Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Negotiating Space and Space of Negotiation: Consuming Spaces in the Urban Kampong Gregorius Sri Wuryanto
JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2010): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.992 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v1i1.285

Abstract

The understanding of place cannot be undertaken without major theoretical endeavor. To know something as apparently simple as the social relations of place and its consumption is to have to engage with a sophisticated array of social theorizing. Built environment (space) will be naturally transformed into a place by desirable quality of human intervention: people permeate it with life and spirit of place. Space is a material product, in relation with other material elements – among others, men, who themselves enter into particular social relations, which give to space a form, a function, a social signification. (Castells,1979: p.115). It is emphasized by Lefebvre proposition about (social) space is a (social) product (Lefebvre, 2007, p.26). Therefore, it is relevant to analyze urban space and its architecture as the spatial products of the socio-cultural representation. Meanwhile, Habraken mentioned that intimate and unceasing interaction between people and the forms they inhabit uniquely defines built environment (Habraken, 2000). In addition, Habraken argued that built environment is universally organized by the Orders of Form, Place, and Understanding. These three fundamental, interwoven principles correspond roughly to physical, biological, and social domain. For those grounds, this paper is an attempt to develop theoretical understanding about production and consumption of social space on the basis of everyday life spatial practices in the domestic setting of Urban Kampong settlement.
Identifikasi Resiko Jalur Evakuasi Hunian Tetap di Monggang Srihardono Kopek Bantul dengan Perbandingan Analisa Digital (Space Syntax) dan Manual Yunizar, Dimas Kharisma; Wuryanto, Gregorius Sri; Ricardo, David
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 7 No. 01 (2025): Arsitekta: Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/arsitekta.v7i01.816

Abstract

Hunian tetap merupakan suatu program dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk menyediakan rumah bagi pengungsi. Pada saat ini hunian tetap yang berada di dusun Dusun Monggang, Srihardono, Kopek, Bantul banyak mengalami transformasi, alasan warga melakukan penambahan ruangan sebagai bentuk adaptasi kebutuhan yang terus meningkat. Adanya ruang tambahan seperti ditunjukan pada gambar 2, menyebabkan terdapat akses dari sebagian ruangan dari dalam rumah menuju ruang luar menjadi lebih panjang. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, penghuni bangunan harus memiliki waktu yang cukup untuk meyelamatkan diri dan meninggalkan bangunan selama proses evakuasi. Rumusan masalah pada penelitian ini membahas tentang identifikasi risiko jalur evakuasi di Monggang Srihardono Kopek Bantul menggunakan analisis digital (space syntax) dan manual. Metode yang dilakukan adalah dengan metode eksperimental dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi jalur evakuasi bencana gempa bumi yang optimal di dalam rumah yang mengalami penambahan ruang Perencanaan yang matang, Pemeliharaan rutin, dan Pemahaman penghuni rumah. jalur evakuasi bencana gempa bumi yang terjadi di dalam suatu rumah yang mengalami penambahan ruang menemukan bahwa kondisi jalur evakuasi tersebut umumnya tidak memenuhi persyaratan.