Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tipologi Fasade Bangunan Kolonial Sebagai Upaya Pelestarian Pada Koridor Jalan Pemuda Semarang Fariz Nizar; Ilham Nur Utomo
Neo Teknika Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Neoteknika Volume 8 No 2 Desember 2022
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v8i2.1971

Abstract

Jalan Pemuda merupakan salah satu jalan protokol, jalan yang berperan penting dalam perkembangan kota Semarang, keberadaan jalan ini mengarah ke arah barat daya yaitu dari Little Netherland dan berakhir di kawasan tempat Tugu Muda saat ini bekerja. (Wijanarka, 2007) dalam (Nugroho, 2008). Metode ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Dan lambang bangunan kolonial yang juga menjadi lambang kota Semarang sekarang yaitu perusahaan Nederlands-Indische Spoorweg (NIS) atau yang sekarang disebut Lawang Sewu. Dari sekian banyak bangunan yang ada di Jalan Pemuda Semarang ini memiliki jenis, gaya dan fungsi yang berbeda-beda, ada yang berfungsi sebagai gedung pemerintahan dan ada yang berfungsi sebagai gedung komersial. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mencari fasad bangunan cagar budaya yang masih berdiri di Jalan Pemuda Kota Semarang (Kusumawardhani et al., 2016). Melalui penelitian ini diharapkan pemilik bangunan dikenal dengan arsitektur Belanda di Jalan Pemuda Semarang untuk menjaga keaslian fasad, tampilan bangunan dan agar pemerintah dapat menerapkan peraturan daerah tentang keselamatan dan keamanan. bangunan bersejarah di Kota Semarang, khususnya di jalan pemuda Kota Semarang. Kata Kunci : Fasad Rumah 1, Rumah Kolonial 2, Fasad Rumah Kolonial Belanda 3
Abu ‘Ala Al-Maududi dan Gerakan Politik: Islamisme, Negara dan Kemerdekaan Pakistan Fauzan, Ahmad Fauzan Baihaqi; Bryna Rizkinta; Ilham Nur Utomo; Susanti, Desi; Zulham, Muhammad
Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer Vol 9 No 1 (2025): Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/jkik.v9i1.4110

Abstract

Tulisan ini membahas bagaimana Al-Maududi dan Jamaat Islami, yang dia dirikan, memainkan peran penting dalam membangun gagasan tentang kenegaraan Republik Islam Pakistan pasca merdeka dari kolonialisme Inggris dan berpisah dari India tahun 1947. Sebagai tokoh yang dipandang dari sudut pandang Barat, dianggap kontroversial karena sempat menolak pemisahan Pakistan dengan Negara induk India. Namun, setelah itu, Al-Maududi adalah orang yang paling aktif dalam mendukung pembentukan Republik Islam Pakistan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat bagaimana Al-Maududi dan Jamaat Islami berpartisipasi dalam gerakan politik untuk penegakan Negara Islam di Pakistan. Selain itu, mengkritik perspektif Barat yang menganggapnya sebagai figur separatis dalam gerakan Muslim India. Metode penulisan kali ini adalah dengan menggunakan metode sejarah kritis dengan tahapan heuristik, kritik sumber atau verifikasi, interpretasi dan historiografi. Dalam penelusuran sumber studi pustaka penulis menggunakan tulisan pikiran dari Al-Maududi dan Sejarawan yang gandrung dengan persoalan Islam di Asia Selatan. Penulisan ini menggunakan pendekatan sosio-politik, dan lebih mendalam untuk melihat sosok Abu ‘Ala Al-Maududi kami melihat secara holistik dalam fragmen Sejarah intelektualisme Islam. Sebagai intelektual organik Al-Maududi bersama Jemaat Islami berani menjadi oposisi melawan hasil pemilu 1937 serta bergerilya untuk terbentuknya Negara Islam di Barat India yang saat ini menjadi Pakistan. Dalam temuan beberapa riset, Al-Maududi dengan organisasinya Jema’at El-Islami dianggap kelanjutan dari Hassan Al-Banna melalui gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, namun ternyata banyak sekali perbedaan. Meskipun mendapat stigma radikal oleh Barat, namun gerakannya tidak sepenuhnya membenci barat. Dalam konsep doktrin Islam dan Negara yang digaungkan Al-Maududi yakni Teo-Demokrasi adalah bentuk pembaharuan dari Sekularisme Demokrasi Barat dan menurutnya adalah perlunya titik temu antara kedaulatan rakyat dengan nilai-nilai Ketuhanan Islam. Kata Kunci: Al-Maududi, Jamaat Islami, Pakistan