Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Uji Kerentanan untuk Insektisida Malathion dan Cypermethrine (Cyf 50 EC) Terhadap Populasi Nyamuk Aedes aegypti di Kota Makassar dan Kabupaten Barru Sukmawati Sukmawati; Hasanuddin Ishak; Andi Arsunan Arsin
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 1 (2018): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.741 KB)

Abstract

Control of use of chemical insecticides is one way to reduce the vector borne disease dengue hemorrhagic fever (DHF) which are caused by the mosquito Aedes aegypty. This study aims to find out the susceptibility in Makassar City and Barru Regency. The reseach used the quasi experimental method. Female Aedes aegypti mosquitoes that hatch sampled according to the required number as many as 450. The results reveal that in Makassar City, Aedes aegypti mosquitos are tolerant toward malathion 5% insecticide, but they are susceptible to cypermethtine (Cyf 50 EC) 1,5%. In Barru regency, Aedes aegypti mosquitos are still susceptible to malathion 5% insecticide and cypermethrine 1,5% (Cyf 50 EC). There is a difference between the two insecticides in the mortality level based on the contact duration. A comparison of exposure towards the two insecticides shows the values of LT50, LT90, LT95, and LT99. In Makassar City, Malathion 5% insecticides needs more time with the result of 328.87 minutes (5 hours), 1639.06 minutes (27 hours), 2196.94 minutes (37 hours), and 3243.43 minutes (54 hours) respectively; while the results for cypermethrine (Cyf 50 EC) 1.5% are 17.95 minutes, 29.42 minutes, 32.67 minutes, and 38.77 minutes. In Barru regency, the results for malathion 5% insecticide are 25.18 minutes, 55.37 minutes, 63.93 minutes, and 79.99 minutes; while the results for cypertmethrine (Cyf 50 EC) 1.5% are 21.77 minutes, 41.76 minutes, 47.42 minutes, and 58.05 minutes. Keywords : susceptibility testing, malathion, cypermethrine (Cyf 50 EC), Aedes aegypti
FAKTOR RISIKO KEJADIAN DECOMPRESSION SICKNESS PADA MASYARAKAT NELAYAN PESELAM TRADISIONAL PULAU SAPONDA Jusmawati Jusmawati; A. Arsunan Arsin; Furqaan Naiem
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 12 No. 2: JUNI 2016
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.664 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v12i2.921

Abstract

Salah satu penyakit yang erat kaitannya dengan peselam adalah Decompression Sickness (DCS). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian DCS pada masyarakat nelayan peselam tradisional Pulau Saponda Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangancase control study. Populasi penelitian adalah seluruh nelayan tradisional di Pulau Saponda Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Kasus adalah nelayan tradisional yang mengalami DCS sesuai diagnosa dokter, sedangkan kontrol adalah nelayan tradisional yang tidak mengalami DCS sesuai diagnosa dokter. Jumlah sampel sebanyak 174 orang (87 kasus dan 87 kontrol). Pengambilan sampel secara purposive sampling.Analisis data menggunakan komputer program SPSS dengan uji odds rasio dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan kejadian DCS lebih banyak pada usia <16 tahun atau >35 tahun (59,8%), frekuensi menyelam >2 kali (62,1%), kedalaman menyelam >10 m (88,5%), lama menyelam >60 menit (69,0%), dan mempunyai riwayat penyakit (78,2%). Penelitian menyimpulkan usia, frekuensi menyelam, kedalaman menyelam, lama menyelam dan riwayat penyakit merupakan faktor risiko kejadian DCS. Variabel yang paling berisiko terhadap DCS adalah kedalaman menyelam.
Karakteristik Lingkungan Penderita Malaria di Kabupaten Bulukumba Irawati Irawati; Hasanuddin Ishak; Arsunan Arsin
Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2107): Afiasi
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Bulukumba menjadi wilayah endemis malaria dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lingkungan dalam rumah penderita malaria di Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilaksanakan pada lima wilayah puskesmas dan satu rumah sakit di Kabupaten Bulukumba yang memiliki data kasus malaria tertinggi pada 2 tahun terakhir. Metode yang digunakan adalah observational dengan desain case control study. Pengambilan sampel diambil dari catatan rekam medik pemeriksaan sediaan darah di laboratorium yang dinyatakan positif mengandung Plasmodium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor lingkungan dalam rumah yang berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian malaria adalah pencahayaan dalam rumah (p-value= 0,00, OR= 0,125, 95% CI= 0,020-0,7821) di wilayah kerja puskesmas Ujung Loe, dan pakaian tergantung (p-value= 0,05, OR= 6,000, 95% CI= 1,315-4,579) di wilayah kerja bonto tiro, sedangkan faktor lingkungan dalam rumah yang tidak memiliki risiko secara signifikan adalah kondisi dinding, pemasangan kawat kasa, dan keberadaan langit-langit. Diharapkan kepada masyarakat agar memperbaiki pola lingkungan hidup bersih dan sehat sehingga meminimalkan faktor risiko kejadian malaria.
KUALITAS HIDUP PENDERITA INSOMNIA PADA MAHASISWA PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN Muhammad Akbar Nurdin; A. Arsunan Arsin; Ridwan M. Thaha
Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim Vol. 1 No. 2: Maret 2018
Publisher : Public Health Faculty, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jkmm.v1i2.8720

Abstract

Insomnia adalah kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidurwalaupun ada kesempatan untuk itu dan gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun danberaktivitas di siang hari. Sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankantidur dalam setahun, dengan 17% diantaranya mengganggu kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita insomnia pada Mahasiswa PascasarjanaUniversitas Hasanuddin. Jenis penelitian yang digunakan rancangan cross sectional study. Sampel penelitianmenggunakan metode exhaustive sampling sebanyak 215 responden yang menderita insomnia. Data dianalisismenggunakan analisis jalur. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada pengaruh antara perilaku merokok terhadaptingkat insomnia dengan nilai koefisien 0.425 dan terhadap kualitas hidup dengan nilai koefisien -0.205. Adapengaruh konsumsi kafein terhadap tingkat insomnia dengan nilai koefisien 0.392 dan terhadap kualitas hidupdengan nilai koefisien -0.142. Ada pengaruh aktivitas fisik terhadap tingkat insomnia dengan nilai koefisien0.192 dan terhadap kualitas hidup dengan nilai koefisien -0.409. Hasil analisis multivariat efek tidak langsungperilaku merokok terhadap kualitas hidup melalui tingkat insomnia yaitu -0.174. Efek tidak langsung konsumsikafein terhadap kualitas hidup melalui tingkat insomnia adalah -0.160. Efek tidak langsung aktivitas fisikterhadap kualitas hidup melalui tingkat insomnia adalah -0.079.
KESINTASAN PASIEN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT PADA ANAK DI RSUP.DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Rezki Elisafitri; A. Arsunan Arsin; Atjo Wahyu
Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim Vol. 1 No. 3: Agustus 2018
Publisher : Public Health Faculty, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jkmm.v1i3.8819

Abstract

Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) merupakan salah satu keganasan hematologi yang paling banyak dideritaoleh anak-anak. Tolak ukur keberhasilan pengobatan pada pasien leukemia dapat dilihat berdasarkan angkakesintasan. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi kesintasan pasien LLA pada anak di RSUP Dr.WahidinSudirohusodo dan faktor prognosis yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan desain studiobservasional analitik dengan rancangan kohort retrospektif. Sampel pada penelitian ini adalah pasien LLA yangdidiagnosis tahun 2014-2017 di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo. Sebanyak 109 pasien dipilih secara simplerandom sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan melakukan penelusuran rekam medik pasien. Datadianalisis menggunakan analisis Kaplan-Meier dan Cox Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwaproporsi kesintasan 48 bulan pasien LLA pada anak di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebesar 26%.Faktor prognosis yang berhubungan secara statistik dengan kesintasan pasien LLA adalah status gizi (p=0,028),sedangkan umur dan jenis kelamin tidak berhubungan dengan kesintasan pasien LLA (p>0,05). Berdasarkananalisis multivariat dengan cox regression model interaksi, faktor prognosis yang paling berpengaruh terhadapkesintasan pasien LLA adalah status gizi (p=0,040; HR=1,739 CI 95% 1,024-2,952). Pasien LLA dengan statusgizi abnormal memiliki risiko kematian 1,739 kali lebih tinggi dibandingkan pasien LLA dengan status gizinormal.
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis di Puskesmas Biru Kabupaten Bone Surya Darmawan Syam; A. Arsunan Arsin; Jumriani Ansar
Hasanuddin Journal of Public Health Vol. 1 No. 2: JUNE 2020
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.42 KB) | DOI: 10.30597/hjph.v1i2.9319

Abstract

Gastritis is experienced by many Indonesians ranging from adolescence to old age. In Bone District in 2018 there were 20,792 cases and 60 deaths. This study aims to determine the factors associated with the occurrence of gastritis at ​​Puskesmas Biru in Bone Regency in 2019. This type of research is observational analytic using cross-sectional study design. The Population in this research were visitors to the general clinic of Puskesmas Biru during January – August 2019 with total of minimum sample is 235 people by using the sampling technique was accidental sampling. Research was held in Puskesmas Biru from October to November 2019. Data were analyzed univariate and bivariate using chi square test. The results of the study showed that the number of respondents suffering from gastritis was 79 people (33.6%). Chi square test results showed that the type of food (p=0.001), stress (p=0,000), and NSAIDs consumption (p=0,000) were factors associated with gastritis. While the frequency of eating (p=0.053), coffee consumption (p=0.787), and smoking habits (p=0.319) were not factors associated with the occurrence of gastritis. There is a relationship between the type of food, stress, and NSAIDs consumption with the occurrence of gastritis at ​​Puskesmas Biru in Bone Regency in 2019. Suggestions for the people to adopt a healthy lifestyle in order to avoid gastritis and to the next researcher to be able to develop research related to gastritis so that references related to the causal relationship of this disease can develop.
Edukasi Stimulasi Tumbuh Kembang terhadap Perubahan Berat Badan dan Panjang Badan Bayi 0-6 Bulan di Puskesmas Cancar Kabupaten Manggarai Imelda Rosniyati Dewi; Andi Wardihan Sinrang; Andi Nilawati Usman; Andi Arsunan Arsin; Burhanuddin Bahar; Ema Alasiry
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.629 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i9.9522

Abstract

Pendahuluan: Anak usia 0-6 bulan cenderung memiliki lebih banyak kesempatan interaksi ibu dan anak, perolehan stimulasi yang lebih baik dan kesempatan menyusu yang dapat melindungi dari risiko malnutrisi ekstrim. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh edukasi stimulasi tumbuh kembang dan ASI eksklusif terhadap perubahan berat badan dan panjang badan bayi usia 0-6 bulan. Metode: Quasi experiment pre dan post control group, jumlah sampel adalah 37 ibu dan bayi, dipilih secara consequtive sampling dan masing-masing kelompok sebanyak 19 sampel kelompok intervensi dan 18 sampel kelompok kontrol. Data dikumpulkan meliputi karakteristik bayi, berat badan, panjang badan sebelum dan setelah edukasi. Edukasi diberikan sebanyak dua kali, observasi dan pendampingan perilaku pemijatan selama 28 hari. Analisis bivariat berat badan dengan uji Paired T Test dan Independent T Test pada uji beda kedua kelompok sedangkan variabel panjang badan dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil: ρ value pada rerata berat badan dan panjang badan pre dan post test edukasi adalah 0,000. Perbedaan rerata berat badan kedua kelompok dengan ρ value 0,044 sedangkan panjang badan 0,126. Kesimpulan: Edukasi stimulasi tumbuh kembang pijat bayi dan ASI eksklusif berdampak signifikan terhadap perubahan berat badan dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel panjang badan.
FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE II PADA REMAJA DI PUSKESMAS LAYANG DAN PUSKESMAS ANTARA Yahya, Annisa Amaliah; A. Arsunan Arsin; Ayu, Rosa Devitha
Jurnal Mitrasehat Vol. 14 No. 2 (2024): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v14i2.496

Abstract

Latar belakang: Diabetes Melitus tipe 2 merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang berkembang paling pesat di abad ke-21. Kasus ini bahkan telah menyebar pada usia remaja. Secara global, sekitar 22% (setara dengan 538.830 individu) remaja mengalami diabetes melitus, yang berpotensi dengan cepat mengakibatkan komplikasi penyakit seperti gangguan pada ginjal dan jantung. Tujuan: Untuk mengetahui faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe II pada remaja di wilayah kerja puskesmas Layang dan puskesmas Antara Tahun 2024. Metode: Penelitian Case Control. Populasi dari penelitian ini adalah remaja yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Layang dan Antara, dengan sampel mengambil perbandingan 1:1. Jumlah kelompok kasus sebanyak 66 orang yang merupakan sampel jenuh. Uji statistik yang digunakan adalah perhitungan nilai OR. Hasil: Faktor risiko diabetes melitus ialah IMT (OR 2,38 95% CI 1,11-5,08), pola makan (OR 4,96 95% CI 1,98-13,2), aktivitas fisik (OR 5,14 95% CI 1,90-15,2), dan riwayat keluarga (OR 5,89 95% CI 2,54-13,9) sementara jenis kelamin tidak termasuk faktor risiko (OR 1,06 95% CI 0,51-2,23). Kesimpulan: Faktor risiko dari kejadian diabetes mellitus tipe II pada remaja diantaranya IMT ≥ 25 kg/m2, pola makan kurang baik, aktivitas fisik kurang baik, dan riwayat keluarga.
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN MULTIDRUG RESISTANT TUBERCULOSIS (MDR-TB) DI RSUD KOTA MAKASSAR Janna, Tri Anugrah Saputri; A. Arsunan Arsin; Dian Sidik Arsyad; Muhammad Arsyad
Jurnal Mitrasehat Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v15i2.533

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global dengan angka kejadian dan kematian yang tinggi, terutama di negara seperti Indonesia. Salah satu tantangan utama pengendalian TB ada resistensi obat, seperti Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB), yang terus meningkat di Sulawesi Selatan, termasuk di RSUD Kota Makassar sebagai rumah sakit rujukan TB RO. Tujuan: Untuk mengetahui faktor risiko kejadian MDR-TB pada pasien TB di RSUD Kota Makassar. Metode: Penelitian Case Control. Populasi penelitian adalah pasien TB yang dirawat di RSUD Kota Makassar. Jumlah kelompok kasus sebanyak 34 dan kelompok kontrol sebanyak 74. Uji statistic yang digunakan adalah perhitungan nilai OR. Hasil: Faktor risiko MDR-TB adalah status gizi (OR 2,7 CI 95% 1,1 – 6,4), riwayat pengobatan (OR 10,1 CI 95% 3,4 – 37), dan efek samping obat (OR 41 CI 95% 11,6 – 159) merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian MDR-TB. Sementara, jenis kelamin (OR 2,1 CI 95% 0,8 – 5,2), usia (OR 0,5 CI 95% 0,1 – 2,5), kepatuhan pengobatan (OR 1,1 CI 95% 0,3 – 4,1), dan riwayat komorbiditas (OR 1,4 CI 95% 1,4 – 3,7) tidak termasuk sebagai faktor risiko terhadap kejadian MDR-TB di RSUD Kota Makassar. Kesimpulan: Faktor risiko dari kejadian MDR-TB diantaranya adalah status gizi, riwayat pengobatan TB, dan efek samping obat.