Hadi Machmud
Institut Agama Islam Negeri Kendari

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TUTURAN DIREKTIF BAHASA PENGASUHAN ANAK PRA-SEKOLAH DI INDONESIA: SEBUAH STUDI KASUS/DIRECTIVE PRE-SCHOOL PARENTING LANGUAGE IN INDONESIA: A CASE STUDY Hadi Machmud; Fahmi Gunawan
Aksara Vol 33, No 2 (2021): AKSARA, EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.344 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v33i2.960.269-282

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tuturan direktif bahasa pengasuhan anak pra-sekolah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus. Data penelitian berupa tuturan direktif guru terhadap siswa dan tuturan siswa terhadap guru yang mengandung kesantunan.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi. Analisis data dilakukan secara tematik dan menggunakan paramater kesantunan linguistik tuturan direktif Kunjana (2005). Hasil penelitian ini melaporkan bahwa penanda kesantunan tuturan direktif bahasa pengasuhan guru terhadap anak-anak pra-sekolah itu berupa penggunaan penanda partikel, seperti ki, ta, ji, iyye, yadalam bahasa Bugis dan penggunaan penanda kesantunan berbentuk kata, seperti kata kekerabatan dan kata julukan. Demikian pula, tuturan direktif guru kepada anak-anak pra-sekolah direalisasikan dalam bentuk kalimat sederhana baik yang berbentuk kalimat pendek maupun panjang. Penelitian ini mengimplikasikan dua hal, yaitu implikasi konseptual dan implikasi  praktis. Secara konseptual, penelitian mengembangkan konsep ‘menjaga muka’ Brown dan Levinson (1987), sementara secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para guru sekolah untuk senantiasa menerapkan bahasa santun kepada anak didiknya. Penggunaan bahasa santun itu tentu dapat memengaruhi kejiwaan anak dan di masa mendatang mereka dapat meniru perkataan santun yang disampaikan ke mereka. Kata kunci:anak-anak prasekolah, bahasa pengasuhan, Indonesia, kesantunan linguistik, tindak tutur direktifAbstractThis researchaims to elucidate directive pre-school parenting language in Indonesia. This research adopted a case study research design. The utterances of teacher to student containing politeness and vise versa used as the main data. To collect data, observational partisipant was utilized.  Data analysis was carried out thematically and using the linguistic politeness parameter of Kunjana's directive speech (2005). This study reported that politeness markers of directive speech acts incorporate the using of politeness markers particle, such as ki, ta, ji, iyye, ya, sini in Buginesse language and politenesswords, like kinships and nicknames. Likewise, the teacher's directive speech to pre-school children is realized in the form of simple sentences, both in the form of short and long sentences. This research implied conceptual and practical implications. Conceptually, this research extends the concept 'face threatening act' of Brown and Levinson (1987), while practically, this evidence is expected to be used by school teachers to always apply polite language to their students. The use of polite language can certainly affect children's psyche and in the future they can imitate polite words conveyed to them.Keywords:directive speech act, linguistics politeness, parenting language, pre-school children, Indonesia 
Bahasa Komunikasi Anak Down Syndrome Dalam Pembelajaran: Sebuah Studi Kasus Hadi Machmud
Jurnal Smart PAUD Vol 5, No 1 (2022): Edisi Januari 2022
Publisher : Jurusan PG-PAUD Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jspaud.v5i1.20229

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bahasa komunikasi anak down syndrome dalam pembelajaran di sekolah luar biasa negeri di Kota Kendari. Metode yang digunakan adalah kualitatif untuk mendapatkan data yang komprehensif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara pada 4 orang anak dan 4 orang tua, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak down syndrome mengalami hambatan untuk mengomunikasikan ide-ide mereka dan berbicara kepada orang lain. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu untuk menanamkan konsep, seperti alat peraga, gambar berwarna, dan penggunaan huruf-huruf tebal. Kemudian, metode pengulangan setiap kosakata juga dilakukan untuk merangsang motorik halus anak yang lemah ingatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa anak yang mengalami down syndrome harus diberi stimulus setiap hari untuk mengulangi hal yang sama dan memperbaiki pengucapannya sebagai bentuk komunikasi. Guru dan orang tua harus aktif memberi umpan dan mengkoreksi pengucapan anak yang salah.
Implementasi Literasi Digital Melalui Program Sapulidi pada Masa Covid-19: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Nur Alim; Fadlansyah Fadlansyah; Hadi Machmud; Sitti Nurfaidah
Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan Volume 15 Nomor 2 2022
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/atdbwv15i2.5396

Abstract

This descriptive qualitative study aims to investigate the implementation of digital literacy during Covid-19 through Sapulidi program at one of high schools in Southeast Sulawesi. Data were garnered through observation, interviews, and documentation from the principal, the head of school literacy team, and members of the Sapulidi team. The findings show that the implementation of digital literacy at the school was carried out in three stages: a) increasing the capacity of facilitators through training for school residents, b) increasing the number and variety of learning resources through the provision of QR code-based digital books on library websites and the use of learning applications, and c) providing computer and internet access in schools and providing digital information through school websites, libraries, and QR codes in the school environment. The forms of QR codes used in the Sapulidi program include the use of in learning, on school plants, on trophy displays, in students' works at school, school literacy galleries, in literacy corners in classroom, and in digital books.KEYWORDS: Covid-19; digital literacy program; high school; QR code
TUTURAN DIREKTIF BAHASA PENGASUHAN ANAK PRA-SEKOLAH DI INDONESIA: SEBUAH STUDI KASUS/DIRECTIVE PRE-SCHOOL PARENTING LANGUAGE IN INDONESIA: A CASE STUDY Hadi Machmud; Fahmi Gunawan
Aksara Vol 33, No 2 (2021): AKSARA, EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v33i2.960.269-282

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tuturan direktif bahasa pengasuhan anak pra-sekolah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus. Data penelitian berupa tuturan direktif guru terhadap siswa dan tuturan siswa terhadap guru yang mengandung kesantunan.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi. Analisis data dilakukan secara tematik dan menggunakan paramater kesantunan linguistik tuturan direktif Kunjana (2005). Hasil penelitian ini melaporkan bahwa penanda kesantunan tuturan direktif bahasa pengasuhan guru terhadap anak-anak pra-sekolah itu berupa penggunaan penanda partikel, seperti ki, ta, ji, iyye, yadalam bahasa Bugis dan penggunaan penanda kesantunan berbentuk kata, seperti kata kekerabatan dan kata julukan. Demikian pula, tuturan direktif guru kepada anak-anak pra-sekolah direalisasikan dalam bentuk kalimat sederhana baik yang berbentuk kalimat pendek maupun panjang. Penelitian ini mengimplikasikan dua hal, yaitu implikasi konseptual dan implikasi  praktis. Secara konseptual, penelitian mengembangkan konsep ‘menjaga muka’ Brown dan Levinson (1987), sementara secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para guru sekolah untuk senantiasa menerapkan bahasa santun kepada anak didiknya. Penggunaan bahasa santun itu tentu dapat memengaruhi kejiwaan anak dan di masa mendatang mereka dapat meniru perkataan santun yang disampaikan ke mereka. Kata kunci:anak-anak prasekolah, bahasa pengasuhan, Indonesia, kesantunan linguistik, tindak tutur direktifAbstractThis researchaims to elucidate directive pre-school parenting language in Indonesia. This research adopted a case study research design. The utterances of teacher to student containing politeness and vise versa used as the main data. To collect data, observational partisipant was utilized.  Data analysis was carried out thematically and using the linguistic politeness parameter of Kunjana's directive speech (2005). This study reported that politeness markers of directive speech acts incorporate the using of politeness markers particle, such as ki, ta, ji, iyye, ya, sini in Buginesse language and politenesswords, like kinships and nicknames. Likewise, the teacher's directive speech to pre-school children is realized in the form of simple sentences, both in the form of short and long sentences. This research implied conceptual and practical implications. Conceptually, this research extends the concept 'face threatening act' of Brown and Levinson (1987), while practically, this evidence is expected to be used by school teachers to always apply polite language to their students. The use of polite language can certainly affect children's psyche and in the future they can imitate polite words conveyed to them.Keywords:directive speech act, linguistics politeness, parenting language, pre-school children, Indonesia