Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perbandingan Pengaruh Fisioterapi Konservatif Kombinasi Myofascial Release Technique dengan Fisioterapi Konservatif Kombinasi Muscle Energy Technique pada Kasus Low Back Pain Angri Pradita; Andi Wardihan Sinrang; Devisanty Wuysang
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk209

Abstract

Low Back Pain (LBP) is pain that is felt from the 12th rib to the lower gluteal fold. Conservative physiotherapy (CF), myofascial release technique (MFRT) and muscle energy technique (MET) are clinically proven management of LBP complaints. This study aimed to compare the effect of CF combined with MFRT and CF combined with MET administration on changes in the intensity of the pain scale in cases of muscle spasm LBP. This research method was a experimental cohort design with a total sample of 30 (male and female), randomly divided into 3 groups. ; CF (group A), CF combination MFRT (group B) and CF combination MET (group C), and used the measurement of the numeric rating pain scale (NPRS) and the-patient specific funtional scale (PSFS) before and after 6 times interventions for 2 weeks. In the measurement of NPRS before and after the intervention, the mean value of group A; 6.2 (± 0.79) became 4.1 (± 1.52). Group B; 7.0 (± 1.33) became 4.8 (± 2.09). Group C; 6.6 (± 1.43) became 4.3 (± 2.40), p value 0.982> 0.05. PSFS measurement before and after intervention; the median value for group A; 9.9 (9-10) became 10 (9.8-10), Group B; 9.7 (7-10) became 10 (8-10), group C; 9.8 (8-10) became 10 (8.2-10) p value 0.772> 0.05. This study showed no significant difference in the effect of intervention with CP only, CP combined with MFRT, and CP combined with MET in LBP cases with muscle spasm. All of the interventions showed a positive effect that decreases pain intensitye was a positive effect on the three groups of physiotherapy intervention in reducing pain. Keywords: conservative physiotherapy; myofascial release technique; muscle energy technique ABSTRAK Low Back Pain (LBP) merupakan nyeri yang dirasakan dari iga ke-12 hingga lipatan bawah gluteal. Penatalaksanaan fisioterapi untuk keluhan LBP meliputi fisioterapi konservatif dan manual terapi. Fisioterapi konservatif (FK) meliputi; infrared rays (IRR) dan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). Teknik terapi manual meliputi myofascial release technique (MFRT) dan muscle energy technique (MET) yang telah terbukti secara klinis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pengaruh FK dikombinasikan pemberian MFRT dengan FK dikombinasikan pemberian MET terhadap perubahan intensitas skala nyeri pada kasus LBP spasme otot. Metode penelitian ini adalah desain kohor eksperimen dengan total 30 sampel laki-laki dan perempuan dibagi secara acak kedalam 3 kelompok, yaitu; FK (grup A), FK kombinasi MFRT (grup B) dan FK kombinasi MET (grup C), menggunakan alat ukur numeric rating pain scale (NPRS) dan the-patient specifik funtional scale (PSFS) sebelum dan setelah 6 kali intervensi selama 2 minggu Pada pengukuran NPRS sebelum dan setelah intervensi, nilai rerata grup A; 6.2(±0.79) menjadi 4.1(±1.52). Grup B; 7.0(±1.33) menjadi 4.8(±2.09). Grup C; 6.6(±1.43) menjadi 4.3(±2.40), nilai p 0,982>0,05. Pengukuran PSFS sebelum dan setelah intervensi; nilai median grup A; 9.9 (9-10) menjadi 10 (9.8-10), Grup B; 9.7(7-10) menjadi 10(8-10), grup C; 9.8(8-10) menjadi 10(8.2-10) nilai p 0,772>0,05.Penelitian ini menunjukkan bahwa, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari efek intervensi FK, FK dikombinasikan dengan MFRT, dan FK dikombinasikan dengan MET pada kasus LBP dengan spasme otot, ketiganya sama-sama menunjukkan efek positif berupa penurunan intesitas nyeri pada ketiga kelompok intervensi fisioterapi dalam menurunkan nyeri. Kata kunci: fisioterapi konservatif; myofascial release technique; muscle energy technique
THE EFFECT OF INTRADIALYSIS STRETCHING EXERCISE ON THE SCALE OF RESTLESS LEG SYNDROME Ahyar Nur; Kadek Ayu Erika; Andi Wardihan Sinrang
Journal of Islamic Nursing Vol 3 No 2 (2018): Journal Of Islamic Nursing
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.893 KB) | DOI: 10.24252/join.v3i2.3673

Abstract

Restless legs syndrome (RLS) is a common sensorimotor disorder in patients with chronic renal failure who undergo hemodialysis (HD). Pharmacological therapy is the main choice of RLS treatment that is at risk of side effects. Physical optimization of HD patients through stretching exercise is considered potentially effective in treating restless legs syndrome. This study aimed to identify the effect of stretching exercise on RLS in patients with chronic renal failure who underwent HD at Hasanuddin University Hospital. This research method used quasi experiment with pre- and post-test with control group design. The subjects in this study were 20 HD patients divided into two groups: 10 patients, Intervention and 10 control patients. Stretching exercise is given twice a week during the hemodialysis process, for 4 weeks. The RLS scale is measured using IRLS Scale. The collected data were then analyzed using the Wilcoxon test. The results showed that the respondents who received stretching exercise intervention experienced a decreaseof the RLS scale more significantly than the control group with ρ = 0.001 (ρ
Efektifitas Daun Kubis terhadap Intensitas Nyeri Payudara pada Wanita Early Puerperium Post Seksiosesaria Wadi Renah; Mardiana Ahmad; Andi Nilawati Usman; Andi Wardihan Sinrang; Aryadi Arsyad; Risfah Yulianti
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.241 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i6.7895

Abstract

Pendahuluan. Pembengkakan payudara dapat menimbulkan nyeri pada payudara,hal ini dapat menghambat proses laktasi. Ibu post sectio caesarea memiliki hambatan menyusui tiga kali lebih besar jika mengalami nyeri payudara. Rata-rata nyeri payudara yang dirasakan berkisar nyeri sedang hingga berat (3-8). Salah satu intervensi non farmakologi mengurangi nyeri payudara yakni kompres daun kubis. Kubis mengandung asam amino, antibiotic, heterosides belerang dan mengeluarkan gel dingin yang menyerap panas sehingga dapat mengurangi nyeri payudara. Tujuan: menganalisis efektifitas kompres daun kubis dingin terhadap intensitas nyeri payudara pada wanita early puerperium post seksiosesaria di Rumah sakit Manokwari Papua Barat Tahun 2022. Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan pretest postest design. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Sampel sebanyak 60 ibu puerperium post seksiosesaria dibagi menjadi 3 kelompok yakni 2 kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol. Setiap kelompok berjumlah 20 responden. Kelompok intervensi (kompres daun kubis dan breast care), dan 1 kelompok kontrol (breast care +edukasi menyusui). intervensi dilakukan pada hari ke 2-hari ke 7 postpartum, lama selama 30 menit setiap hari. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon untuk menguji perbedaan intensitas nyeri payudara pre dan post intervensi. Sedangkan untuk intensitas nyeri menggunakan Cheklist six-point engorgements scale (SPES). Hasil: diperoleh perbedaan skor intensitas nyeri payudara sebelum dan sesudah diberikan intervensi kompres daun kubis, dengan rata-rata intensitas nyeri pre dengan score 6 dan post dengan score 1, dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan hasil nilai p = 0,000 dimana nilai p < 0,05. Kesimpulan : kompres daun kubis efektif mengurangi intensitas nyeri payudara pada wanita Early puerperium post seksiosesaria.
Hubungan Riwayat Ispa, Riwayat Diare, dan Riwayat Malaria dengan Kejadian Stunting pada Baduta Usia 6-24 Bulan di Kelurahan Kelapa Lima Kabupaten Merauke Papua Erni Agit Ekawati; Ema Alasiry; Andi Nilawati Usman; Suryani As'ad; Andi Wardihan Sinrang; Veni Hadju
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.253 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i7.8797

Abstract

Pendahuluan: Masalah stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi dunia. Pada 1000 HPK, anak rentan mengalami stunting yang dapat berpengaruh pada gangguan pertumbuhan anak. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui hubungan riwayat ISPA, riwayat diare, dan riwayat malaria dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-24 bulan di Kelurahan Kelapa Lima. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan data sekunder. Populasi berjumlah 535 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil: Data menunjukkan bahwa dari 535 baduta terdapat 132 baduta mengalami stunting. Variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah riwayat ISPA (p = 0.026), diare (p = 0.023), dan malaria (p = 0.045). Kesimpulan: intervensi harus difokuskan pada peran tenaga kesehatan dalam membantu memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit infeksi seperti ISPA, diare, dan malaria. Selain itu, peran orang tua dalam menjaga asupan gizi anak, imunitas anak, personal hygiene anak, serta sanitasi lingkungan dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya penyakit infeksi pada anak.
Edukasi Stimulasi Tumbuh Kembang terhadap Perubahan Berat Badan dan Panjang Badan Bayi 0-6 Bulan di Puskesmas Cancar Kabupaten Manggarai Imelda Rosniyati Dewi; Andi Wardihan Sinrang; Andi Nilawati Usman; Andi Arsunan Arsin; Burhanuddin Bahar; Ema Alasiry
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.629 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i9.9522

Abstract

Pendahuluan: Anak usia 0-6 bulan cenderung memiliki lebih banyak kesempatan interaksi ibu dan anak, perolehan stimulasi yang lebih baik dan kesempatan menyusu yang dapat melindungi dari risiko malnutrisi ekstrim. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh edukasi stimulasi tumbuh kembang dan ASI eksklusif terhadap perubahan berat badan dan panjang badan bayi usia 0-6 bulan. Metode: Quasi experiment pre dan post control group, jumlah sampel adalah 37 ibu dan bayi, dipilih secara consequtive sampling dan masing-masing kelompok sebanyak 19 sampel kelompok intervensi dan 18 sampel kelompok kontrol. Data dikumpulkan meliputi karakteristik bayi, berat badan, panjang badan sebelum dan setelah edukasi. Edukasi diberikan sebanyak dua kali, observasi dan pendampingan perilaku pemijatan selama 28 hari. Analisis bivariat berat badan dengan uji Paired T Test dan Independent T Test pada uji beda kedua kelompok sedangkan variabel panjang badan dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil: ρ value pada rerata berat badan dan panjang badan pre dan post test edukasi adalah 0,000. Perbedaan rerata berat badan kedua kelompok dengan ρ value 0,044 sedangkan panjang badan 0,126. Kesimpulan: Edukasi stimulasi tumbuh kembang pijat bayi dan ASI eksklusif berdampak signifikan terhadap perubahan berat badan dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel panjang badan.