Rissari Yayuk
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

METAFORA ANTROPOMORFIK DALAM TUTURAN BAHAPAKAN KAKANAKAN PADA BAHASA BANJAR Rissari Yayuk
tuahtalino Vol 12, No 2 (2018): TUAH TALINO
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.149 KB) | DOI: 10.26499/tt.v12i2.1089

Abstract

This research uses a qualitative descriptive method. The research problems are 1. How are the form and meaning of anthropomorphic metaphor image found in the speech of children in Banjar? 2. What politeness principle is violated in the speech hapakan (mockery) of children in Banjar language? The purpose of this research is to describe the form and meaning of anthropomorphic metaphor image found in the speech of hapakan (mockery) of children in Banjar. The benefit of this research is to develop a vision of Banjar Language for education and society in general, especially concerning to the problem of linguistic politeness. The technique used in this paper is the purposive sampling, the sampling technique of data source collection with consideration. The samples collected as data are three expressions that have the form and meaning of anthropomorphic metaphor. Stage of data analysis is data collection, data identification, classification, selection and interpretation. This stage must correspond to the theory. It is also interrelated each other. The results of data analysis are presented in plain words with technical terminology. The results of this study illustrate the forms and meanings of anthropomorphic metaphoric images found in the speech hapakan (mockery) of children in Banjar language including the word muha batimpap "two-faced", talinga rinjingan "to eavesdrop", and mata maling “steal a glance”. There is politeness principle violated in hapakan (mockery) of children language in Banjar.
WUJUD DAN INTERSEKSI TINDAK TUTUR MELARANG BAHASA BANJAR Rissari Yayuk
Sirok Bastra Vol 3, No 2 (2015): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.557 KB) | DOI: 10.37671/sb.v3i2.68

Abstract

Penelitian ini mengkaji wujud tindak tutur melarang dalam bahasa Banjar. Tujuan penelitian ini menggambarkan wujud dan jenis interseksi tindak tutur larangan bahasa Banjar. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah rekam dan catat. Data bersumber dari tuturan masyarakat Desa Sungai Kacang, Martapura. Waktu pengumpulan data Januari sampai dengan April 2015. Berdasarkan pembahasan, diketahui bahwa wujud tindak tutur direktif melarang dalam bahasa Banjar dapat berbentuk kalimat perintah atau interogatif. Dalam tindak tutur melarang, terdapat empat interseksi jenis tindak tutur yang meliputi tindak tutur langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, tindak tutur tidak langsung literal, dan tutur tidak langsung tidak literal.
TINDAK TUTUR PERINTAH BUJUKAN KEPADA ANAK-ANAK DALAM BAHASA BANJAR Rissari Yayuk
Sirok Bastra Vol 4, No 2 (2016): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.99 KB) | DOI: 10.37671/sb.v4i2.84

Abstract

Penelitian ini membahas tindak tutur perintah bujukan kepada anak-anak dalam bahasa Banjar. Tujuan kajian ini adalah mendeskripsikan wujud tindak tutur perintah bujukan kepada anak-anak dan strategi tindak tutur perintah bujukan kepada anak-anak dalam bahasa Banjar. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik rekam, catat dan pustaka. Pengambilan data dilakukan di masyarakat Banjar yang berada di Desa Tanuhi, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan dengan waktu pengambilan data pada Januari 2016. Berdasarkan hasil penelitian, tindak tutur perintah bujukan dalam bahasa Banjar memiliki penanda yu’yuk’, ayu’ayo’, kasi’cepat’, lah’lah’, dan muhun’mohon’. Penggunaan strategi kesantunan berbahasa dalam tindak tutur ini meliputi strategi pujian, janji, menumbuhkan sikap optimistis, penanda solidaritas, dan melucu.
REALISASI PELANGGARAN MAKSIM KEBIJAKSANAAN DALAM TUTURAN MANYARU BAHASA BANJAR Rissari Yayuk
Sirok Bastra Vol 5, No 1 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.79 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i1.95

Abstract

Masalah kesantunan berbahasa yang berpegang pada prinsip kebijaksanaan dalam berbahasa telah mengalami pergeseran pada era sekarang. Penelitian ini mengkaji maksim kebijaksanaan dalam tuturan manyaru Bahasa Banjar. Manyaru adalah tindakan mengundang seseorang untuk datang ke acara tertentu. Masalah dan tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan wujud pelanggaran maksim kebijaksanaan dalam tuturan manyaru bahasa Banjar dan pelaksanaan maksim kebijaksanaan dalam tuturan manyaru. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data berasal dari Desa Sungai Kacang, Kabupaten Martapura. Pencarian data dilakukan pada bulan Januari—Maret 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran maksim kebijaksanaan meliputi penggunaan kalimat perintah secara langsung, penggunaan kata sapaan yang kurang tepat, dan intonasi serta mimik wajah yang tidak ramah. Pelaksanaan maksim kebijaksanaan adalah penggunaan kalimat perintah secara tidak langsung, menggunakan kata sapaan yang tepat, dan penggunaan intonasi suara yang lembut disertai senyum yang ramah.
TINDAK TUTUR ASERTIF DALAM BASA-BASI BANJAR Rissari Yayuk
Multilingual Vol 13, No 1 (2014): Multilingual
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.43 KB) | DOI: 10.26499/multilingual.v13i1.65

Abstract

Conventional politeness understood as a form of communication between players that contain the word civility, hospitality, social ethics, and tolerance. The present study investigates the problem assertive speech act in manners that are found in the social life of the community Banjarese. The aim is to achieve assertive speech describing the type of reaction. The method used is descriptive. The results showed that assertive speech acts in Banjarese blunt language consists of assertive speechacts expressing something, speculating, complaining , acknowledging, and reporting.
IMPERATIF DESAKAN DALAM BAHASA BANJAR DI PASAR TRADISIONAL HULU SUNGAI Rissari Yayuk
Multilingual Vol 14, No 2 (2015): Multilingual
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.674 KB) | DOI: 10.26499/multilingual.v14i2.61

Abstract

This study examines the issue form and pragmatic strategies of the imperativeinsistence in Banjar language. Through this study will be known speaking cultures of Banjar sosciety. The research objective was to describe the nature and pragmatic strategies of imperative in Banjar language. The method useisdescriptive qualitative by using record and field-notes techniques. The data werecollected from daily speech events in the traditional markets in the Wujud District at the South, North, and Central upstream. The data collected from January until March 2015. The result of the research that is pragmatic imperative insistence in the speech between sellers and buyers at the upstream traditional market in South Kalimantan is using markers, such as: ayu 'come on', kasi/capati/lajui 'quickly', the affirming gin 'yes', and the reason larangnya'expensive'. Besides, the other marker is when the speaker uses utter speech intonation hard or firm. The sentence use is a command line mode while the narrative strategies used in the imperative command of Banjar language is direct strategy.
TINDAK TUTUR MEMINTA DAN MENYARANKAN DALAM BAHASA BANJAR LOKSADO Rissari Yayuk
Multilingual Vol 15, No 1 (2016): Multilingual
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.435 KB) | DOI: 10.26499/multilingual.v15i1.31

Abstract

This research focuses on the directive speech acts in Banjar Loksado language. Thisresearch aims to describe the form of directive speech acts (requesting and suggesting)inloksado Banjar Language. This research uses pragmatic approach and descriptivemethod to describe directive speech acts of requesting and suggesting in Banjar Loksadolanguage. The method used in collecting data are direct observation, and the techniqueused are: recording and note taking technique. The result shows that the directive speechacts of requesting has linguistics politeness forms, such as: muhun ’please’, tulung’help’, and minta ’ask’. Mean while, the marker of directive speech acts of suggesting arehandaknya ’should’, baiknya ’ought’, and mun bisa ’if you can’.
Morfem Terikat dalam Bahasa Banjar Rissari Yayuk
Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 5 No 2 (2017): Gramatika, Volume V, Nomor 2, Juli--Desember 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.381 KB) | DOI: 10.31813/gramatika/5.2.2017.112.127--140

Abstract

This study discusses about bound morpheme in Banjarese language. The problems in the research include 1) the forms of bound morphemes of prefix, 2)the forms of bound morphemes of suffix, 3) the forms of bound morphemes of infix, and 4) the forms of bound morphemes of simulfix. The method used in this research is qualitative-descriptive method. The research concludes that the forms and the meanings of the prefix of Banjarese language consists of prefixes Ka'ke ‘, the prefix ma’ me ‘pa’ pe ‘ba’ air ‘, sa'di 'sa’ se ‘and ta’ ter ‘ , ta prefix ‘ter’. Suffix or suffixes exist in the language consisted of an suffix ‘an’, the suffix i ‘i’. will be ‘right’, and his ‘it’. Konfiks exist or a combination comprising, konfiks to an ‘all-an’, ba-an ‘air-an’, par-will, at its ‘as-is’, ‘se-an’. Next, Infix or insert language Banjarese consists of, al ‘el and am’ em ‘.
Kata Kerja Mengatakan dalam Tuturan Bahasa Banjar Rissari Yayuk
Kelasa Vol 14, No 1 (2019): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v14i1.85

Abstract

Verbs say are often used in everyday communication. These words are usually structurally predicate in sentences.However, the pragmatic semantics of these words can be used in a variety of functions and types of speech. This research is titled verbs say in Banjar language speech. The problem under consideration is the use of verbs to mean significant in affix in Banjar language and Banjar language speech strategy using verbs. The purpose of the study is to describe the use of verbs to say meaningful affixes meN- in the language of Banjar and Banjar language speech strategies that use the verb says. This study uses a structural, semantic, and pragmatic perspective. The method of this research is descriptive. Techniques used in data retrieval are recording and documentation techniques. Method of data analysis is by qualitative way. Data presentation techniques using ordinary words. The results of the study concluded that the use of verbs means that the meN- affix in Banjar speech includes the commanding verb, giving information, agreement, and expectation. The banjar language spoken language strategy using the verb says. Includes paying attention to the needs of the said partners, involving the said partner. Avoiding discrepancies, and growing an optimistic attitude. AbstrakKata kerja mengatakan digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Kata ini memiliki fungsi predikat dalam kalimat. Kata ini dapat digunakan dalam ragam fungsi dan jenis tuturan. Masalah penelitian yaitu makna kata mengatakan imbuhan meN- dan strategi menggunakan kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa Banjar. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan penggunaan makna kata mengatakan imbuhan meN- dan strategi menggunakan kata kerja mengatakan dalam tuturan bahasa Banjar. Penelitian ini menggunakan teori struktural, semantik, dan pragmatik. Metode penelitian ini adalah deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah teknik  rekam dan dokumentasi. Teknik penyajian data dengan menggunakan kata-kata biasa.  Hasil penelitian yaitu makna imbuhan meN- dalam kata kerja mengatakan  dalam tuturan bahasa Banjar  meliputi kata kerja memerintah, memberikan informasi, perjanjian, dan harapan. Strategi tuturan bahasa Banjar yang menggunakan kata kerja mengatakan meliputi  memperhatikan kebutuhan mitra tutur,  melibatkan mitra tutur, menghindari ketidakcocokan, dan menumbuhkan sikap optimis.
PERAN LINGUIS DI ERA INDUSTRI Rissari Yayuk
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri tidak hanya melingkupi masalah untung rugi tetapi juga terdapat unsur ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan linguistik. Masalah yang dikaji meliputi apa saja jenis dunia industri secara umum dan bagaimanakah peranlinguis dalam dunia industri. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan jenis dunia industri secara umum dan wujud peran linguis dalam dunia industri. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan studi kepustakaan. Temuan hasil analisis yaitu jenis dunia industri secara umum meliputi industri primer, sekunder, manufaktur, dan industri jasa. Wujud peran linguis dalam dunia industri antara lain: a) pekamus dan analisis kata, membuat kamus, dan penyusunan kosakata/istilah dalam keempat jenis industri dengan subbidang yang dilingkupinya; b) menjadi saksi ahli dengan menggunakan linguistik forensicdalamindustri jasapencemarannamabaik danilmu strukturuntuk analisis sertifikat lahan; c) sebagai programmer dengan teori pragmatik untuk menyaring berita hoaks dalam industri digital; d) sebagai neurolog dalam subindustri kesehatan; e) sebagai penerjemah (bahasan Indonesia dan daerah) melalui industri digital yang lebih bagus daripada google; f) membuat game di youtube dan play store yang berhubungan dengan struktur bahasa dan ilmu bahasa lainnya di media digital; g) menyebarluaskan informasi kebahasaan berlatar teori linguistik dalam industri riset; serta h) menerbitkan ragam kajian melalui industri cetak dan digital. Kesimpulannya adalah linguis dapat berperan dalam berbagai bidang di era industri sekarang berdasarkan kemampuan masing-masing. Saran penelitian ini adalah perlu kerja sama dan dukungan yang baik antara linguis daninstansi.