Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tasawuf Akhlaqi menurut al-Qur’an (Sebuah Tafsir Sufistik) Andi Eka Putra
Al-Fath Vol 6 No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v6i1.3210

Abstract

Akhlak tasawuf adalah sesuatu yang menetap dalam jiwa dan muncul dalam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu. Akhlak tasawuf bukanlah perbuatan, kekuatan, dan ma'rifah. Akhlak adalah "hal" atau kondisi jiwa dan bentuknya bathiniah. Al-Ghazali mengkaitkan antara akhlak dan tasawuf sebagai dua dimensi yang tak mungkin terpisahkan. Hal ini merupakan pengembangan ide Ibnu Maskawaih di era klasik, dan sesuai dengan pendapat kalangan Barat modem seperti Kohlberg, John Dewey dan Emile Durkheim. Al-Ghazali membagi akhlak tasawuf dalam Al-Qur’an menjadi mahmudah-munjiyat (baik dan menyelamatkan) dan madzmumah-muhlikat (buruk dan menghancurkan). Akhlak yang baik sesuai pesan Al-Qur’an adalah taubat, khauf, zuhud, sabar, syukur, keikhlasan, dan kejujuran, tawakkal, cinta, ridha, ingat mati. Sedangkan akhlak yang buruk adalah rakus makan, banyak bicara, dengki, kikir, ambisi dan cinta dunia, sombong, ujub dan takabbur serta riya'.
Implementasi Tawakal terhadap Gangguan Kecemasan pada Lansia di Desa Sanggi Kecamatan Bandar Negeri Semuong Melia Santi; Andi Eka Putra; Nesia Mu’asyara
Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat Vol. 3 No. 2 (2024): Oktober: Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrafi.v3i2.5808

Abstract

This research is motivated by the phenomenon of anxiety disorders experienced by some elderly in sanggi village, bandar negeri semuong sub-district, especially those caused by feelings of fear in themselves. This condition often arises from feelings of lack of support and attention from their families tend to experience feelings of anxiety that will have an impact on health. The method used is qualitative descriptivewith data collection through pbservation, in-depth interviews, and questionnaires. Participants were selected using purposive sampling based on the criteria for anxiety disorders in the elderly. The results of the study show that the implementation of tawakal is not only an expression to entrust everything to Allah SWT. But forms full trust and acceptance of what has been submitted. Elderly people who internalize tawakal tend to be more able to accept and surrender to Allah SWT, reduce feelings of worry, fear and build a positive view of what has happened. Implementation of tawakal strengthens inner peace, increases a sense of security, and motivates to improve the world as a whole. This finding confirms that the implementation of tawakal is an effective spiritual approach to overcome anxiety disorders.
Peran Tradisi Khotmil Qur'an Dalam Meningkatkan Kualitas Bacaan Al-Qur’an Ibu-Ibu Majelis Al-Battar Nurul ilmi oktari; Andi Eka Putra; Iin Yulianti; Suhandi
AL-MUTSLA Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Al Mutsla
Publisher : STAIN MAJENE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jstain.v7i1.1672

Abstract

Tradisi Membaca Al-Qur’an adalah amalan yang mulia. Diharapkan dengan tradisi tersebut dapat meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an pelakunya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan jawaban apakah tradisi khataman Al-Qur’an berperan dalam meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an ibu-ibu majelis Al Battar. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitartif dengan pendekatan fenomenologi. Data penelitian didapatkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tradisi khataman qur’an belum berperan secara efektif dalam meningkatkan kualiatas bacaan Al-Qur’an Ibu-ibu majelis Al Battar karena rendahnya pemahaman mereka terhadap ilmu tajwid.