Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Development of an elevator simulator to support problem-based electric motor control practicum for vocational high school student Dadan Nurdin Bagenda; Noor Cholis Basjaruddin; Endang Darwati; Edi Rakhman
invotek Vol 21 No 2 (2021): INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/invotek.v21i2.855

Abstract

Workers who can control electric motors are currently needed. Therefore, knowledge about controlling electric motors should be taught in vocational high schools. Installation and control of electric motors in the industry are generally used in various devices related to the production process such as controlling the motor driving conveyor belts, controlling pumps on factory pipes, and controlling freight elevators. The problem that arises is the lack of knowledge about electric motor control in vocational school teachers and insufficient facilities for the learning process of electric motor control. Also, Vocational High School (SMK) has not been able to change the old learning patterns to the new learning patterns required in the 2013 curriculum. One of the changes in the curriculum is a change from teacher-centered learning to student-centered learning. In this service program, learning the installation and control of electric motors in the simulator of elevators was developed using the Problem Based Learning (PBL) approach for students of SMKN 1 Cipatat. The first step in implementing this program is to study the curriculum and syllabus applied to the two partner vocational schools, then design a learning process for the installation and control of electric motors using the PBL method. The PBL method was chosen because this method can simultaneously be used to increase students' soft skills such as the ability to innovate, discipline, and the ability to convey ideas both in writing and orally. Besides, the PBL method can also support changes to learning patterns as required in the 2013 curriculum.
Alat Pendeteksi Status Kesehatan Berbasis Metode Sensor Fusion Yehezkiel Hansel Hendratno; Noor Cholis Basjaruddin; Endang Darwati
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 9 (2018): Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.327 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v9i0.1156

Abstract

Pengukuran kesehatan pengemudi truk tangki dilakukan setidaknya tiga kali dalam satu hari. Jumlah pengemudi yang tidak seimbang dibanding tenaga medis menyebabkan pengukuran kerap tidak tepat. Oleh karena itu pengembangan alat ukur berat badan, tinggi badan, suhu tubuh, detak jantung, tekanan darah dan pendeteksi status alkohol otomatis diharapkan dapat membantu mempermudah pekerjaan tenaga medis yang sebelumnya dilakukan secara terpisah dan manual. Alat ukur digunakan dengan cara penguna menempelkan kartu NFC pada alat atau memasukan nama dan id pada HMI, selanjutnya memasang tensi meter dan sensor suhu kemudian berdiri ditempat yang telah disediakan maka alat ini dapat mengetahui tinggi badan, berat badan, suhu tubuh, detak jantung, dan tekanan darah. Kadar alkohol pengguna dapat diukur dengan cara pengguna meniup sensor alkohol yang selanjutnya data tersebut ditampilkan pada HMI (Human Machine Interface) secara otomatis dan juga akan ditampilkan pada Liquid Crystal Display (LCD). HMI dapat menyimpan data hasil pengukuran berupa database pada MS. Access. Setelah pengukuran parameter tubuh selesai kemudian data tersebut diolah menggunakan metode Sensor Fusion dengan menggabungkan tinggi dan berat badan menghasilkan klasifikasi indeks massa tubuh seperti kurus sekali, kurus, normal, gemuk atau gemuk sekali. Hasil pengukuran suhu tubuh dikalsifikasikan menjadi suhu tubuh yang normal, hipotermia atau hipertermia. Hasil pengukuran detak jantung diklasifikasikan menjadi detak jantung yang baik sekali, baik, cukup atau kurang. Hasil pengukuran tekanan darah dikasifikasikan menjadi optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi tingkat 1, hipertensi tingkat 2, hipertensi tingkat 3, hipertensi sistol. Hasil klasifikasi dari pengukuran alkohol menjadi status positif atau negatif alkohol. Setelah mendapatkan hasil klasifikasi tersebut seluruh data diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar status kesehatan yaitu kondisi optimal, kondisi sehat dengan keterangan kondisi kurang sehat segera hubungi dokter. Sistem pengukuran status kesehatan direaliasikan dengan mekanik yang dapat dilipat menjadi tinggi 15 cm, panjang 55cm dan lebar 55cm serta lama pengukuran 60 detik dengan tingkat akurasi pengukuran berat badan sebesar 99,8%, tinggi badan sebasar 99,7%, suhu tubuh sebesar 98,03%, detak jantung sebesar 83%, tekanan darah sebesar 87% dan status alkohol sebesar 56% .Seluruh data hasil pengukuran dapat disimpan pada database menggunakan Microsoft Access dan ditampilkan pada HMI menggunakan Microsoft Visual Studio serta memperbaharui data yang tersimpan pada NFC.
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PRAKTIKUM MEKATRONIKA BERBASIS PROYEK TERHADAP KELANCARAN TUGAS AKHIR MAHASISWA D III DAN D IV TEKNIK ELEKTRONIKA Endang Darwati
Jurnal TEDC Vol 11 No 2 (2017): Jurnal TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.022 KB)

Abstract

Tugas Akhir (TA) adalah proyek akhir yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa. Kelancaran mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir ini ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah penguasaan mata kuliah pada semester-semester sebelumnya, kelancaran dana, pengalaman problem solving, kemampuan dalam manajemen waktu, kemampuan komunikasi baik dengan dosen pembimbing, rekan-rekan mahasiswa serta pihak-pihak lain yang berkaitan dengan tugas akhir ini. Pengalaman problem solving, kemampuan dalam manajemen waktu, kemampuan komunikasi bisa didapatkan di mata kuliah lain maupun di organisasi yang diikuti oleh mahasiswa. Sejak tahun 2011, Mata kuliah praktikum mekatronika selalu menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek. Proses pembelajaran berbasis proyek pada pelaksanaannya memiliki tahapan yang sama dengan tahapan pelaksanaan proyek akhir mahasiswa. Evaluasi terhadap pelaksanaan praktikum mekatronika selalu dilakukan setiap akhir semester dan selalu dikembangkan konsep-konsep baru untuk pembelajaran selanjutnya. Sejauh ini, evaluasi terhadap mata kuliah itu sendiri, hasilnya positif, banyak mahasiswa yang merasa banyak peningkatan kemampuan setelah mengikuti proses belajar berbasis proyek ini. Hanya saja, belum pernah dilakukan evaluasi tertulis pengaruh metode pembelajaran ini terhadap kelancaran tugas akhir mahasiswa. Maka penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi sejauh mana pengaruh pembelajaran praktikum mekatronika berbasis proyek ini pada kelancaran tugas akhir mahasiswa. Dari hasil kuisioner rata-rata responden menyatakan bahwa metode pembelajaran praktikum mekatronika berbasis proyek memberikan pengaruh yang positif pada kelancaran tugas akhir mereka.
Starting of three phase permanent magnet synchronous motor using BLDC motor driven Darwati, Endang
JITEL (Jurnal Ilmiah Telekomunikasi, Elektronika, dan Listrik Tenaga) Vol. 4 No. 3: September 2024
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/jitel.v4.i3.2024.239-246

Abstract

Three phase permanent magnet motor has many advantages including simple construction that makes it easy to maintain, has dynamic performance, high power density, reliability and durability. Permanent magnet motors can be operated as stepper motors, brushless direct current motor (BLDCM) and synchronous motor without having to change the three-phase driver motor circuit. The BLDCM are supplied with square or trapezoidal voltages, while the synchronous motor are supplied with sinusoidal voltages. The synchronous motor have advantages in terms of torque and power efficiency but cannot operate from a stationary condition, so it requires starting techniques to run it. The starting technique in this paper is the motor initially operated as the BLDCM until it approaches the desired synchronous frequency then moves into the synchronous generator for a while and then becomes the synchronous motor. The frequency of the motor and the phase difference between the stator field and the rotor field are critical points for this operating displacement. When the stator field precedes the rotor field, the displacement is smooth and the displacement time is very short, that is 1 second. Whereas when the stator field is left behind from the rotor field, the motor experiences a moment of jerking during its displacement and takes 3 seconds.
Sistem perpindahan gigi otomatis untuk penghematan baterai pada sepeda listrik berbantuan pedal Anwar, Hadrian; Toto Tohir; Endang Darwati
JITEL (Jurnal Ilmiah Telekomunikasi, Elektronika, dan Listrik Tenaga) Vol. 5 No. 2: Special Issue on 16th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS) 2025
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/jitel.v5.i2.2025.101-110

Abstract

Sepeda listrik berbantuan pedal (pedelec) sebagai solusi transportasi ramah lingkungan dan mendukung gaya hidup sehat. Dalam penggunaannya, pengendara perlu menyesuaikan dengan kondisi infrastruktur jalan yang bervariasi, seperti tanjakan, turunan, dan medan datar, sering kali mengharuskan pengendara untuk melakukan perpindahan gigi. Proses perpindahan gigi secara manual dianggap merepotkan, sehingga pengendara lebih sering mengandalkan bantuan tenaga listrik secara terus-menerus dan mempercepat konsumsi daya baterai. Penelitian ini membahas perancangan dan implementasi sistem perpindahan gigi otomatis pada sepeda listrik berbantuan pedal dengan memanfaatkan data kemiringan jalan dan kecepatan sepeda yang diproses oleh mikrokontroler untuk menyesuaikan posisi gigi terhadap kondisi medan secara real-time. Hasil pengujian menunjukkan sistem otomatisasi perpindahan gigi dapat mencapai tingkat keberhasilan sebesar 60,37% dalam menyesuaikan gigi terhadap kondisi jalan aktual. Selain itu, sistem ini mampu menghemat baterai sebesar 2,1% dibandingkan sistem manual pada rute dan kondisi jalan yang sama. Dilengkapi dengan sistem monitoring dan data logging yang dapat membaca dan menyimpan parameter kelistrikan serta performa sepeda setiap 1 detik. Dengan sistem otomatisasi ini, memberikan pengalaman berkendara yang lebih nyaman dan menghemat penggunaan baterai sepeda listrik.