Putri Aisyiyah Rachma Dewi
Universitas Muhammadiyah Malang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Scriptura

NIQAB SEBAGAI FASHION: DIALEKTIK KONSERVATISME DAN BUDAYA POPULER Dewi, Putri Aisyiyah Rachma
Scriptura Vol 9, No 1 (2019): JULY 2019
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.977 KB) | DOI: 10.9744/scriptura.9.1.9-15

Abstract

Penelitian ini berfokus pada bagaimana niqab (cadar) diwakili di media sosial oleh penggunanya (niqabis). Niqabis di Indonesia memiliki pertumbuhan yang signifikan dalam dua tahun terakhir, mereka juga mulai menunjukkan eksistensinya dalam masyarakat Indonesia yang heterogen. Di sisi lain, penerimaan publik terhadap niqab sangat beragam, ada yang menerimanya sebagai bentuk praktik keagamaan, tetapi banyak orang menolak niqab karena melihatnya sebagai praktik budaya belaka, sementara yang lain sangat menolak niqab karena identik. dengan nilai-nilai radikalisme agama dan terorisme. Karena penerimaan yang beragam ini, niqab di Indonesia telah dimodifikasi dan memiliki penampilan yang berbeda dari asalnya. Niqabis, sebagai bagian integral dari kelompok Muslim perkotaan, mencoba mencampurkan nilai-nilai religiusitas dan modernitas. Dan niqab sebagai mode menjadi produk budaya material di mana keduanya saling terkait. Melalui metode semiotik terungkap bahwa mengunggah foto niqabis Instagram menjadi penanda bagaimana sintesis dari dua wacana itu terjadi. Ada dua foto yang menjadi objek penelitian, yang pertama adalah niqabis yang berdiri sendiri dan yang kedua adalah ketika dia berinteraksi dengan temannya di ruang publik. Kedua foto ini dipilih untuk melihat bagaimana Niqabis menafsirkan dirinya sebagai individu dan sebagai bagian dari kelompok sosial komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa niqab bukan penanda tunggal, itu dibagi dengan spidol lain seperti merek-merek fashion terkenal, warna pop, dan kegiatan dalam foto. Semua objek menunjukkan bahwa menjadi niqabis tidak berarti harus terasing dari kereta modernitas, lebih jauh lingkungan sosial menerimanya secara alami sebagai penerimaan dari anggota masyarakat lainnya.