Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENGENTASAN KEMISKINAN PERDESAAN MELALUI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF, PARIWISATA DAN MODAL SOSIAL Alfrojems, Alfrojems; Anugrahini, Triyanti
Sosio Informa Vol 5, No 2 (2019): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v5i2.1752

Abstract

AbstrakKemiskinan perdesaan di Indoneisa menjadi permasalahan yang cukup krusial. Saat ini terdapat 15.57 juta orang miskin berada di perdesaan dan angka ini berarti 60.53% dari total masyarakat miskin yang ada di Indonesia. kemiskinan merupakan permasalahan yang memiliki kompleksitas yang cukup tinggi. Begitu banyak program pemerintah dalam upaya mengentaskan permasalahan ini. Salah satu yang menjadi sorotan adalah dengan menguatkan ekonomi kretaif. Ekonomi kreatif memiliki irisan yang cukup kuat dengan pariwisata, dimana pariwisata yang cukup berkembang dimasyarakat saat ini adalah CBT atau (community based toursm). Pelaksanaan CBT tentu memerlukan kekuatan masyarakat, dan hal ini dapat diperoleh melalui modal sosial yang ada pada masyarakat itu sendiri. Melalui studi kepustakaan artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya pengentasan kemiskinan pedesaan melalui pengembangan ekonomi kreatif, pariwisata dan modal sosial untuk menjadi inovasi dalam pengentasan kemiskinan di perdesaan. Rekomendasi yang diusulkan dalam penelitian ini adalah perlunya penguatan modal sosial untuk dapat memaksimalkan potensi wilayah sehingga pariwisata dan ekonomi kreatif dapat terbangun dan menjadi kekuatan dalam upaya pengentasan kemiskinan di perdesaan. Kata kunci: Kemiskinan, Perdesaan, Ekonomi Kreatif, Pariwisata, Modal Sosial
Perencanaan Pembangunan Partisipatif Bidang Kesehatan Di Kecamatan Towea Kabupaten Muna La Ode Khairul Anfal Rafsanjani; Triyanti Anugrahini
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol 6, No 2 (2021): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ipteks.v6i2.5470

Abstract

Perencanaan pembangunan partisipatif dalam upaya membangun masyarakat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, partisipasi masyarakat lokal sangat ditekankan agar pembangunan dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perencanaan pembangunan di bidang kesehatan dilakukan di Kecamatan Towea Kabupaten Muna. Secara khusus, penelitian ini melihat tahapan perencanaan partisipatif pembangunan kesehatan di Kecamatan Towea. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan dan wawancara mendalam yang dilakukan pada pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Badan Pembangunan Desa (BPD), Pendamping Desa, tokoh masyarakat dan masyarakat umum di Kecamatan Towea. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan yang dilakukan di Kecamatan Towea telah berupaya dilakukan secara partisipatif dengan menghadirkan partisipasi masyarakat dalam memberikan usulan terhadap rencana pembangunan yang akan dilakukan di Kecamatan Towea. Masyarakat dilibatkan dalam proses pengumpulan informasi dan usulan melalui survey dan musyawarah dusun, dilengkapi dengan mengundang perwakilan tokoh untuk mendiskusikan terkait kebutuhan pembangunan pada tingkat desa. Namun sayangnya, dalam hal tindak lanjut terhadap masukan tersebut, masyarakat di Kecamatan Towea belum mendapatkan solusi atas apa yang menjadi kebutuhan mereka terhadap peningkatan kualitas layanan kesehatan agar dapat di akses terhadap semua masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perencanaan pembangunan kesehatan telah dilakukan secara partisipatif, namun dalam implementasinya usulan-usulan pembangunan tersebut belum menjawab kebutuhan pembangunan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Towea.
PERAN DAN KEBERMANFAATAN NGO INDONESIA MENGAJAR DALAM MENGEMBANGKAN HUMAN CAPITAL DI DESA LABUANGKALLO, KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR Ilham Fathur Rahman; Triyanti Anugrahini
Jurnal Administrasi Bisnis Terapan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Administrasi Bisnis Terapan
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jabt.v3i2.131

Abstract

ABSTRAKBerbagai macam permasalahan yang terjadi di desa terpencil adalah terisolirnya dari berbagai akses yang membuat human capital mereka tidak berkambang. Tulisan ini membahas tentang peran Indonesia Mengajar Sebagai NGO dalam pelaksanaan pengembangan human capital di salah satu desa terpencil di Kalimantan timur, yakni desa Labuangkallo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kabupaten Paser. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada para benefit series dan pelaku program, informan yang terdiri dari para pekerja sosial (fasilitator pengajar muda) Indonesia mengajar, Officer program dan direksi eksekutif Indonesia Mengajar, Dinas pendidikan kabupaten Paser, dewan guru SDN 002 Tanjung Harapan, Alumni SDN 002 Tanjung Harapan serta perwakilan masyarakat desa Labuangkallo. Hasil tulisan menggambarkan: (1) Tugas pengajar muda Indoensia mengajar diantaranya sebagai pengajar intrakulikuler di sekolah, peningkatan prestasi sekolah melalui extrakulikuler dan pendampingan guru, kegiatan bersama masyarakat dan advokasi pendidikan ;(2) Peran yang di lakukan pengajar muda dalam pengembangan human capital di desa labuangkallo sebagai Peran Fasilitasi meliputi peran dan keterampilan fasilitatif bertujuan untuk menstimulasi dan mendukung pengembangan masyarakat, Peran Edukasi yakni peran dan keterampilan edukasional meliputi peran meningkatkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, mengonfrontasikan, dan memberikan pelatihan, dan Peran representasi meliputi peran mencari sumber daya, melakukan advokasi, memanfaatkan media yang tersedia, melakukan hubungan dengan masyarakat, mengembangkan jaringan atau networking ; (3) Kebermanfaatan yang di rasakan warga terkait pengembangan human capital diantaranya di bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan, ekonomi , serta sosial dan budaya. Kata Kunci: Human Capital, Pengajar Muda, Fasilitasi, Edukasi, Representasi, Advokasi, Intrakulikuler, Extrakulikuler, Beneficiaries.
Bentuk dan Peran Kapital Sosial dalam Percepatan Penurunan Stunting di Desa Pandawangi, Lombok Timur Husnul Maad; Triyanti Anugrahini
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 3 No 2 (2021): Desember
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v3i2.45

Abstract

The Poor nutritional status of children under five years of age remains a major concern in Indonesia. Based on RISKESDAS (Basic Health Survey) 2018, NTB province was listed as one of the 10 provinces with the highest stunting rates in Indonesia with 33,49 children are stunted, and Lombok Timur district was the highest stunting in NTB with prevalence reached 43, 5 %. Considering the long-lasting effects of child malnutrition, the district government of Lombok Timur put stunting reduction program as a priority. In 2017, Pandanwangi village was selected as one pilot village for implementing the national strategy to accelerate stunting prevention and reduction. Pandanwangi village successfully implemented integrated approach dealing with stunting reduction through specific and sensitive nutrition intervention. The aim of the study was to identify the form and role of social capital on stunting reduction program activities in Pandanwangi village. This was a qualitative study on collecting information from informants the health and non-health sector. Data were collected through in-depth interviews, observation and focus group discussion. The results showed that several forms of social capital included in social bonding, bridging, linking and played a role in the acceleration of the decline in stunting. Based on the research results, each type of social capital plays an important role in creating a enabling environment in stunting reduction efforts. The results of the study also showed a synergy between various forms of social capital that allowed the community to accelerate stunting reduction in Pandawangi Village.
STRATEGI BERTAHAN HIDUP NELAYAN-NELAYAN KECIL DESA BATU AMPAR, KECAMATAN PALMATAK, KABUPATEN ANAMBAS Lutfiana Nur Azizah; Triyanti Anugrahini
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 20, No 2 (2019): JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Publisher : Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.638 KB) | DOI: 10.7454/jurnalkessos.v20i2.208

Abstract

Common problems faced by fishermen include the limited availability of fish resources, due to over fishing, climate change and the instability of fish selling prices. This condition is also experienced by small fishermen in Batu Ampar Village who carry out traditional fishing activities on the high seas. Facing the limitations of accessible fish resources and the uncertainty of the climate, they made various efforts so that they could survive. The purpose of this study was to describe the survival strategies of small fishermen in Batu Ampar Village in dealing with the problems faced while they were at sea. This research was conducted using a qualitative approach. Through the selection of informants by purposive sampling, in-depth interviews were conducted with 8 fishermen informants. The results showed that the small fishermen of Batu Ampar Village carried out a survival strategy that was reviewed based on survival skills standards when facing various problems at sea. These strategies include fishermen returning home and catching fish near the island, maximizing the use of GPS and fish finders, helping each other with fellow fishermen at sea, approaching oil and gas drilling areas, and utilizing existing equipment.Permasalahan umum yang dihadapi nelayan antara lain semakin terbatasnya sumber daya ikan akibat penangkapan lebih (over fishing), perubahan iklim dan ketidakstabilan harga penjualan ikan.  Kondisi tersebut juga dialami nelayan kecil Desa Batu Ampar yang melakukan aktivitas penangkapan ikan secara tradisional di laut lepas. Menghadapi keterbatasan sumber daya ikan yang dapat diakses dan tidak menentunya iklim, mereka melakukan berbagai upaya agar mereka dapat bertahan hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi bertahan hidup nelayan kecil Desa Batu Ampar dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi selama mereka melaut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Melalui pemilihan informan secara purposive sampling, wawancara mendalam dilakukan terhadap 8 informan nelayan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para nelayan kecil Desa Batu Ampar melakukan strategi bertahan hidup yang ditinjau berdasarkan standar keterampilan bertahan hidup ketika menghadapi berbagai permasalahan di laut. Strategi tersebut antara lain adalah para nelayan akan kembali pulang dan menangkap ikan di dekat pulau, memaksimalkan pemanfaatan GPS (Global Positioning System) dan fish finder, saling membantu dengan sesama nelayan di laut, mendekati kawasan pengeboran minyak dan gas, dan memanfaatkan perlengkapan yang ada.
MODAL SOSIAL BONDING DALAM PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA KREATIF DAGO POJOK KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT Alfrojems Alfrojems; Triyanti Anugrahini
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 20, No 2 (2019): JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Publisher : Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.35 KB) | DOI: 10.7454/jurnalkessos.v20i2.241

Abstract

The development of a tourism village has become one of the primaries in community development, especially in rural areas, carried out either by the government or other parties. This is an effort to alleviate poverty in rural areas which is currently an area with a reasonably large amount of poverty with 15.15 million people. But the process of this development provides a dilemma and question about how the process can develop bonds in the community itself that are relevant to the context of bonding social capital. This article aims to explore information about how Dago Pojok creative tourism village community develops their bonding social capital for the sustainability development of Dago Pojok creative tourism village. This research uses a qualitative method with descriptive type. The data collection in this reseacrh is study of documentation, observation and interview. In this study, interview were conducted on 12 (twelve) informants with criteria based on purposive sampling. The results of this study found that there were efforts made by the community to continue to develop bonding social capital which embedded to the community.Pengembangan desa wisata menjadi salah satu primadona dalam pengembangan masyarakat. Apalagi bila pelaksanaannya di wilayah pedesaan, yang dilakukan baik oleh masyarakat itu sendiri, pemerintah maupun pihak lainnya. Pengembangan masyarakat menjadi penting sebagai upaya mengentaskan kemiskinan di wilayah pedesaan. Apalagi wilayah pedesaan memiliki jumlah kemiskinan yang cukup besar, yaitu 15,15 juta jiwa. Proses pengembangan ini menarik menjadi bagian kajian dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial karena penelitian mengenai bagaimana proses intervensi sosial tersebut dapat mengembangkan ikatan pada masyarakat (kapital sosial bonding). Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana masyarakat Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok mengembangkan kapital sosial bonding untuk keberlanjutan pengembangan kampung wisata kreatif Dago Pojok. Peneltian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian inimenggunakan studi dokumentasi, obeservasi dan wawancara. Adapun Informan berjumlah dua belas orang berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk tetap mengembangkan kapital sosial bonding yang melekat pada masyarakat.
PENGEMBANGAN KAPITAL SOSIAL DALAM PENGELOLAAN BANK SAMPAH “CIBER” Marcell Sinay; Triyanti Anugrahini
Indonesian Journal of Social Work Vol 5 No 02 (2022): IJSW
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The waste problem is one of the social issues faced by the community. In overcoming the waste problem, government encourages community participation in waste management, one of which is through the waste bank program. The CIBER Waste Bank is located in the Cilincing village, Cilincing district, North Jakarta. This study aims to describe the process of developing social capital that occurs in the CIBER Waste Bank. This study uses a qualitative approach, by conducting in-depth interviews with 7 informants selected through purposive sampling technique. The results of the study indicate that the development of social capital at the CIBER waste bank begins with opening initial contacts to coordinate, fulfill the requirements for cooperation, conduct socialization and direct invitation toward residents, as well as carry out previous joint activities. For efforts to develop social capital that has been formed, CIBER's strategy is to ensure a smooth payment process, meet operational needs in the field, share assistance, ensure a smooth waste transportation process, share information, ensure that waste sales run regularly, meet the volume of waste sales in large quantities, and ensure the quality of the waste being sold
Resiliensi Sosial Nelayan Kamal Muara dalam Menghadapi Dampak Reklamasi Teluk Jakarta Triyanti Anugrahini
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol. 17 No. 1 (2018): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Balai Besar Litbang Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.333 KB) | DOI: 10.31105/jpks.v17i1.1200

Abstract

Reclamation along the Jakarta Bay has caused an impact on both the ecological and social system. This research is aimed to describe the impact of reclamation and that of resilience of fishermen in Kamal Muara village, Penjaringan, North Jakarta in coping with the impact of reclamation. Using qualitative approach, data are gathered through document studies, observations and in-depth interviews of 11 fishermen who have boat capacity of 5 GT or small scale boat capacity and who conduct fishing in shallow water along Jakarta Bay. The results showed that the impact of reclamation were the fishing area was getting narrower from time-to-time, access to the water and fishing area is getting more difficult and consequently the catches shrink and the emergence of the threat of extinction as a fisherman. Meanwhile, the resilience of small fishermen is getting worse and vulnerable when the reclamation activities are intensified during 2014-2015, when the development of Pulau C and D is on going.
The Local Government Efforts in Promoting the Development of Tourism Area of Pari Island, DKI Jakarta Andrey Banyudoyo; Triyanti Anugrahini
Asian Social Work Journal Vol 5 No 4 (2020)
Publisher : Asian Social Work Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47405/aswj.v5i4.152

Abstract

As one of the countries that has rich natural potential, Indonesia is an archipelago country that has extraordinary natural potential. Therefore, to ensure maximum efforts from the implementation of these efforts, a regulation was formed whereby the Central Government authorizes the Regional Government to maximize its potential. the. . The development of national tourism which is quite good in the last five years provides opportunities for each region that has the potential to further develop and maximize all the potential of its region. This then provides an opportunity for the government to build concrete steps in developing an area that originally had potential in the end. can be used to encourage the area to become a tourist area, where these conditions have an impact on the community in the area. The purpose of writing this article is to find out the efforts of the local government in building community welfare through the development of tourist areas on Pari Island. The method used in this writing is a qualitative descriptive type. Data collection techniques in the form of documentation study, observation and in-depth interviews. By taking informants using purposive sampling. The results obtained are that the government has made various efforts to develop the tourism area on Pari Island.
The Initiated of Formation of Linking Social Capital of Community in Creative Tourism Village Dago Pojok, Bandung, West Java Province, Indonesia Alfrojems Alfrojems; RR E Sulistyaningsih; Triyanti Anugrahini; Adhi Karyono
Asian Social Work Journal Vol 6 No 5 (2021)
Publisher : Asian Social Work Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47405/aswj.v6i5.181

Abstract

Poverty in rural areas is now reaching an alarming condition, according to the Central Statistics Agency at this time the poor in rural areas dominate the percentage of poverty in Indonesia by 60%. Efforts to improve the welfare of rural communities will not be separated from how people use and maximize their potential, especially in networking relevant to the issue of social capital. Based on the concept of social capital, there is currently a type of social capital linking, which means emphasizing how the community is able to build relationships with parties who have authority, especially in making policy. This is considered to be important to support the development of welfare for the community, especially in the Dago Creative Tourism Village. Based on this, the purpose of this study is how the community initiated the development of social capital linking in the community in Dago Creative Tourism Village. Therefore, based on these objectives, this study uses a qualitative approach with a descriptive type. The data collection is done by observation, study of documentation of relevant documents and interviews. In addition interviews were conducted on 15 informants obtained using purposive sampling technique to determine informants. The results of this study indicate that there are several ways in which people initiate government involvement in developing social capital linking, such as community legalizing organizations, people participating in activities organized by the government, and the community providing government opportunities to participate in every activity organized by the government