Pertanian kelapa di Indonesia seringkali dihadapkan pada tantangan keselamatan kerja dan efisiensi operasional dalam proses pemanenan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan alat bantu panjat dan sistem panen kelapa yang mengintegrasikan prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta pendekatan antropometri untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan efisiensi. Alat bantu panjat pohon kelapa ini dirancang untuk memudahkan petani yang tidak terbiasa memanjat pohon kelapa secara manual. Menggunakan prinsip angkat yang memanfaatkan kekuatan kaki, alat ini dirancang dengan pendekatan antropometri melalui analisis kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Pendekatan antropometri dilakukan dengan mengukur tinggi tubuh petani kelapa untuk mendapatkan acuan dalam mendesain alat yang nyaman dan aman digunakan. Dengan adanya sabuk pengaman, alat ini memastikan keamanan pengguna, yang biasanya adalah para petani atau individu yang tidak ahli dalam memanjat. Alat panjat kelapa ini terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu Foot Rest, Tree Climbing Spikes, Tree Straps, Hook, Adjustable Strap, dan Safety Harness. Alat ini bekerja dengan cara mencengkeram batang pohon kelapa menggunakan kekuatan kaki. Ketika kaki menginjak Foot Rest, beban tubuh akan menguatkan cengkeraman Tree Climbing Spikes pada batang pohon, sementara Safety Belt memberikan tambahan dukungan dan keselamatan, menjaga tubuh tetap aman selama proses pemanjatan. Spesifikasi alat panjat ini memiliki panjang 55 cm, lebar 34 cm, berat 6 kg dengan luas pijakan 25 cm x 13 cm. Metode kegiatan meliputi survei lapangan untuk identifikasi masalah, pengumpulan data antropometri, desain prototipe, uji coba efektivitas, analisis risiko K3 menggunakan FMEA, dan analisis ekonomi untuk mengevaluasi kelayakan usaha. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa alat bantu panjat ini efektif dalam meningkatkan kecepatan pemanjatan dan pemetikan kelapa, dengan biaya operasional yang lebih efisien dibandingkan metode tradisional. Analisis ekonomi menunjukkan bahwa alat ini dapat mencapai titik impas dalam waktu yang relatif singkat, memberikan potensi keuntungan jangka panjang bagi petani. Implikasi sosial dan ekonomi dari pengembangan ini juga dibahas, menyoroti kontribusi positif terhadap kesejahteraan petani dan keberlanjutan pertanian.