Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Upaya pembentukan karakter kepemimpinan lintas budaya dalam membangun kemampuan resolusi konflik generasi milennial Aris Riswandi Sanusi; Bunyamin Maftuh; Elly Malihah
Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Vol 20 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Volume 20 No. 1 Oktober 2020
Publisher : Program Studi PPKn FIS UNJ & Asosiasi Profesi PPKn Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jimd.v20i1.15661

Abstract

Konflik merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan masyarakat sehingga menuntut mahasiswa untuk memiliki karakter kepemimpinan lintas budaya dan kemampuan resolusi konflik sebagai upaya mengelola konflik menjadi suatu kekuatan bangsa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara pada dosen dan mahasiswa, observasi, dan studi literatur. Hasil yang ditemukan yaitu upaya yang dilakukan Universitas Buana Perjuangakan Karawang dalam membentuk karakter kepemimpinan lintas budaya dan kemampuan resolusi konflik mahasiswa dilakukan dengan cara pelembagaan melalui orientasi pegawai dan mahasiswa, pembentukan satuan pengawas internal dan lembaga penyelesaian konflik, serta upaya edukatif yang dilakukan melalui kolaborasi pelatihan kepemimpinan, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Jatidiri Bangsa.
Relevance Compulsory Learning in Basic Education, Pancasila Students and The Golden Generation of Indonesia in 2045 Fitri Silvia Sofyan; Aris Riswandi Sanusi
Journal Civics and Social Studies Vol 7, No 1 (2023): Vol 7 no 1 Tahun 2023
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/civicos.v7i1.2969

Abstract

The results of this study indicate that an educational strategy is needed to create the Indonesian Generation towards 2045 as a superior generation. Careful, well-planned strategy and integrated steps for all elements of the nation. In this case basic education is the foundation for seeking to improve the quality of human resources. As stated in article 6 of RI Law No. 20 of 2003 "every citizen aged seven to fifteen years is obliged to attend basic education". The Pancasila Student Profile is designed according to the expectations or results of the Indonesian education system. As stated in the Ministry of Education and Culture (2021: 1) what is meant by Pancasila Students is: "Indonesian students are lifelong students who are competent, have character, and behave according to Pancasila values". This statement is closely related to two things, namely: "the competence to become citizens of a democratic Indonesia and to become superior and productive human beings in the 21st Century". In this case, Indonesian students are expected to be able to participate in global development that is sustainable and resilient in facing various challenges. Keywords: 12 Years Fair Education, Pancasila Students, Indonesian Golden Generation
Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Kejuruan Rusman Nurhidayat; Aris Riswandi Sanusi; Yudi Firmansyah
De Cive : Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 1 No. 5 (2021): Mei
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/decive.v1i5.402

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dikelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Angkasa 2 Kalijati Subang. Penelitian ini menggunakan model kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif mendeskripsikan secara rinci dan mendalam serta menghasilkan data berupa kata-kata yang bersumber dari kepala sekolah, guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan siswa kelas XI jurusan bisnis daring dan pemasaran yang dilakukan dengan wawancara langsung. Dari hasil observasi dan wawancara tersebut yaitu pelaksanaan pembelajaran daring dilakukan di rumah dengan jarak jauh karena mematuhi peraturan pemerintah guna untuk menghindari terjadinya penularan virus COVID-19 yaitu dengan tidak berpapasan atau bertemu secarala langsung dengan teman sekolahnya maupun dengan pihak pendidik di lingkungan sekolah. Untuk pelaksaan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pendidik menggunakan alat daring dengan aplikasi whatsaap, zoho, zoom, dan google form dan pendidik melakukan pembelajaran ini satu minggu sekali. Rekomendasi yaitu pendidik harus lebih kreatif dan efisien lagi dalam penyampaian materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraann melalui pembelajaran daring dan pembelajaran di sekolah.
Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sebagai Motivator Dalam Meningkatkan Civic Disposition Bagi Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 1 Rawamerta Ahmad Setiawan; Aris Riswandi Sanusi; Yogi Nugraha
Jurnal Kewarganegaraan Vol 8 No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v8i1.6223

Abstract

Abstract The author conducts research by examining the role of Pancasila and citizenship education teachers as motivators in improving civic disposition for class XI students at SMA Negeri 1 Rawamerta. This research uses descriptive qualitative research and uses data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The subjects in this study were Pancasila and citizenship education teachers, vice principal for curriculum, and grade XI students. The findings in this study that Pancasila and civic education teachers have a very important role in the education and learning process by providing direction and encouragement to students to have good civic character and not only focus on knowledge but on real practice by providing good examples so that civic disposition in students will be achieved. The program is produced through a friendly habituation program between teachers and students, making civic projects, and habituation to the flag ceremony. With this activity program, it is hoped that students will be able to have good civic character. Keywords: The role of Civics Teacher, Civic Dispositon, Students Abstrak Penulis melakukan penelitian dengan mengkaji peran guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sebagai motivator dalam meningkatkan civic disposition bagi peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Rawamerta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif serta menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan peserta didik kelas XI. Hasil temuan di dalam penelitian ini bahwa guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan mempunyai peran sangat penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran dengan memberikan arahan serta dorongan kepada siswa untuk memiliki karakter kewarganegaraan yang baik dan tidak hanya terfokus pada pengetahuan saja melainkan pada praktik yang nyata dengan memberikan teladan yang baik sehingga civic disposition pada peserta didik akan tercapai. Program yang dihasilkan melalui program pembiasaan ramah Tamah diantara guru dan peserta didik, pembuatan project kewarganegaraan, dan pembiasaan upacara bendera. Dengan program kegiatan tersebut diharapkan peserta didik mampu untuk mempunyai karakter kewarganegaraan yang baik. Kata kunci: Peran Guru PPKn, Civic Disposition, Peserta Didik
The Existence of the 2nd Principle of Pancasila Values ​​in Efforts to Prevent Lost Generation at SMPN 1 Telukjambe Barat Dewi Ning Rahayu; Aris Riswandi Sanusi; Nadya Putri Saylendra
Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health Vol 3, No 2 (2024): September 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetish.v3i2.3586

Abstract

This study aims to examine the existence of the value of the 2nd precept of Pancasila in an effort to prevent lost generation at Junior High School 1 West Telukjambe. Lost generation refers to groups of people, especially the younger generation, who have lost their direction, values, and identity, so that they are unable to contribute positively to the life of the nation and state. This study uses a qualitative approach with a descriptive method. Data collection was carried out through observation, interviews, and documentation studies. The research subjects consisted of head of student affairs, PPKN teachers, and students. The results of the study show that: (1) the school has succeeded in instilling the values of humanity, justice, and respect for individual dignity. The application of these values helps students develop an attitude of mutual respect, responsibility, and active participation in the community, which in turn prevents them from getting caught up in an identity crisis or being part of a lost generation. (2) Obstacles are influenced by internal and external factors. Thus, it is hoped that this research can contribute to the development of more effective educational strategies in preventing lost generation.