Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Keragaman Galur F3 Hasil Silang Puncak Kambang/Pandan Ungu//Ciherang berdasarkan Karakter Agronomi pada Lahan Sawah Pasang Surut di Desa Sidomulyo Kecamatan Anggana Hadi Pranoto; Ellok Dwi Sulichantini; Risky Rinda Arianti
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.7007.81-87

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan tanaman padi F3 hasil silang puncak Kambang/Pandan Ungu//Ciherang, mendapatkan galur-galur F3 hasil silang puncak (top cross) yang berpotensi diseleksi lanjut berdasarkan karakter agronomi, mengetahui pola segregasi dalam pewarisan sifat kualitatif dan kuantitatif generasi F3. Penelitian ini menggunakan metode tanam tunggal, analisis data menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji Chi-kuadrat (X2) untuk kesesuaian nilai pengamatan dan nilai harapan. Karakter-karakter yang diamati tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, anakan total, anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah total permalai, jumlah gabah isi permalai, berat 100 butir, berat perumpun, warna daun, warna pelepah, dan umur panen. Penelitian ini dilakukan di lahan sawah pasang surut di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara sejak bulan Mei 2020 sampai dengan September 2020. Hasil penelitian menunjukkan, keragaan cukup besar terdapat pada karakter jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, jumlah gabah total permalai, jumlah gabah isi permalai, berat gabah 100 butir, dan berat gabah perumpun. Terdapat 12 galur F3 memiliki karakter agronomi yang unggul diantaranya berat gabah perumpun >50 gram, tinggi tanaman dengan kategori sedang (110-130 cm), jumlah anakan dengan kategori banyak (>25 batang) dan umur panen yang <110 HST. Keragaan jumlah anakan total dan panjang malai mengikuti pola segregasi 9:7. Keragaan warna daun mengikuti pola segregasi 13:3. Keragaan berat gabah perumpun mengikuti pola segregasi 3:1.
Uji Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung(Solanum melongena L)pada SistemAgroforestri Tanaman Karet(Havea brasiliensis) Elida Purnama; Hadi Pranoto; Ellok Dwi Sulichantini
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 1, No 2 (2019): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 1 No 2 Februari 2019
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.1.2.2019.1976.93-99

Abstract

The research was conducted to1). Optimaly planting distances analysis of eggplant in rubber agroforestry systemand 2). The research was conducted from May to September 2016 at Bunga Jadi district, Muara Kaman sub district, districtof Kutai Kartanegara.This research used a Randomized Group Design with single factor. The factor are planting distances ofeggplant with five level and five repetitions, those are 50 cm x 60 cm (j1), 60 cm x 60 cm (j2), 60 cm x 70 cm (j3), 70 cm x 70cm (j4), 70 cm x 80 cm (j5). The results showed, the planting distances treatment were not significantly effect of height ofplant, the number of leaves, the number of teas the blooming age, the weight of the fruit on 15, 30, 45 days after planting.And then the significantly effect on planting distances (60 cm x 70 cm) and total product of eggplant is 9.21 Mg ha1 in theweight of the fresh fruit per plot or hectare. Optimal product with distance of 60 cm x 70 cmis 9.21 Mg ha1(total production).The average production of eggplant in rubber agroforestry sistem is 7.82 Mg ha1 for 4 harvesting.The value of coefisientcorrelation in analysis covariant of multiple regression, r = 0.3459, the value of corelation is 34.59%, its showed thecorrelation value between treatment and production is low.
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan Organik terhadap Pertumbuhan Anggrek Tebu Grammatophyllum speciosum Blume Secara Kultur Jaringan Ellok Dwi Sulichantini; Eliyani Eliyani; Agusty Saputra; Alvera Prihatini Dewi N; Susylowati Susylowati
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 1 (2021): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 1 Agustus 2021
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.1.2021.5791.%p

Abstract

Grammatophyllum speciosum Blume atau anggrek tebu merupakan salah satu spesies anggrek yang terancam kepunahan sehingga perlu dilestarikan. Perbanyakan generatif secara kovensional mengalami kendala karena tidak terdapat endosperm sehingga perlu dilakukan perbanyakan secara kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan secara kultur jaringan sangat dipengaruhi komposisi media dasar yang digunakan, terutama dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh, jenis zat pengatur tumbuh dan penambahan ekstrak pisang ambon terhadap pertumbuhan anggrek tebu secara kultur jaringan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari enam perlakuan, kombinasi antara zat pengatur tumbuh Benzyl Amino Purine atau Kinetin dengan atau tanpa naphthalene acetic acid dan ekstrak pisang ambon. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test dengan taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan komposisi media yang disebabkan perbedaan penambahan zat pengatur tumbuh dan ekstrak pisang ambon menyebabkan perbedaan tinggi kultur, jumlah, daun, jumlah tunas dan jumlah akar yang signifikan. Media dasar Vacin and Went sesuai untuk meregenerasikan anggrek tebu. Jenis zat pengatur tumbuh yang berbeda mempengaruhi respon morfogenesis yang berbeda pula. Zat pengatur tumbuh yang baik digunakan pada tahap awal pertumbuhan kultur adalah 3,00 mg.L-1 Kinetin + 0,50 mgL-1 naphthalene acetic acid karena komposisi tersebut menghasilkan pertambahan tinggi dan jumlah daun yang tertinggi, sedangkan tahap multiplikasi tunas menggunakan 3,00 mg.L-1 Benzyl Amino Purine + 0,50 mgL-1 naphthalene acetic acid. Ekstrak pisang ambon 100 gL-1 dapat digunakan untuk induksi pertumbuhan tinggi dan induksi akar kultur anggrek tebu, tanpa atau dengan zat pengatur tumbuh.
PENGARUH KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP REGENERASIBAWANG PUTIH (Allium sativum L) SECARA KULTUR JARINGAN Ellok Dwi Sulichantini
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 15, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v15i1.1831

Abstract

Pengaruh  Konsentrasi  Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Regenerasibawang Putih (Allium sativum L) Secara Kultur Jaringan. Bawang putih merupakan salah satu bahan bumbu yang dapat digunakan untuk bahan obat-obatan. perbanyakan bawang putih pikir kultur jaringan dipengaruhi oleh konsentrasi zat pengatur tumbuh dalam medium kultur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NAA dan Kinetin untuk regenerasi bawang putih pikir budidaya. Eksplan itu disterilkan dari diinokulasi pada media, k0 (0 mg / l NAA + 0 mg / l kinetin); k1 (4 mg / l NAA + 0 mg / l kinetin); k2 (3 mg / l NAA + 1 mg / l kinetin); k3 (2 mg / l NAA + 2 mg / l kinetin); k4 (1 mg / l NAA + 3 mg / l kinetin); Dan k5 (0 mg / l NAA + 4 mg / l kinetin).Hasil hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi NAA + kinetin significally dilakukan pada tahap awal pertumbuhan, jumlah daun, tunas dan panjang akar. Pertumbuhan tanaman pengatur konsentrasi (NAA 1 mg / l + Kinetin 3 mg / l) mampu meningkatkan eksplan morfogenesis dalam membentuk planlet, seperti, daun, akar, serta kalus.
Produksi Metabolit Sekunder Melalui Kultur Jaringan Ellok Dwi Sulichantini
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 1 (2015): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences (Prosiding Seminar Nasional Kefa
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.631 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v1i1.27

Abstract

Kultur jaringan adalah istilah umum yang digunakan untuk mendifinisikan suatu metode perbanyakan tanaman secara in vitro dengan menggunakan sel, jaringan, organ yang ditumbuhkan dalam media buatan yang kaya akan nutrisi dalam kondisi aseptik dalam wadah yang tembus cahaya. Melalui teknik kultur jaringan produksi metabolit sekunder juga dapat dilakukan. Kandungan metabolit sekunder dapat lebih besar apabila dihasilkan melalui teknik kultur kalus dan kultur suspensi sel daripada dari tumbuhan itu sendiri. Produksi metabolit sekunder dipengaruhi oleh eksplan, yaitu genetik dari eksplan, jenis eksplan seperti jaringan meristem, daun, kotiledon, hipokotil atau biji dan umur fisiologis dari eksplan. Eksplan terbaik adalah eksplan yang masih muda, yang berasal dari jaringan meristimatik. Pemilihan jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh harus disesuaikan dengan tipe kultur dan spesies tanaman yang dijadikan sumber eksplan. Penambahan vitamin dapat mengurangi stres dan meningkatkan pertumbuhan suatu kultur. Jumlah sukrosa yang ditambahkan dalam media bervariasi antara 1-10% tergantung jenis kultur dan spesies yang dikulturkan. Peningkatan senyawa metabolit sekunder dapat dilakukan dengan pemberian elicitor satu atau beberapa kali selama periode kultur. Penambahan elicitor dapat menghambat pertumbuhan kultur.