Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Bimas Islam

Inovasi Akad dalam Bentuk Hybrid Contract : Kajian Fatwa DSN MUI Nomor: 27/DSN-MUI/III/2002 Tentang al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik Ahmad Munif
Jurnal Bimas Islam Vol. 10 No. 4 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37302/jbi.v10i4.40

Abstract

This paper tries to find the existence of innovation fatwa about Hybrid Contract, Especially the ijarah muntahiyah bit tamlik (IMBT) issued by the National Shari'ah Council of the Indonesian Ulema Council (DSN-MUI) in 2002. By using descriptive analysis, it can be concluded that, firstly, the DSN-MUI fatwa on IMBT is not much different from general IMBT study. Just a little different about the time transfer clause. Second, the shortcomings in the IMBT fatwa are that there is no risk management during the lease contract and its ownership transfer clause. Tulisan ini mencoba melihat keberadaan inovasi fatwa tentang Hybrid Contract, khususnya akad ijarah muntahiyah bit tamlik (IMBT) yang dikeluarkan oleh Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada tahun 2002. Dengan menggunakan analisis deskriptif, diperoleh kesimpulan, pertama, fatwa DSN-MUI tentang IMBT tidak jauh berbeda dengan kajian IMBT secara umum. Hanya sedikit berbeda tentang klausul waktu pemindahan kepemilikan. Kedua, kekurangan dalam fatwa IMBT tersebut adalah belum ada manajemen resiko pada masa berlangsungnya akad sewa dan klausul pemindahan kepemilikannya.
Pemaknaan Fî sabîlillâh sebagai Mustahik Zakat menurut Ulama Kontemporer Siti Tatmainul Qulub; Ahmad Munif
Jurnal Bimas Islam Vol. 8 No. 4 (2015): Jurnal Bimas Islam
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstraksi Tulisan ini mencoba menggambarkan perspektif ulama kontemporer mengenai “fî sabîlillâh” sebagai salah satu mustahiq zakat. Sebab kata “fî sabîlillâh” masih tampak global. Dari kajian terhadap beragam literature, diperoleh kesimpulan bahwa ulama kontemporer mencoba memaknai kata fî sabîlillâh agar sesuai dengan konteks kekinian. Dengan pemaknaan tersebut, zakat diharapkan juga bisa disalurkan untuk aspek-aspek pengembangan pendidikan, peradaban, dan kebudayaan Islam. Abstract This paper is trying to describe the perspective of contemporary ulama about fî sabîlillâh as one of the mustahiq zakat. Because the word "fi sabilillah" still appears globally. From the study of a variety of literature, we concluded that contemporary ulama try to interpret the word fi sabilillah to fit in the present context. With these meanings, zakat is expected to be distributed into development aspects of education, civilization, and culture of Islam Keywords: fî sabîlillâh, contemporary, zakat