Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Analisis Pengaruh Temperatur Terhadap Sifat Termal dan Gugus Fungsi Proses Thermoforming Material Polivinilklorida Budiarto Djono Siswanto; Bayu Fajar Saputro; Melya Dyanasari Sebayang
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 5, No 2 (2021): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v5i2.4816

Abstract

Forming sheet plastic into various new shapes and applications, this plastic is adjusted to the design we want with the help of heat, pressure and molding. The purpose of this study was to determine the energy and heat value released by PVC material with variations in heating and cooling temperatures in the forming unit,to determine the effect of PVC process temperature on thermal properties with DSC tools and to determine the effect of PVC process temperature on functional groups using FTIR tools.The calculation results show that the heat released by the A.1 material is 1,740 Watt and A.2 is 1,938 Watt. The energy received by the cooling water in the 30th minute on specimen A.1 is 5.571 Watt and A.2 is 14,857 Watt with each temperature increase of 0.5℃. The results of the DSC test samples A.1 (defective) and A.2 (good) show that the melting temperature of the two is almost the same, which is around 78oC but there is a difference in Tg (temperature glass) of 0.013 J/goC faster than the A.2 test specimen 115oC (Very nice). The results of the FTIR test samples A.1 (disabled), A.2 (good) showed the highest difference in wavelength up to 8.4% at the wave values of 3749.77cm-1 and 3740.90cm-1.
Analisis Pengaruh Suhu Artificial Age Terhadap Kekerasan, Densitas dan Struktur Kristal Paduan Alumunium (5052) Untuk Bahan Sirip Roket Regi Megantara; Budiarto Djono Siswanto; Dikky Antonius
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 4, No 2 (2020): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v4i2.4040

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan percobaan perlakuan panas T6 terhadap paduan Al 5052 yang mempunyai sifat kuat, ringan, mudah dibentuk, tahan karat, serta konduktifitas termal yang baik namun memiliki kelemahan yaitu kekuatannya . Untuk memenuhi syarat paduan Al-5052 sebagai bahan fin roket, dapat dilakukan metode proses pemanasan T6. Proses T6 dimulai dengan dipanaskan solid solution pada suhu diatas 500°C ditahan selama 1 jam, kemudian dilakukan pendingan cepat melalui media air, serta proses penuaan buatan (artificial aging) dengan variasi suhu 140°C, 170°C dan 200°C selama 30 menit. Setelah proses pendinginan, spesimen ini kemudian dilakukan proses metalografi. Karakterisasi kekerasan dengan skala Vickers, diperoleh bahwa paduan Al 5052 tanpa perlakuan panas memberikan angka kekerasan sebesar 86,10 HV. Sampel uji Al 5052 yang mengalami perlakuan panas memberikan nilai kekerasan tertinggi sebesar 144,90 HV diperoleh pada kombinasi temperature aging 200°C waktu aging 30 menit, terjadi kenaikan nilai kekerasan sebesar 68%. Pengujian struktur mikro dengan Scanning Electron Microscope (SEM), menunjukkan bahwa pada sampel uji Al 5052  tanpa perlakuan panas terlihat matriks Al yang dominan, sedangkan pada sampel uji Al 5052 setelah melalui proses T6 memunculkan fasa MgZn2  yang meningkatkan nilai kekerasan (sifat mekanik) secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan kadar Mg dalam jumlah yang besar pada paduan Alumunium juga dapat menaikkan kekuatan tarik. Pengujian ukuran kristal, kerapatan dislokasi, dan regangan kisi mikro dengan X-Ray Diffraction (XRD), menunjukkan bertambahnya ukuran kristal seiring dengan lamanya waktu pemanasan penuaan buatan. Sedangkan densitas dislokasi dan regangan kisi meningkat selama dengan variasi suhu 140°C, 170°C dan 200°C.
Analisis Pengaruh Waktu Artificial Age (T6) Terhadap Struktur Kristal, Densitas Dan Kekerasan Paduan Alumunium (6061) Untuk Bahan Sirip Roket Shena Alfath; Budiarto Djono Siswanto
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 4, No 2 (2020): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v4i2.4041

Abstract

Analysis of heat treatment with time and temperature variables on AL6061 alloys which have lightweight, easy to form, corrosion resistant, and good thermal conductivity but have a weaknesses that is his strength. To meet the requirements of the Al-6061 alloy, a T6 heating process can be used. The T6 process begins with heated solid solution at temperatures above 500 ° C held for 1 hour, then dip it quickly in water media, as well as the artificial aging process time variations of 45, 90, 180 minutes at a temperature of 200°C. After the cooling process, the specimen is then carried out metallographic process. Hardness test by Vickers scale, obtained that Al6061 alloy without heat treatment gave a hardness rate of 50,.30 HV. Al6061 test sample which heat treatment gave the highest hardness value of 65,1 HV obtained at a combination of aging temperature of 200°C aging time of 180 minutes, an increase in hardness value of 29,42%. In testing the crystal structure using a Scanning Electron Microscope (SEM), showed that the Al6061 test sample without heat treatment showed the dominant Al matrix, whereas in the Al6061 test sample after going through the T6 process, the Mg2Si phases were used to harden the alloy. For the results of crystal size, dislocation density, and crystal lattice strain using the concept of X-Ray Diffraction (XRD), showed a decrease in crystal size and dislocation density at 45 minutes and 90 minutes, then at 180 minutes the size of the crystal and dislocation density increased. While the lattice strain has increased, and reached its highest value in 180 minutes.
Analisa Pengaruh Temperatur dan Kelembaban Terhadap Perubahan Panjang dan Gugus Fungsi Pada Material Plastik PMMA (Polymethymethacrylate) Muhammad Riski Arifiyanto; Budiarto Djono Siswanto; Bantu Hotsan
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 4, No 2 (2020): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v4i2.4057

Abstract

Perubahan panjang material plastik PMMA (Polimethymethacrylate) dapat terjadi karena pengaruh temperatur dan kelembaban. Untuk mengetahui laju perubahan panjang material plastik PMMA pada kondisi didalam kontainer saat transportasi, dilakukan pengujian dengan mensimulasikan kondisi temperatur dan kelembaban ketika di dalam kontainer. Perubahan panjang ini terjadi hingga mencapai titik maksimum, berapa lama waktu yang dibutuhkan material plastik PMMA stabil dan tidak terjadi lagi perubahan panjang, serta mengetahui pengaruh temperatur dan kelembaban terhadap gugus fungsi yang terbentuk. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian material plastik PMMA menggunakan mesin chamber yang dapat mensimulasikan kondisi temperatur dan kelembaban didalam kontainer ketika proses transportasi, diantaranya high temperature – high humidity, high temperature – low humidity, low temperature – high humidity, low temperature – low humidity. Serta mengetahui gugus fungsi yang terbentuk. Hasil pengujian menunjukan perubahan panjang yang terbesar terjadi pada kondisi low temperature – high humidity dengan perubahan panjang sebesar 0.36 mm atau 0.146% dan mencapai titik stabil diaman tidak lagi terjadi perubahan panjang pada hari ke-21. Sedangkan, untuk perubahan panjang terkecil ialah pada kondisi high temperature – low humidity, pada kondisi ini terjadi penyusutan panjang sebesar -0.14 mm atau -0.0567% dan mencapai titik kestabilannya pada hari ke-4. Dari percobaan yang dilakukan tidak terjadi perubahan gugus fungsi pada senyawa material plastik PMMA. Hal ini menunjukan temperatur dan kelembaban di dalam kontainer tidak memengaruhi gugus fungsi yang terbentuk.
Pengaruh Temperatur Artificial Age Terhadap Kekerasan, Kekuatan Luluh dan Kerapatan Dislokasi Pada Paduan Al97,11Mg1,52Si0,86Zn0,51 Budiarto Djono Siswanto
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 5, No 2 (2021): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v5i2.4630

Abstract

The dislocation density, micro lattice strain, crystal size, microstructure and hardness of T6 heating treatment have been carried out with variations in temperature of artificial age in Al97,11Mg1,52Si0,86Zn0,51 alloys. The Al97,11Mg1,52Si0,86Zn0,51 alloy sample was made with granular metallurgy and then T6 was heated (solid solution heating at 530 0C for 1 hour and temperature variations of artificial age 1400C, 1700C, and 2000C and time for 1 hour). The hardness test results showed that the Al97,11Mg1,52Si0,86Zn0,51alloy increased due to variations in artificial age temperatures. Microstructure observation shows hypoeutectic structure consisting of primary aluminum dendrite and eutectic mixture of Al97,11Mg1,52Si0,86Zn0,51. The results of the analysis of dislocation density, microstructure, and crystal size after T6 heat treatment showed that the Al97,11Mg1,52Si0,86Zn0,51 alloy. consists of the -Al phase, and the Mg2Si phase. The results of artificial age resulted in recrystallization and grain growth as evidenced by an increase in micro-strain from 25.05% to 32.83% in the Miller index (311), an increase in crystallite size from 7.6734 nm to 21.3354 nm, and a decrease in dislocation density. from 0.0624 1/mm2 to 0.0067 1/mm2 and a decrease in yield strength from 573.54 MPa to 312.65 MPa.
Pengaruh Waktu Artificial Aging terhadap Struktur Kristal, Kerapatan Dislokasi dan Kekerasan pada Paduan Al-7075 Dian Permata Putri; Budiarto Djono Siswanto; Dikky Antonius
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 4, No 2 (2020): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v4i2.4045

Abstract

Sintesis paduan Aluminium (7075) dengan metalurgi butiran dan proses T6 serta pengaruh waktu artificial aging terhadap struktur kristal, ukuran kristal, kerapatan dislokasi, regangan kisi, dan kekerasan telah dilakukan. Aluminium murni pada umunya mempunyai sifat lunak, tahan korosi, konduktivitas termal yang baik, dan dapat  ditempa, namun untuk meningkatkan sifat mekanik melalui perlakuan panas T6 (solid solution, quenching, age hardening). Paduan aluminium 7075 dilakukan proses solid solution suhu 5500C selama 1 jam, didinginkan hingga mencapai suhu ruang dan selanjutnya proses penuaan buatan (artificial aging) dengan variasi waktu 1, 24 dan 30 jam pada suhu 2000C didinginkan hingga mencapai suhu ruang. Proses selanjutnya sampel akan dilakukan proses metalografi. Paduan aluminium 7075 mencapai kekerasan maksimum pada suhu artificial aging 2000C dengan holding time 1 jam sebesar 23,035 HBN, karena terbentuk presipitat (endapan) Mg2Si dan MgZn2. Sedangkan pengujian untuk sampel Aluminium 7075 tanpa perlakuan panas mempunyai nilai kekerasan sebesar 20,118 HBN. Namun pada sampel material paduan Al 7075 setelah penuaan buatan dari waktu tahan 1 jam dibandingkan waktu tahan 24 jam dan 30 jam terjadi penurunan kekerasan sebesar 17,93% dan 14,58%. Pengujian komposisi unsur kimia pada Aluminium 7075 dengang menggunakan EDX, menunjukkan komposisi unsur kimia yang sama yaitu Al, Mg,Si, dan Zn. Ukuran kristal terbesar pada bidang indeks Miller (2 0 0) terjadi pada perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC holding time 30 jam sebesar 23,94550 nm. Dan ukuran kristal terkecilnya terjadi pada perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC holding time 24 jam sebesar 3,4405 nm. Densitas dislokasi terbesar pada bidang indeks Miller (2 0 0), perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC holding time 24 jam sebesar 0,08448 garis/mm2. Untuk densitas dislokasi terkecil pada bidang indeks Miller (2 0 0), perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC holding time 24 jam sebesar 0,00174 garis/mm2. Regangan kisi mikro terendah pada bidang indeks Miller (3 1 1), perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC waktu tahan 30 jam yaitu 3,78% dan regangan kisi mikro terbesar pada bidang indeks Miller (3 1 1), perlakuan panas artificial aging pada suhu 200oC waktu tahan 30 jam yaitu 27,9%.
Uji Efektifitas Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus (L) G. Don) Sebagai Penurun Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Budiarto Rahmat Taruh; Hariyadi Hariyadi; Yeremia S. Mokosuli; Anice I. Tuda; Yessie K. Kelly
Majalah INFO Sains Vol 2 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.884 KB) | DOI: 10.55724/jis.v2i2.36

Abstract

Salah satu khasiat dari tapak dara adalah sebagai penurun kadar glukosa dalam darah, tetapi khasiat dari tanaman tapak dara ini belum diketahui secara luas oleh semua kalangan masyarakat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa dalam darah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen murni di laboratorium, dengan cara daun tapak dara dibuat ekstrak. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih sebanyak 15 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok (kontrol negatif (-), kontrol positif (+), uji ekstrak 10%, uji ekstrak 30%, uji ekstrak 50% ). Semua tikus putih diberikan larutan glukosa 2 ml (mengandung 0,04 gram glukosa). Kenaikan dan penurunan kadar glukosa dalam darah pada tikus putih diukur dengan alat test glukosa darah/gluco meter (test accurentd strip).Hasil yang diperoleh dari pengujian sediaan ekstrak dengan konsentrasi 10%, 30%, 50%, menunjukan adanya perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol negatif (-) dan terhadap kontrol positif (+). Dari hasil ini dapat di simpulkan bahwa ekstrak daun tapak dara dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa dalam darah.
Pengaruh Serapan Sistem Pendingin pada Shrinkage untuk Blister dari PVC Dikky Antonius; Budiarto Budiarto; Benedigtus Tito
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2020.v06.i01.p04

Abstract

Proses thermoforming dilakukan dengan memanaskan material lembaran plastik kemudian diberi tekanan atau vakum ke rongga cetakan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Pada penelitian ini, proses thermoforming diaplikasikan untuk membuat Blister. Dimana Blister adalah tempat memasukan obat berbentuk pila tau kapsul. Temperatur air pendingin (forming temperature) diatur dari mulai 19oC, 21oC dan 25oC, sementara temperatur pemanasan (heating temperature) disusun dari mulai 110oC, 120oC dan 130oC untuk masing-masing temperatur air pendinginan. Kualitas Blister diukur dengan metode visual, serta menggunakan jangka sorong digital untuk melihat shrinkage (cacat penyusutan) yang mungkin terjadi. Kebocoran blister juga dicek dengan menggunakan pompa vakum. Hasil akhir menunjukkan bahwa seiring temperatur air pendingin dinaikkan, maka energi yang dilepas oleh mesin sebagai panas semakin turun diakibatkan perbedaan antara temperatur pemanasan dan pendinginan yang semakin sedikit. Pengujian toleransi ukuran menggunakan jangka sorong memperlihatkan bahwa penyusutan terjauh dialami oleh sampel dengan temperatur pemanasan 110oC, pengujian visual juga menyatakan hasil dari sampel pada temperatur pemanasan 110oC tidak terbentuk semuanya. Sampel dengan temperatur pemanasan 120oC dan 130oC mempunyai kualitas yang jauh lebih baik dalam hal toleransi dibandingkan temperatur pemanasan 110oC. Toleransi terbaik ditunjukkan oleh sampel dengan temperatur pemanasan 130oC dan pendinginan 25oC, namun sayangnya, dari pengujian vakum, parameter ini menunjukkan indikasi kebocoran. Thermoforming is one of the forming process which heating the material – usually plastic – then pressurized to form the shape. In this research thermoforming processes applied to make a Blister. Blister is one of the medicine container – usually capsule. The forming temperature is set in 19oC, 21oC, and 25oC, meanwhile heating temperature is set in 110oC, 120oC and 130oC. The quality check by visual and using digital caliper to check the shrinkage. Meanwhile, the vacuum pump is used to check the leak of Blister. The result shows that the energy released by the machine is smaller when the forming temperature is increased, caused by the differentiation of the heating temperature and the forming temperature. The highest shrinkage shown in the sample heated at 110oC and formed at temperature 19oC. However, by visual check, the sample heated at 110oC is broken regardless the forming temperature made. Better quality shown in the sample heated at 120oC and 130oC. The lowest shrinkage shown by the sample heated at 130oC and formed at 25oC, however the vacuum test indicated there are leak in the Blister.
Analisa Temperatur Sinter Terhadap Diameter kristallit, Kerapatan dislokasi, Regangan mikro dan Struktur mikro pada Material Katoda Baterai LiNi0,7Fe0,2Co0,1O2 Budiarto Djono Siswanto; Melya Dyanasari Sebayang; Septian Arum Fajar Maulana
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 6, No 1 (2022): EDISI JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v6i1.5597

Abstract

Penelitian analisa pengaruh temperatur sinter terhadap diameter kristallit, kerapatan dislokasi, regangan mikro dan struktur mikro pada pembuatan material katoda baterai LiNi0,7Fe0,2Co0,1O2, sebagai salah satu bahan untuk baterai telah dilakukan. Material katoda baterai merupakan faktor penentu kapasitas penyimpanan energy, yang digunakan sebagai sumber daya pada peralatan elektronik. laptop, dan kendaraan listrik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh temperatur sinter terhadap diameter kristallit, kerapatan dislokasi, regangan mikro dan struktur mikro pada pembuatan material katoda baterai LiNi0,7Fe0,2Co0,1O2 dengan metode kopengendapan satu tingkat. Hasil pengujian dengan difraktometer sinar-X menunjukkan bahwa dengan meningkatnya temperatur sinter rerata diameter kristallit menurun (6,88nm menjadi 4,10nm), akan tetapi rerata kerapatan dislokasi menaik (1,42 garis/mm2 menjadi 9,9 garis/mm2) . Namun rerata regangan mikro meningkat (13,56 % ke 31,56%) dengan temperatur naik pada bidang hkl (104), (110), (101), (003), dan (105). Berdasarkan hasil pengamatan spektrum dengan FTIR menunjukkan  adanya pita yang ditemukan sekitar 549 cm-1, untuk getaran peregangan Li-O, yang menunjukkan pembentukan oktahedra LiO6. Juga vibrasi karakteristik oksida logam Co-O, Ni-O, dan Fe-O masing-masing pada bilangan gelombang : 528-586, 580, dan 680 cm-1. Hasil pengamatan strukturmikro dengan SEM menunjukkan ukuran mikron dengan permukaan tidak merata dan homogen. Komposisi unsur logam Ni, Fe, dan Co dianalisis dengan EDXS menunjukkan kandungan logam Ni, Fe, dan Co berkurang seiring dengan temperatur sinter dinaikkan.
Analisis Pengaruh Waktu Artificial Age Terhadap Kekerasan, Densitas Dan Struktur Kristal Paduan Alumunium (7075) Untuk Bahan Sirip Roket Budiarto Budiarto; Dikky Antonius; Brillian Ardiana Putra
Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 20 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.919 KB) | DOI: 10.31599/jki.v20i1.67

Abstract

A heat treatment study has been carried out on Al 7075 alloys. Al 7075 Alloys have strong, lightweight, corrosion-resistant, and good thermal conductivity properties. To meet the requirements of the Al-7075 alloy, a T6 heating process can be used. The T6 process begins with a heated solid solution at temperatures above 570 ° C held for 1 hour, then dip it quickly in water media, as well as the artificial aging process time variations of 1, 4, and 20 hours at a temperature of 210°C. After the cooling process, the specimen is then carried out in a metallographic process. Characterization of hardness by Vickers scale obtained that Al 7075 alloy without heat treatment gave a hardness rate of 84.1 HV. Al 7075 test sample in which heat treatment gave the highest hardness value of 144.90 HV obtained at a combination of the aging temperature of 210°C aging time of 20 hours, an increase in hardness value of 42.96%. The crystal structure test using Scanning Electron Microscope (SEM), showed that the Al 7075 test sample without heat treatment showed the dominant Al matrix, whereas in the Al 7075 test sample after going through the T6 process, the CuA12, AlCuMg, MgZn2 phases were used to harden the alloy. Crystal size, dislocation density, and crystal lattice strain with X-Ray Diffraction (XRD), indicate an increase in crystal size as the heating time of artificial aging increases. While the dislocation density and lattice strain increase during the artificial aging period of 1 hour and 4 hours, then at 20 hours experience a decrease in dislocation density and lattice strain. Keywords: Al-7075 alloys, artificial aging, T6, hardness, Vickers, crystal structure, crystal size, dislocation density, lattice strain. Abstrak Telah dilakukan studi perlakuan panas terhadap paduan Al 7075. Paduan Al 7075 mempunyai sifat kuat, ringan, tahan korosi, dan konduktifitas termal yang baik. Untuk memenuhi syarat paduan Al-7075 dapat dipakai dilakukan proses pemanasan T6. Proses T6 dimulai dengan dipanaskan solid solution pada suhu diatas 570°C ditahan selama 1 jam, kemudian celup cepat di media air, serta proses penuaan buatan (artificial aging) variasi waktu 1, 4, dan 20 jam pada suhu 210°C. Setelah proses pendinginan, spesimen ini kemudian dilakukan proses metalografi. Karakterisasi kekerasan dengan skala Vickers, diperoleh bahwa paduan Al 7075 tanpa perlakuan panas memberikan angka kekerasan sebesar 84,10 HV. Sampel uji Al 7075 yang mengalami perlakuan panas memberikan nilai kekerasan tertinggi sebesar 144,90 HV diperoleh pada kombinasi temperatur aging 210°C waktu aging 20 jam, terjadi kenaikan nilai kekerasan sebesar 41,96%. Pengujian struktur kristal dengan Scanning Electron Microscope (SEM), menunjukkan bahwa pada sampel uji Al 7075 tanpa perlakuan panas terlihat matriks Al yang dominan, sedangkan pada sampel uji Al 7075 setelah melalui proses T6 memunculkan fasa CuA12, AlCuMg, MgZn2 yang berfungsi mengeraskan paduan. Ukuran kristal, kerapatan dislokasi, dan regangan kisi kristal dengan X-Ray Diffraction (XRD), menunjukkan bertambahnya ukuran kristal seiring dengan lamanya waktu pemanasan penuaan buatan. Sedangkan densitas dislokasi dan regangan kisi meningkat selama periode waktu pemanasan 1 jam dan 4 jam, lalu pada waktu 20 jam mengalami penurunan densitas dislokasi serta regangan kisi. Kata Kunci: Paduan Al-7075, penuaan buatan, T6, kekerasan, Vickers, struktur kristal, ukuran kristal, kerapatan dislokasi, regangan kisi.