Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

REPRESENTASI KAMPUNG SENI DAGO SEBAGAI OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Dasrun Hidayat; Alvi Fitrianti; Mahardiansyah Suhadi; Baruna Tyaswara
J-IKA Vol 1, No 2 (2014): Jurnal J-IKA
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.992 KB) | DOI: 10.31294/kom.v1i2.215

Abstract

Abstract -“Dago Art Village Imaging”. For establishment of positive image to public and attract tourists, both domestic and international, to revisit Bandung City. This research use qualitative approach and descriptive study to obtain results of Dago Art Village imaging for object of interest to tourists in Bandung City. The results of the research suggest that many people do even not yet know the existence of Dago Art Village. At the outset, the concept of Dago Art Village comprise meaning, benefit, function, and role of artist in development of Dago Art Village imaging for object of interest to tourists by means of socialization, promotion, and program. Government have important  role  in  development  of  Dago  Art  Village  including  program,  socialization,  and promotion. We concluded that, first, Dago Art Village for creative object of interest to tourists offer diverse cultural arts that about to be abandoned by young generation today; second, Artist have particularly important role in development of Dago Art Village; third, Government engage in construction of infrastructure and means programs to support Dago Art Village imaging for object of interest to tourists in Bandung City. Keyword: Attractions, Role of Government, The Role of Artists.   Abstrak  -  Pencitraan  Kampung  Seni  Dago,sebagai  pembentukan image positif kepada masyarakat luas dan menarik para wisatawan baik domestic maupun mancanegara untuk kembali mengunjungi kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi deskriptif. Fokus pada pencitraan Kampung Seni Dago sebagai objek wisata kota Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan kampong seni Dago. Dimulai dari konsep kampong seni Dago yang didalamnya meliputi makna, manfaat, fungsi dan peran  seniman dalam pengembangan pencitraan  sebagai  objek  wisata kampong seni Dago yaitu sosialsasi kampong seni Dago, promosi, program.Peran pemerintah pengembangan objek kampong seni Dago meliputi program, sosialisasi, danpromosi. Berdasarakan hasil dari kesimpulan pertama Kampung Seni  Dago sebagai salah satu objek wisata yang kreatif dengan menawarkan beragam seni budaya yang saat ini mulai ditinggalkan oleh generasi muda sekarang, kedua  Seniman  memberikan peranan yang sangat penting dalam perkembangan kampung seni dago, ketiga Pemerintah ikut serta dalam membangun program sarana dan prasarana untuk menunjang pencitraan kampung seni dago sebagai objekwisata kota Bandung  Kata Kunci : Objek wisata, Peran Pemerintah, Peran Seniman
STRATEGI KOMUNIKASI KEPALA ADAT DALAM MELESTARIKAN KESENIAN BELUK Femi Oktaviani; Baruna Tyaswara; Roswida Roswida
JURNAL SIGNAL Vol 7, No 2 (2019): JURNAL SIGNAL
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.63 KB) | DOI: 10.33603/signal.v7i2.2414

Abstract

ABSTRAK Seni beluk adalah seni tradisional dari kampung adat Cikondang yang melantunkan pupuh sunda dengan suara yang di keraskan. Kepala adat melakukan suatu strategi yang bertujuan untuk melestarikan kesenian beluk dengan cara mengajak generasi muda di kampung adat Cikondang menjadi pemain seni beluk sebagai generasi penerus selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi komunikasi tentang perencanaan pesan, menentukan metode penyampaian pesan dan sosialisasi kesenian beluk yang digunakan oleh kepala adat dalam melestarikan kesenian beluk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan studi deskriptif  kualitatif.  Teori yang digunakan untuk menganalisa penelitian ini yaitu teori perencanaan dan interaksi simbolik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa langkah dalam menjalankan strategi komunikasi dengan perencanaan pesan yaitu menetapkan tujuan, menentukan isi pesan, penggunaan kata-kata yang sederhana dan memahami komunikan. Kedua dalam strategi komunikasi harus menentukan metode penyampaian pesan yang tepat dan efektif yaitu metode redudency dan canalizing. Ketiga adalah sosialisasi kepada masyarakat agar diketahui oleh banyak orang. Dari sosisalisasi tersebut terdapat bentuk sosialisasi primer dengan menanamkan nilai-nilai budaya yaitu melestarikan kesenian beluk melalui komunikasi dua arah. Kata Kunci: Strategi komunikasi, kepala adat, seni beluk.  ABSTRACT The art of beluks is the traditional art of the Cikondang village traditional which chants Sundanese poems with a loud voice. The head of a customary carried out a strategy that aimed to preserve the art of beluk by inviting young people in the Cikondang traditional village to become outsiders as the next generation. This study aims to examine communication strategies about planning messages, determine the method of delivering messages and socialize the art of beluk that are used by traditional leaders in preserving the art of beluk. This study uses qualitative methods and qualitative descriptive studies. The theory used to analyze this research is planning theory and symbolic interaction. The results of the study show that there are several steps in carrying out a communication strategy with planning messages, namely setting goals, determining the contents of the message, using simple words and understanding communicants. The second in the communication strategy must determine the right and effective method of delivering messages, namely the redundancy and canalizing methods. The third is socialization to the public to be known by many people. From the socialization, there is a form of primary socialization by instilling cultural values, namely preserving the art of beluk through two-way communication. Keywords: Communication strategy, customary head, beluk art.