Melya Dyanasari Sebayang
Universitas Kristen Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perencanaan Transmisi dan Poros Bagi PLTMH dengan Head 22 Meter dan Debit Air 50 Liter Per Detik pada Air Terjun Curug Pelangi Medyawanti Pane; Melya Dyanasari Sebayang; Abdi Usia Siahaan
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 4, No 2 (2020): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v4i2.4066

Abstract

Pemanfaatan air sebagai sumber daya alam dari energi terbarukan untuk pembangkit listrik adalah salah solusi alternatif untuk menggantikan kebutuhan bahan bakar fosil. Sebelum perancangan poros dan transmisi pada PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro), dilakukan studi potensi untuk mengetahui gambaran secara umum potensi air. Dicurug pelangi terdapat sungai yang yang memiliki air terjun, yang dapat dipotensikan untuk menghasilkan energi listrik. Namun air terjun saat ini digunakan sebagai destinasi wisata desa. Dari pengamatan dan perhitungan dengan menggunakan pelampung, dan luas penampang sungai diperoleh total debit air Q = 0,05 m3/s. Dari pengukuran juga didapat tinggi air terjun H= 22 m. Berdasarkan ketinggian dan debit jatuh air yang ada, dimensi utama pada turbin air adalah jenis pelton Mikrohidro sebagai pembangkit tenaga penggerak yang direncanakan. Hasil perhitungan untuk head efektif = 23,98 m, dengan debit air yang digunakan untuk memutarkanturbin. Daya yang diperoleh adalah 7,4 kW. Dari data tersebut direncanakan dimensi utama turbin pelton Mikrohidro dengan diameter roda D = 272 mm, jumlah bilah Z = 10 dengan 2 nosel, diameter poros d = 27,2 mm, dengan transmisi yang digunakan adalah V Belt dengan perbandingan 1:2. Dalam merancang poros dan transmisi pada turbin pelton ini air hanya diarahkan untuk meradiasi kesatu sisi, poros akan mengalami gaya aksial (yang sejajar denagan poros).
Analisa Temperatur Sinter Terhadap Diameter kristallit, Kerapatan dislokasi, Regangan mikro dan Struktur mikro pada Material Katoda Baterai LiNi0,7Fe0,2Co0,1O2 Budiarto Djono Siswanto; Melya Dyanasari Sebayang; Septian Arum Fajar Maulana
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 6, No 1 (2022): EDISI JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v6i1.5597

Abstract

Penelitian analisa pengaruh temperatur sinter terhadap diameter kristallit, kerapatan dislokasi, regangan mikro dan struktur mikro pada pembuatan material katoda baterai LiNi0,7Fe0,2Co0,1O2, sebagai salah satu bahan untuk baterai telah dilakukan. Material katoda baterai merupakan faktor penentu kapasitas penyimpanan energy, yang digunakan sebagai sumber daya pada peralatan elektronik. laptop, dan kendaraan listrik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh temperatur sinter terhadap diameter kristallit, kerapatan dislokasi, regangan mikro dan struktur mikro pada pembuatan material katoda baterai LiNi0,7Fe0,2Co0,1O2 dengan metode kopengendapan satu tingkat. Hasil pengujian dengan difraktometer sinar-X menunjukkan bahwa dengan meningkatnya temperatur sinter rerata diameter kristallit menurun (6,88nm menjadi 4,10nm), akan tetapi rerata kerapatan dislokasi menaik (1,42 garis/mm2 menjadi 9,9 garis/mm2) . Namun rerata regangan mikro meningkat (13,56 % ke 31,56%) dengan temperatur naik pada bidang hkl (104), (110), (101), (003), dan (105). Berdasarkan hasil pengamatan spektrum dengan FTIR menunjukkan  adanya pita yang ditemukan sekitar 549 cm-1, untuk getaran peregangan Li-O, yang menunjukkan pembentukan oktahedra LiO6. Juga vibrasi karakteristik oksida logam Co-O, Ni-O, dan Fe-O masing-masing pada bilangan gelombang : 528-586, 580, dan 680 cm-1. Hasil pengamatan strukturmikro dengan SEM menunjukkan ukuran mikron dengan permukaan tidak merata dan homogen. Komposisi unsur logam Ni, Fe, dan Co dianalisis dengan EDXS menunjukkan kandungan logam Ni, Fe, dan Co berkurang seiring dengan temperatur sinter dinaikkan.