Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Efek paparan gas ozon terhadap mikroba saliva rongga mulutEffects of ozone gas exposure on oral saliva microbes Gunawan Wibisono; Rizky Merdietio Boedi; Suryanelis Suryanelis
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 5, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v5i2.33287

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Saliva merupakan salah satu sumber penyebaran infeksi selama perawatan gigi, yang menghasilkan bioaerosol. Prosedur asepsis perlu dilakukan untuk mengontrol bioaerosol sebagai upaya  mengurangi risiko  infeksi. Berbagai bahan asepsis telah digunakan,  dengan  kelebihan dan kekurangannya.  Inovasi penggunaan bahan lain sangat diperlukan untuk mencapai kondisi asepsis secara efektif namun efisien.  Salah satu ide  inovatif adalah  penggunaan gas ozon untuk berbagai prosedur asepsis di klinik gigi. Penelitian  ini bertujuan menganalisis  efek paparan gas ozon terhadap mikroba saliva rongga mulut secara in-vitro. Metode: Penelitian dilakukan dengan sampel dari 60 ml air kumur 15 orang relawan, menggunakan aquades selama 60 detik, kemudian diencerkan dengan saline hingga volume mencapai 100 ml. Gas ozon total 384 gram dialirkan ke dalam larutan air kumur ini, selama 120 detik. Sejumlah 20 ml larutan sampel dituang merata dalam media Plate count agar (PCA) dan diinkubasi selama 24 jam, untuk kelompok sebelum diberi perlakuan gas ozon (Kelompok Pre-test) dan setelah perlakuan (Kelompok Post-test).  Data penelitian berupa jumlah koloni mikroba (CFU) yang tumbuh pada media PCA. Data penelitian dianalisis dengan uji Wilcoxon. Hasil: Rerata jumlah koloni mikroba Kelompok Pre-test  4,36 ± 0,17 dan kelompok Post-test 2,40±0,3 Hasil uji Wilcoxon menunjukkan Jumlah koloni mikroba mengalami penurunan signifikan p=-3,29 (P<0,05). Paparan gas ozon selama 120 detik menurunkan jumlah mikroba rata-rata sebesar 55%. Beberapa mikroba lolos hidup, diduga karena adanya variabilitas biologis atau resistensi terhadap ozon. Simpulan: Gas ozon mempunyai efek menurunkan jumlah koloni mikroba saliva.Kata kunci: ozon; antimikroba; asepsis ABSTRACT Introduction: Saliva is a source of infection spread during dental treatment, producing bioaerosols. Aseptic procedures need to be carried out to control bioaerosols to reduce infection risk. Various widespread aseptic materials hold specific advantages and disadvantages. Therefore, innovation of other materials is needed to achieve aseptic conditions effectively and efficiently. One of the innovative ideas is ozone gas for various aseptic procedures in dental clinics. This study was aimed to analyse the effect of ozone gas exposure on oral saliva microbes in-vitro. Methods: The study was conducted with a sample of 60 ml of mouthwash residue from 15 volunteers, which was distilled for 60 seconds, then diluted with saline until the volume reached 100 ml. A total of 384 grams of ozone gas flowed into this solution for 120 seconds. A total of 20 ml of sample solution was poured evenly in plate count agar (PCA) media and incubated for 24 hours for the group before being treated with ozone gas (pre-test group) and after treatment (post-test group). Research data was the number of microbial colonies (CFU) that grew on PCA media. Research data were analysed by the Wilcoxon test. Results: The mean number of microbial colonies in the pre-test group was 4.36 ± 0.17 and the post-test group 2.40 ± 0.3. The Wilcoxon test results showed that microbial colonies decreased significantly  p=-3,29 (p<0.05). Ozone gas exposure for 120 seconds reduced microbial counts by an average of 55%. However, some microbes survived, presumably due to biological variability or resistance to ozone. Conclusions: Ozone gas has the effect of reducing the number of salivary microbial colonies.Keywords: ozone; antimicrobial; aseptic
EFEKTIVITAS EKSTRAK KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA) TERHADAP JUMLAH SEL MAKROFAG DAN DIAMETER PADA LESI ULKUS TRAUMATIKUS (suatu penelitian in vivo pada Tikus putih Jantan (Rattus norvegiccus)) Susanti Arisonya; Gunawan Wibisono; Grahita Aditya
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.614 KB) | DOI: 10.33854/jbd.v1i2.16

Abstract

Ulserasi mukosa mulut sering terjadi biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan agak cekung dan tepi kemerahan, serta disertai rasa sakit. Berdasarkan penelitian yang sebelumnya kunyit memiliki zat anti inflamasi yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan ulserasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kunyit (curcuma domestica) terhadap ulserasi mukosa mulut Rattus Norvegicus secara in vivo. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan rancangan the post test- only control group design dengan hewan coba Rattus Norvegicus. Dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok perlakuan, yaitu satu kelompok kontrol negatif, satu kelompok perlakuan dengan ekstrak kunyit. Pengambilan data berdasarkan pengamatan histopatologi dan klinis terhadap peningkatan jumlah makrofag dan pengukuran diameter ulkus. Hasil penelitian berdasarkan uji perbandingan antara kedua kelompok dengan uji Independen T-test menunjukkan bahwa jumlah makofag dari hari ke 1 sampai hari ke 3, 7, 10 terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol negatif yaitu p<0,05 dan perbandingan pengukuran diameter dari hari ke 1, 3, 7, 10 tidak terdapat perbedaan yang bermakna anatara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol negatif p>0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahawa ekstrak kunyit (curcuma domestica) berpengaruh terhadap penyembuhan ulserasi mukosa mulut dilihat berdasarkan peningkatan jumlah makrofag dan pengecilan diameter ulserasi.
ANALISA KEAMANAN PANGAN SECARA IN VIVO IKAN BANDENG ASAP CABUT DURI DENGAN ASAP CAIR Dwi Yanuar Budi Prasetyo; Y.S. Darmanto; Fronthea Swastawati; Tri Winarni Agustini; Gunawan Wibisono; Aryanti Indah Setyastuti
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 19, No 2 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v19i2.1162

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat keamanan pangan bandeng asap cabut duri menggunakan asap cair sekam padi secara in vivo melalui gambaran histopatologi hati dan ginjal mencit (Mus musculus) strain Balb/c. Ikan bandeng cabut duri segar direndam dalam larutan asap cair sekam padi (5%) dan garam (5%) selama 30 menit, ditiriskan ±1 jam pada suhu ruang lalu dipanaskan pada suhu 60-70°C selama 2 jam dan didinginkan ± 1 jam pada suhu kamar setelah itu dikemas dengan plastik polietilen sebelum diujicobakan pada hewan uji. Ikan bandeng cabut duri asap yang sudah siap dijadikan pakan mencit dengan perlakuan beda berat pakan (P0=0 g; P1=10g; P2=15g; P3=20g). Data gambaran histopatologi hati dan ginjal hewan uji dianalisa dengan analisa Kruskall Wallis pada taraf kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan bahwa beda berat pakan yang diberikan berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap tingkat kerusakan histopatologi hati dan ginjal mencit dengan tingkat degenerasi sel pada masing-masing organ sebesar 25%.