanpa label” tanggal 14 Juni 2007 (sampel C), dan rendang yang tidak diiradiasi sebagaikontrol. Hasil yang diperoleh pada uji proliferasi menunjukkan bahwa baik pada kontrol, maupun pada seluruh sampel yang diiradiasi tidak menyebabkan terjadinya proliferasi secara nyata. Pada umumnya, laju hemolisa dari seluruh sampel yang diamati menunjukkan peningkatan dengan meningkatnya konsentrasi atausebaliknya, pengenceran tidak menyebabkan peningkatan laju hemolisa ataupun hemolisa pada eritrosit secara nyata. Hasil pengujian kapasitas antioksidan sampel rendang yang diiradiasi lebih tinggi dibandingkan kontrol sedangkan perlakuan iradiasi tidak berpengaruh pada kadar malonaldehida rendang yang diteliti.