Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TRADISI TURUN-TEMURUN PEMBUATAN BATIK MASYARAKAT KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA (SEBUAH TINJAUAN BUDAYA) Prasetyo Adi Wisnu Wibowo
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i1.238

Abstract

Batik, yang sejak ratusan tahun silam dikenal sebagai jarit 'kain panjang' untuk kaum bangsawan Indonesia (Jawa), kini telah meluas dalam produksi maupun arti fungsi pemakaiannya. Dalam tulisan ini akan dipaparkan bagaimana proses pembuatan batik di kampung Laweyan. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah prosesi membatik di kampung batik Laweyan, informan perajin batik di kampung batik Laweyan, serta naskah lama. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik catat, rekam, dan wawancara mendalam. Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Proses pembatikan suatu kain memerlukan tahapan-tahapan khusus yang dimulai dari pemilihan kain mori yang baik, membuat pola dengan ceceg, nembok sampai proses terakhir yaitu mababar. Untuk membuat satu lembar kain dengan motif batik memerlukan alat-alat khusus, antara lain wajan, gawangan, canthing, bandhul, dan lilin atau malam. Banyak sekali jenis-jenis motif kain batik antara lain sidamukti, sidaraja, parangrusak dan sebagainya. Pada jaman dahulu seorang wanita Jawa diharuskan untuk mampu membatik. Adapun kampung yang terkenal sebagai sentra industri kerajinan batik adalah kampung Laweyan di Surakarta dan telah ada sejak zaman kerajaan Pajang. Kata-kata Kunci: Laweyan, batik, tradisi turun-temurun.
Pandangan Multikultural Ki Padmasusastra Melalui Empat Karya Sastranya Prasetyo Adi Wisnu Wibowo
JURNAL IKADBUDI Vol 5, No 12 (2016): Jurnal Ikadbudi
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v5i12.12312

Abstract

Ki Padmasusastra (1843-1926) yang sering menyebut dirinya dengan nama tiyang mardika ingkang marsudi kasusastran Jawi ing Surakarta adalah penulis dan pemerhati bahasa, sastra, dan budaya Jawa setelah era para pujangga Jawa. Ki Padmasusastra walaupun tertarik dan menerima norma-norma sastra dan budaya Eropa, akan tetapi ia tetap mengabdikan diri pada sastra dan budaya Jawa tradisional. Kehadiran empat karya sastranya memiliki warna dan keunikan tersendiri yang menempatkan Ki Padmasusastra sebagai salah satu pengarang Jawa yang terkenal. Pandangan-pandangan multikultural, pemikiran, kreativitas, maupun keteladanan semangat Ki Padmasusastra sebagai seorang pengarang telah berhasil membangun karakter bangsa melalui karya sastra.Kata kunci: Ki Padmasusastra, karya sastra, pandangan multikultural. AbstractKi Padmasusastra (1843-1926) is often called himself by the name tiyang mardika ingkang Marsudi kasusastran Jawi ing Surakarta is a writer and observer of language, literature, and culture of Java after the era of the poets of Java. Ki Padmasusastra although interested and accepted norms of European literature and culture, but he remains devoted to literature and traditional Javanese culture. The presence of four literary works have colors and unique that puts Ki Padmasusastra as one of the authors of the famous Java. The views multicultural, thinking, creativity, and the exemplary spirit of Ki Padmasusastra as an author has succeeded in building the character of the nation through literary works.Keywords: Ki Padmasusastra, literature, multicultural outlook.
Negotiating Identity: The Cultural and Religious Significance of Rifa'iyah Batik for Women Sigit Setyawan; Titis Srimuda Pitana; Prasetyo Adi Wisnu Wibowo
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 23 No. 1 (2025): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/ibda.v23i1.13973

Abstract

This study examines how the Rifa'iyah batik tradition becomes a conveyance for self-actualization for Rifa'iyah women in public spaces, focusing on negotiating women's identity in existing social constructions. Located in Kalipucang Wetan, Batang, Jawa Tengah Indonesia. This study uses a descriptive qualitative method with a post-structuralist feminist approach to reveal the dynamics of Rifa'iyah women's identity. Data were obtained through interviews with batik artisans and cultural observers, observations, and literature studies. The study results show that Rifa'iyah women can negotiate sociocultural structures through the batik tradition, changing society's perception of the role of women in the public sphere. They are not merely economic actors who contribute to family income but also agents of social change and cultural preservers. The gender identity of Rifa'iyah women is proven to be dynamic and continues to be formed through repeated actions and negotiations with prevailing norms. The implications of this study enrich cultural and gender studies, especially in understanding the interaction between gender, spirituality, and culture in shaping women's identity. This study also provides a new perspective on how women can utilize creative spaces to participate in the public sphere without violating the values ​​​​adopted by society. Research findings are relevant to women's empowerment efforts in traditional societies, showing that traditions can empower when interpreted and practised creatively.
Diksi, Kiasan dan Maknanya dalam Lirik Lagu Band Romi & The Jaht pada Album Slonong Boy And Film Murahan (Kajian Semantik) Ahmad Khawarizmy Zihan; Djatmika, Djatmika; Prasetyo Adi Wisnu Wibowo; Arifuddin, Arifuddin
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 11 No. 4 (2025)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v11i4.7002

Abstract

Penelitian ini berfokus pada proses penggunaan diksi, kiasan dan maknanya dalam album SLonong Boy dan Film Murahan Karya Band romi & The Jahats, ini adalah sebuah metode yang memungkinkan peningkatan kreativitas dan penggunaan dalam pembuatan lirik lagu. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan yang efektif dalam mengkondensasi elemen-elemen linguistik tanpa mengurangi esensi dan pesan yang ingin disampaikan disebuah lagu. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini mengamati dan menganalisis penggunaan diksi, kiasan dan maknanya dalam tingkatan Bahasa (Kata, frasa, dan Klausa)  yang telah berhasil diubah menjadi lirik lagu berdasarkan tema yang hadir dalam album yang telah dipilih oleh penulis Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penggunaan diksi, kiasan dan maknanya, tidak hanya memerlukan pemahaman yang mendalam tentang struktur Bahasa dalam lirik lagu. Penelitian ini memberikan wawasan baru dalam studi linguistic dan menawarkan panduan praktis bagi penulis yang ingin mengembangkan kemampuan mereka dalam menciptakan lirik lagu yang bertema dan emosional.