Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Cut Metia
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol 6, No 1 (2014): ANALITIKA JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/analitika.v6i1.792

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara kematangan vokasional dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa. Populasi penelitian adalah mahasiswa/i Psikologi semester VII Universitas Medan Area yang berjumlah 289 orang. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang kemudian menjaring 75orang mahasiswa/i Psikologi Universitas Medan Area. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kematangan vokasional dan skala intensi berwirausaha yang dikembangkan peneliti berdasarkan teori yang relevan.Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik korelasi Pearsonproduct moment. Berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kematangan vokasional dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa/i Psikologi semester VII Universitas Medan Area.
Model Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Cut Metia; elfi yanti ritonga; Mutiawati Mutiawati
HUMAN FALAH: Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam HUMAN FALAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | Vol. 6 | No. 2 | 2019
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is motivated by the high unemployment rate for students who have completed education at the college level. This study uses a quantitative research approach with a type of path analysis. The location of the research that will be conducted is the Dakwan Faculty and UIN North Sumatra Medan Communication students. The data to be collected in this study are Likert scale data about self efficacy, Career Maturity, Social Support, and Entrepreneurial Intention. Data analysis techniques are based on descriptive analysis and analysis of structural equations, especially path analysis. The results of the study revealed that the theoretical model of entrepreneurial intention is fit with its empirical data, only the self efficacy and career maturity variables directly influence entrepreneurial intention in student samples.
Pemecahan Masalah pada Penderita Depresi Cut Metia
Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.323 KB) | DOI: 10.21107/personifikasi.v3i1.721

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pemecahan masalah pada penderita depresi. Diathesis stress, kondisi psikososial yang menimbulkan tekanan, dan faktor keturunan merupakan berberapa faktor yang mempengaruhi responden mengalami depresi mayor. Meskipun tidak semua individu rentan terhadap depresi karena faktor tersebut, namun faktor tersebut merupakan pemicu awal terjadinya depresi yang diawali dengan stress ringan dan berkembang menjadi depresi apabila tidak ditangani sejak dini kemunculannya. Pemecahan masalah merupakan tindakan awal yang secara naluriah akan dilakukan individu apabila individu sedang terjebak dalam sesuatu kondisi penuh tekanan dan masalah. Menghindari sumber masalah, memahami inti masalah dan mencari jalan keluarnya, serta menggunakan pengalaman (insight) terdahulu yang sama untuk memecahkan masalah yang hampir sama merupakan berberapa tindakan yang umumnya akan dilakukan individu ketika mengadapi masalah. Namun tidak semua individu mampu bertindak secara tepat untuk mengatasi masalah yang berbeda. Hal ini disebabkan karena pengetahuan yang berbeda-beda terhadap kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dan menggunakan dua orang responden wanita dengan karakteristik responden penderita mayor. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa proses pemecahan masalah pada kedua responden belum secara maksimal dapat menghilangkan episode depresi mayor secara menyeluruh, namun tindakan pemecahan masalah yang dilakukan kedua resoponden dapat mengurangi frekuensi terjadinya episode depresi mayor yang dialami kedua responden. Oleh karena itu, proses pemecahan masalah sangat berkontribusi untuk mengurangi frekuensi terjadinya kekambuhan depresi.
Strategi Coping terhadap Bentuk Tubuh ditinjau dari Tipe Kepribadian pada Remaja Wanita Cut Metia
Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi Vol 3, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.497 KB) | DOI: 10.21107/personifikasi.v3i2.708

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi coping terhadap bentuk tubuh ditinjau dari tipe kepribadian pada remaja wanita. Remaja wanita yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert menggunakan strategi coping jenis problem focused coping yang lebih baik dibanding wanita yang memiliki tipe kepribadian introvert yang cenderung menggunakan strategi coping jenis emotinal focused coping. Jumlah subyek penelitian ada 120 remaja wanita. Proses pengambilan subyek menggunakan teknik Purprosive Sampling. Data diambil dengan menggunakan skala strategi coping terhadap bentuk tubuh dan skala kepribadian. Analisis data menggunakan anava satu jalur, didapatkan nilai koefisien perbedaan Anava F=1,742 dengan koefisien signifikasi 0,009., maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan strategi coping terhadap bentuk tubuh ditinjau dari kepribadian.
Hubungan Self Efficacy dan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Siswa pada Pelajaran Matematika Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Sinabang Mariatun Mariatun; Abdul Munir; Cut Metia
Tabularasa: Jurnal Ilmiah Magister Psikologi Vol 2, No 1 (2020): Tabularasa: Jurnal Ilmiah Magister Psikologi, Januari
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/tabularasa.v2i1.281

Abstract

The objective of this research was to find out (1) the correlation between the students’ self efficacy, their family support, and their math anxiety, (2) the correlation between the students’ self efficacy and their math anxiety, and (3) the correlation between the students’ family support and their math anxiety. A math anxiety scale, a self-efficacy scale, and a family support scale were used as the instruments in this quantitative research. The collected data were then analyzed by using multiple regression and partial correlation analyses. The results indicated that the students’ self efficacy and their family support were in a significant correlation with those students’ math anxiety. It was showed by the coefficient F = 12.239; R = .548 with p = 0.000 (p 0.01). Moreover, it was also found that there was a correlation between the students’ self efficacy and their math anxiety with coefficient rx1 – y = -0.543 with p 0.01. In addition, the students’ family support was correlated to their math anxiety with coefficient rx2 – y = -0.257 with p 0.01. The students’ self efficacy and their family support gave as much as 30% of the influence in which 29.5% of it was from the self efficacy variable while 6.6% of it was from the family support variable.
Hubungan Pola Asuh Demokratis dan Interaksi Teman Sebaya dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Bebesen Atika Sabaria R; Abdul Munir; Cut Metia
Tabularasa: Jurnal Ilmiah Magister Psikologi Vol 1, No 2 (2019): Tabularasa: Jurnal Ilmiah Magister Psikologi, Juli
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/tabularasa.v1i2.265

Abstract

This research aims to determine the relationship between democratic parenting and peer interaction with emotional intelligence. The hypothesis proposed, there is a positive relationship between democratic parenting and peer interaction with emotional intelligence, the higher democratic parenting pattern and peer interaction, so the emotional intelligence will be the higher also . The population in this research amounted to 113 people and the sample in this research amounted to 85 people. The method that researchers use is quantitative and for take a sampling technique researchers using total sampling technique. Scale form in the researchers using Guttman scale with the coefficient of reliability in democratic parenting of 0.903 on peer interaction of 0.764 and on emotional intelligence of 0.888. Data analysis that researchers used is multiple regression analysis and partial correlation. Based on the result, researchers concluded that there is a significant relationship between democratic parenting and peer interaction with emotional intelligence, as shown by coefficient r = 0.518; with p = 0.00 means (p 0.01) it’s means that the higher the democratic parenting pattern and peer interaction so the emotional intelligence will be the higher also . Based on the empirical mean and hypothetical variables mean of democratic parenting in this research is (70.106 57.00), Interaction variables of peers (44.047 36.00), and emotional intelligence variables (64.176 52.500) known that the subject of research has a democratic parenting, interaction peers and high emotional intelligence.
Religiusitas, Dukungan Sosial, dan Subjective Well-Being Pada Remaja Mantan Pecandu Narkoba Cut Metia
Consilium : Berkala Kajian Konseling dan Ilmu Keagamaan Vol 8, No 2 (2021): Volume 8 Issue 2, 2021
Publisher : Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37064/consilium.v8i2.10577

Abstract

Efek narkotika sering menyebabkan berbagai gangguan psikologis, seperti perasaan depresi, kekecewaan, kesedihan, dan putus asa, Namun tidak semua mantan pecandu narkoba mengalami masalah psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah religiusitas dan dukungan sosial memiliki hubungan dengan subjective well-being. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 107 mantan pecandu narkoba berusia 16 hingga 18 tahun yang tinggal bersama keluarga utuh. Studi ini menggunakan tiga tehnik skala: subjective well-being, religiusitas, dan dukungan sosial, dan juga melibatkan wawancara dengan mantan pecandu dan orang tua mereka. Hasil analisis, berdasarkan regresi berganda, menemukan bahwa ada hubungan positif antara religiusitas dan dukungan sosial dengan subjective well-being (F = 10.383; R = 0.408; p <0.01); Terdapat hubungan positif antara religiusitas dan subjective well-being (r = 0,348, dan p <0,01); dan hubungan positif antara dukungan sosial dan subjective well-being (r = 0,327; p <0,01).   
Peran Religiusitas Terhadap Subjective Well-being Pada Muslim Penyintas COVID-19 Metia, Cut
ISLAMIKA GRANADA Vol 4, No 3 (2024): ISLAMIKA GRANADA MEI
Publisher : Granada El-Fath

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/ig.v4i3.262

Abstract

Pandemi COVID-19 pada umumnya menimbulkan berbagai gangguan psikologis, seperti cemas, stres, kecewa, dan perasaan tertekan. Penelitian ini bertujuan menguji peran religiusitas terhadap subjective well-being pada muslim penyintas COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah skala subjective well-being dan skala religiusitas. Purposive sampling digunakan untuk mendapatkan 109 responden muslim penyintas COVID-19. Analisis data menggunakan SPSS versi 26. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi r product moment dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara religiusitas dengan subjective well-being pada muslim penyintas COVID-19, dimana nilai rxy 0,578 dengan P = 0,000 0,050, artinya semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi subjective well-being maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini dinyatakan diterima. Kesimpulan dari penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk membuat suatu intervensi psikologis ketika menghadapi bencana kesehatan atau wabah dengan memgembangkan suatu modul pelatihan peningkatan religiusitas pada muslim penyintas Covid-19, serta memberikan seminar pentingnya kesejahteraan pada setiap individu yang menghadapi masalah.
Analisis subjective well-being pada pasangan yang menikah pada usia dini Sihombing, Hendra Pratama; Cutmetia, Cutmetia
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 10, No 1 (2024): Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1202424419

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis subjective well-being pada pasangan yang menikah pada usia dini. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini melibatkan wawancara mendalam dengan pasangan yang menikah pada usia dini untuk menggali pengalaman mereka dalam menjalani pernikahan, tantangan yang dihadapi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan mereka. Subjek penelitian 3 pasangan yang sudah tidak melanjutkan Pendidikan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan mulai dari mereduksi data, menyajikan data serta menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aspek positif seperti menghindari pergaulan bebas dan keberhasilan dalam merintis usaha, jika dilihat dari aspek negatif dapat berupa perbedaan pendapat yang menimbulkan pertengkaran dari sebuah emosi. Kualitas hubungan, dukungan sosial, kesejahteraan mental, sumberdaya ekonomi, dan kesehatan fisik merupakan faktor-faktor penting yang mendukung subjective well-being. Namun, pasangan usia dini juga menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya pengalaman hidup, beban ekonomi di akibat kan minim nya relasi dan sangat sulit mencari pekerjaan tetapi, kurangnya dukungan sosial, kesehatan mental, dan kesehatan fisik. Penting untuk memberikan dukungan kepada pasangan usia dini untuk membantu mereka mengatasi tantangan dan meningkatkan subjective well-being mereka. Dukungan ini dapat datang dari berbagai pihak, seperti keluarga, teman, komunitas, dan pemerintah.