NAsruddin Suyuti
Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FUNGSI PAGUYUBAN PONOROGO DALAM MELESTARIKAN KESENIAN REOG PONOROGO DI DESA ABADI JAYA KECAMATAN MAGINTI KABUPATEN MUNA Siti Ummi Latifah; NAsruddin Suyuti; Ashmarita Ashmarita
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 6 No 3 (2017): Volume 6 Nomor 3, Oktober 2017
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.974 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v6i3.500

Abstract

This study aims to identify and to describe the activities carried out by the Ponorogo Paguyuban in an effort to preserve the art of Reog in the Abadi Jaya Village, Maginti District, West Muna District. This research uses structural functionalism theory. The method is the ethnographic method with collection data by using both observational techniques, in-depth interviews, and Purposive Sampling informant selection techniques. The results show that the activities carried out by the Ponorogo Paguyuban in an effort to preserve the Reog Ponorogo arts included training activities for Jathil dancers performed twice a week, monthly social gathering and hospitality activities. Whereas the function of the Ponorogo Circle of Friends is carried out in an effort to preserve the art of Reog in the form of internalizing Jathil dancers in the art of Reog ponorogo, embracing the younger generation in an effort to preserve the art of Reog and performing to introduce Reog ponorogo art to the general public. So that this study recommends for some parties, namely community members to collaborate with schools in Abadi Jaya Village to make Reog ponorogo art as one of the subjects of local content so that efforts to preserve Reog art can run optimally.
MERANTAU PADA ORANG WANCI Irwanuddin Irwanuddin; Nasruddin Suyuti; Hasniah Hasniah
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 7 No 2 (2018): Volume 7 Nomor 2, Juni 2018
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.471 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v7i2.524

Abstract

This study aims to find out the reason for the Wanci in Wandoka Village to migrate and describe the economic life of the nomads' families before migrating and after migrating. Data collection techniques are taken through observation (observation) and in-depth interviews (in-depth interviews). Data analysis was carried out descriptive qualitative. The results of the study show that the reason for the Wanci going to wander is due to two main factors, namely (1) the natural condition (geographical) and the topography of the land / land that is not so fertile as agricultural land; (2) family economic factors, where people feel they cannot depend on farming and fishing activities; (3) employment that is relatively very rare; (4) educational factors; and (5) psychological factors. Keywords: family of wander, Wanci’s people
DINAMIKA MATA PENCAHARIAAN SUKU BAJO DI DESA JAWI-JAWI KECAMATAN BUNGKU SELATAN KABUPATEN MOROWALI Intan Nurma Gandi; Nasruddin Suyuti
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 1 (2021): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.746 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i1.1100

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan dinamika mata pencaharian Suku Bajo di Desa Jawi-Jawi Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali dan untuk mengetahui alasan terjadinya dinamika mata pencaharian Suku Bajo di Desa Jawi-Jawi Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali. Teori yang digunakan adalah teori Strategi Adaptasi dari John W. Bennet.Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui pengamatan (observasi) dan wawanvara (interview) sehingga data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dinamika mata pencaharian yang terjadi pada masyarakat Suku Bajo di Desa Jawi-Jawi disebabkan oleh faktor kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, peralatan tangkap yang kurang memadai, sumber daya laut semakin berkurang, dan faktor alam. Dari beberapa faktor tersebut membuat masyarakat Suku Bajo di Desa Jawi-Jawi melakukan beberapa pekerjaan lain dengan alasan akan menggunakan waktu kosong saat tidak melakukan pekerjaan menjadi nelayan ketika terjadi cuaca yang kurang baik, tetapi tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai nelayan. Dari pekerjaan sebelumnya sebagai nelayan terbentuk beberapa jenis pekerjaan, anatara lain yaitu, budidaya rumput laut, petani, pertukangan, pedagang.
KELOR (BHANGGAI) PADA ORANG MUNA DI DESA MASALILI KECAMATAN KONTUNAGA KABUBUPATEN MUNA Nur Haliza; Nasruddin Suyuti
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 2 (2021): Volume 5 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.389 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i2.1282

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan alasan orang Muna di Desa Masalili tidak mengembangkan kelor sebagai ketahanan ekonomi keluarga dan untuk mengetahui upaya pemerintah setempat dalam mengembangkan tanaman kelor sebagai ketahanan ekonomi keluarga. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember-Februari 2020. Penelitian ini menggunakan teori Ekonomi Subtantif dari Scott Cook, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian lapangan dengan dua metode yakni pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (indeepth interview). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode penelitian etnografi.Hasi penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Masalili belum mengetahui manfaat dan nilai ekonomis dari tanaman kelor dan juga mayoritas masyarakat setempat berprofesi sebagai pengrajin tenun, sementara Pemerintah Desa Masalili Kecamatan Kontunaga masih berupa perencanaan untuk mengembangkan dan membudidayakan tanaman kelor agar menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakt. Penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Masalili perlu dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk mengembangkan tanaman kelor sebagai ketahanan ekonomi keluarga.
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS BUDAYA : (STUDI PADA OBJEK WISATA TAMBORASI DI DESA TAMBORASI KECAMATAN IWOIMENDAA KABUPATEN KOLAKA Aminadap Aminadap; Nasruddin Suyuti
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol. 7 No. 1 (2023): Volume 7, Nomor 1, Juni 2023
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pemerintah dan masyarakat desa Tamborasi dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya pada Objek Wisata Tamborasi di Desa Tamborasi, Kecematan Iwoimendaa, Kabupaten Kolaka. Informan dalam penelitian ini adalah 13 orang yang telah lama bertempat tinggal di sekitar objek wisata Tamborasi serta perangkat pemerintah Kabupaten Kolaka yang berada di Desa Tamborasi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif sehingga pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatis dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peran Pemerintah Daerah dan Masyarakat Desa Tamborasi dalam mengembangkan pariwisata berbasis budaya pada Objek Wisata Tamborasi di Desa Tamborasi Kecamatan Iwoimendaa Kabupaten Kolaka yakni dengan memanfaatkan sumber daya dan peluang yang dimiliki, memberikan pendidikan tentang kepariwisataan kepada masyarakat, meningkatkan kerjasama dengan pemerintah, meningkatkan promosi, menetapkan Perdes untuk sterilasi kawasan wisata, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan pengawasan dalam pengelolaan objek wisata, pengelolaan dan penataan sarana dan prasarana, bekerja sama dengan pemerintah dan swasta, serta menjaga budaya masyarakat yang sudah ada. (2) Faktor pendukung dalam pengembangan Objek Wisata Tamborasi yakni potensi alam, kondisi keamanan yang baik, suasana objek wisata yang memberikan kenyamanan, dan keadaan jalan yang sudah baik. Sedangkan faktor penghambatnya yakni jarak tempuh yang jauh dengan kota Kendari, promosi objek wisata yang masih kurang, program pengembangan objek wisata yang masih sederhana, keterbatasan anggaran untuk biaya sarana dan prasarana objek wisata, serta kurangnya tenaga kerja profesional dalam pengelolaan objek wisata.
KELOR (BHANGGAI) PADA ORANG MUNA DI DESA MASALILI KECAMATAN KONTUNAGA KABUBUPATEN MUNA Nur Haliza; Nasruddin Suyuti
JURNAL KABANTI: Kerabat Antropologi Vol 5 No 2 (2021): Volume 5, Nomor 2, Desember 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/kabanti.v5i2.1282

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan alasan orang Muna di Desa Masalili tidak mengembangkan kelor sebagai ketahanan ekonomi keluarga dan untuk mengetahui upaya pemerintah setempat dalam mengembangkan tanaman kelor sebagai ketahanan ekonomi keluarga. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember-Februari 2020. Penelitian ini menggunakan teori Ekonomi Subtantif dari Scott Cook, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian lapangan dengan dua metode yakni pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (indeepth interview). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode penelitian etnografi.Hasi penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Masalili belum mengetahui manfaat dan nilai ekonomis dari tanaman kelor dan juga mayoritas masyarakat setempat berprofesi sebagai pengrajin tenun, sementara Pemerintah Desa Masalili Kecamatan Kontunaga masih berupa perencanaan untuk mengembangkan dan membudidayakan tanaman kelor agar menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakt. Penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Masalili perlu dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk mengembangkan tanaman kelor sebagai ketahanan ekonomi keluarga.