Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peningkatan Kualitas Keberagamaan melalui Pembelajaran Alquran bagi Keluarga Muda Urban Ali Maskur; Saifudin Saifudin; Khoirotin Nisa'
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.663 KB) | DOI: 10.21580/dms.2019.191.4140

Abstract

The Learing of the Koran for young urban families in Gondoriyo Ngaliyan Semarang includes makharij letters, tajwid, reading with tartil and additional material in the form of fiqh of worship which is carried out daily. The method of listening to the cleric read then the tikrar (imitating together and personal) followed by reading in front of the cleric is very effective. The ability of students is monitored and can be monitored directly. Koran learning options based on needs analysis with awareness must be able to read the Koran which finally can teach their children later, arrange curriculum in accordance with the ability and level of education, learning methods and selection of learning time three times a week carried out after the evening prayer or evening. One of the keys to the success of learning in urban urban societies is to align diverse needs because of their homogeneity. Personal approach, dialogue and offerings by seeing the saturation of life so that it requires a fountain of life, that is, religion properly. Pembelajaran Alquran bagi keluarga muda urban di Gondoriyo Ngaliyan Semarang meliputi makharij huruf, tajwid, membaca dengan tartil dan materi tambahan berupa fikih ibadah yang dilakukan sehari-hari. Metode mendengarkan ustadz membaca kemudian tikrar (menirukan bersama dan personal) dilanjutkan membaca dihadapan ustadz sangat efektif. Kemampuan santri terpantau dan dapat dimonitor secara langsung. Pilihan pembelajaran Alquran berdasarkan analisa kebutuhan dengan kesadaran harus bisa membaca Alquran yang akhirnya bisa mengajari anak-anaknya kelak, menyusun kurikulum yang sesuai dengan kemampuan dan tingkat pendidikan, metode pembelajaran dan pemilihan waktu pembelajaran seminggu tiga kali dilaksanakan setelah sholat maghrib atau isya. Salah satu kunci keberhasilan pembelajaran di masyarakat urban perkotaan dengan menyelaraskan kebutuhan kebutuhan yang beragam karena homoginitasnya. Pendekat personal, dialogis dan penawaran dengan melihat jenuhnya kehidupan sehingga membutuhkan mata air kehidupan yaitu beragama secara baik dan benar.
Penguatan Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan bagi Calon Jamaah Haji Briliyan Ernawati; Saifudin Saifudin; Mohammad Tajuddin Arafat
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.573 KB) | DOI: 10.21580/dms.2017.172.2426

Abstract

The enthusiasm of Indonesian society to fulfill the worship of hajj is the reason for the long queue of quota of pilgrimage. Therefore, strong commitment is needed for Hajj pilgrims in improving services to pilgrims Hajj. One form of service is the assistance in the form of guidance of pilgrims held by Hajj pilgrims in their respective areas. Hajj pilgrimage during this only focus on the hajj manasik only. In the history of Islam in Indonesia shows that Haj is one of the effective path in the process of disseminating knowledge and understanding of Islam to Indonesia. The method used in this activity is by using the Focus Group Discussion (FGD) method. The result of this activity is that pilgrims are in need of this kind of provision to fortify them from radical Islamic ideology especially those that lead to the movement to establish an Islamic caliphate. All elements must play an active role in counteracting this movement that is by strengthening the values of national insight for prospective pilgrims jama'ah. Hajj Guidance Group (KBIH) should be able to play a role in overcoming this problem. Antusias memasyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah hajimenjadi alasan panjangnya antrean kuota ibadah haji. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang kuat bagi penyelenggara haji dalam meningkatkan pelayanan kepada jamaah haji. Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah pendampingan dalam bentuk bimbingan manasik haji yang diselenggarkan oleh penyelenggara haji di daerah masing-masing. Pendampingan jamaah haji selama ini hanya fokus terhadap manasik haji saja. Dalam catatan sejarah Islam di Indonesia menunjukkan bahwa haji merupakan salah satu jalur yang efektif dalam proses penyebaran keilmuan dan paham Islam ke Indonesia.Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD). Hasil dari kegiatan ini adalah bahwa calon jamaah haji sangat memerlukan pembekalan semacam ini untuk membentengi mereka dari ideologi islam radikal lebih-lebih yang mengarah pada gerakan mendirikan khilafah islamiyah. Semua elemen harus berperan aktif dalam menangkal gerakan ini yaitu dengan menguatkan nilai-nilai wawasan kebangsaan bagi calon  jama’ah haji. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) harus mampu berperan dalam mengatasi masalah ini.
Sak Uwong Sak Uwit Policy: Environmental Conservation Strategy Saifudin Saifudin
Walisongo Law Review (Walrev) Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/walrev.2019.1.2.4825

Abstract

Development is one of the contributors to global warming, especially industrial development. Industrial companies in Kendal Regency in 2017 there were 61 companies with 25,385 workers. The phenomenal industry in Kendal Regency lately is a Special Industrial Zone (KIK) known as Kendal Industrial park (KIP). Kendal Industri Park (KIP) is the largest industrial development city in Central Java with a total development size of 2,200 hectares. Kawasan Industri Park (KIP) is a joint venture between two industrial developers in Southeast Asia naming Sembcorp Development Ltd and PT Jababeka Tbk. This paper examines the implementation of the Sak Uwong Sak Uwit (SUSU) policy in Kendal District where the policy is in response to global warming. The focus of this study is the implementation of a policy, so the method used is a juridical-empirical legal research method. The focus of his study is looking at the law in terms of law in action not in law in books. The Sak Uwong Sak Uwit (SUSU) policy can be implemented even though it is not yet maximized. The bride and groom have received information about this policy and implemented it, but it is different from the mother giving birth who did not get information about this policy so that for the mother giving birth the program did not work. This policy has been able to move the community (law as a tool of social engineering) to care for the environment by planting trees. By planting these trees environmental conservation will be created.Pembangunan menjadi salah satu penyumbang terjadinya pemanasan global (global warming), terlebih pembangunan industri. Perusahaan industri di Kabupaten Kendal tahun 2017 tercatat sebanyak 61 perusahaan dengan 25.385 tenaga kerja. Industri yang fenomenal di Kabupaten Kendal akhir-akhir ini adalah Kawasan Industri Khusus (KIK) yang dikenal dengan sebutan Kendal Industri park (KIP). Kendal Industri Park (KIP) ini merupakan pengembangan kota industri terbesar di Jawa Tengah dengan total ukuran pengembangan mencapai 2.200 hektar. Kawasan Industri Park (KIP) merupakan perusahaan patungan antara dua pengembang industri di Asia Tenggara penamaan Sembcorp Pengembangan Ltd dan PT Jababeka Tbk. Penelitian ini mengkaji tentang implementasi kebijakan Sak Uwong Sak Uwit (SUSU) di Kabupaten Kendal di mana kebijakan tersebut sebagai respon terhadap pemanasan global. Fokus kajian ini adalah implementasi dari sebuah kebijakan, sehingga metode yang yang digunakan adalah metode penelitian hukum yuridis-empiris. Fokus kajiannya adalah melihat hukum dari sisi law in action tidak pada law in books. Kebijakan Sak Uwong Sak Uwit (SUSU) dapat diimplementasikan meski belum maksimal. Calon pengantin sudah menerima informasi tentang kebijakan ini dan melaksanakannya, namun berbeda dengan ibu melahirkan yang tidak mendapatkan informasi tentang kebjaka ini sehingga untuk ibu melahirkan program ini tidak berjalan. Kebijakan ini sudah mampu menggerakkan masyarakat (law as a tool of social engineering) untuk peduli lingkungan yaitu dengan menanam pohon. Dengan menanam pohon tersebut konservasi lingkungn akan tercipta.