This Author published in this journals
All Journal JURNAL WALENNAE
M. Irfan Mahmud
Balai Arkeologi Sulawesi Selatan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERSPEKTIF ARKEO-HISTORIS MIGRASI BUGIS DAN MAKASSAR: KUASI JARINGAN NASIONALITAS NUSANTARA M. Irfan Mahmud
WalennaE Vol 3 No 1 (2000)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4651.703 KB) | DOI: 10.24832/wln.v3i1.85

Abstract

Arus migrasi orang Bugis dan Makassar tampaknya lebih di dorong oleh mentalitas budaya dan konflik lokal. Dalam tulisan ini, akan di uraikan bagaimana arus migrasi orang-orang Bugis dan Makssar secara tidak sadar menggantikan posisi majapahit dalam proyek nasionalitas yang lebih permanen. Disini dapat dilihat bahwa, keberhasilan orang bugis dan makassara dalam menguasai jaringan nasional nusantara terletak pada interaksi sosial, ekonomi, politik dan agama bersifat non formal yang sangat bertolak belakang dengan upaya-upaya politik formal yang dilakukan oleh kerajaan Majapahit sebelumnya.
PEMUKIMAN KUNA CENRANA, BONE: BEBERAPA ASPEK DATA SEJARAH-SOSIAL BUGIS M. Irfan Mahmud
WalennaE Vol 3 No 2 (2000)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5438.61 KB) | DOI: 10.24832/wln.v3i2.103

Abstract

Situs Cenrana merupakan zona penting di pesisir selatan Sulawesi, baik ditinjau dari struktur geografis maupun tatanan sosial budaya dan politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi klauster atau satuan-satuan ruang pada situs Pemukiman kuna Cenrana. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka dan observasi lapangan, diperoleh gambaran tentang bentuk-bentuk pembagian ruang atau klaster di situs Pemukiman kuna Cenrana, seperti klauster produksi berada di sebelah barat dan timur istana, produksi strategis berada di sebelah  barat dan di sebelah timur terdapat produksi pertanian.
WAWASAN ANALISA NASKAH LONTARAK UNTUK KEPENTINGAN ARKEOLOGI M. Irfan Mahmud; Nugroho Nur Susanto
WalennaE Vol 3 No 2 (2000)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2731.653 KB) | DOI: 10.24832/wln.v3i2.107

Abstract

Tulisan ini merupakan sebuah penjabaran tentang metode analisa naskah lontarak, untuk membantu kepentingan penelitian arkeologi. Nasakah atu teks-teks lama merupakan sebuah data penting dalam penelitian arkeologi oleh sebab itu, dibutuhkan suatu teknik analisis yang tepat untuk bisa memperoleh informasi yang di butuhkan oleh arkeolog dalam memecahkan masalah-masalah penelitian yang mereka ajukan. Arkeologi dalam penelitian naskah mempunyai tiga tendensi keilmuan khusus yang membedakannya dengan tujuan studi filologi yaitu tendensi asrkeolinguistik, tendensi referensial dan tendensi rekonstruksional.
DETERMINASI BUDAYA ISLAMI DI WILAYAH PINGGIRAN KEKUASAAN BUGIS M. Irfan Mahmud
WalennaE Vol 4 No 1 (2001)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4776.385 KB) | DOI: 10.24832/wln.v4i1.122

Abstract

Islamic presence was recognized as transformative strength. Nevertheless, archaeological evidence indicated that Islam emergence net entirely change local culture and situation. In early times, local elements an still the most profound and energetic affirmations towards the creation of cultural forms, as found at hinterland Duri site, Enrekang, South Sulawesi. At Duri Islamic graveyards, then were no materials implementation in its basic Islamic elements; in contrary, local elements which related with Rambu Solok rites (Aluk Kamatean) are still play its dominant role, furthermore, the more concrete statues shapes reflected the strong primitive religion and, in the other hand, the weakness of Islamic culture or its teaching determination.
AWAL MULA WAJO DAN ASPEK RUANG SITUS INTI WAJO ABAD XV-XIX MASEHI M. Irfan Mahmud
WalennaE Vol 4 No 2 (2001)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3873.379 KB) | DOI: 10.24832/wln.v4i2.131

Abstract

Confederation is general Bugis governmental model. In macro, Wajo state area was divided into three limpo and 31 wanua, included Wanua under Wajo authority. At Wajo center, artifacts, features and eco-facts were found at Tosora site which describing socio-economic and politic and religion areas.Konfederasi adalah model umum pemerintahan Bugis. Secara makro, wilayah negara bagian Wajo dibagi menjadi tiga limpo dan 31 wanua, termasuk Wanua di bawah otoritas Wajo. Di pusat Wajo, artefak, fitur, dan ekofak ditemukan di situs Tosora yang menggambarkan wilayah sosial-ekonomi dan politik serta agama.
PUSAT PERDABAN ABAD XV-XVIII KERAJAAN BUKI SELAYAR SULAWESI SELATAN nfn Muhaeminah; M. Irfan Mahmud
WalennaE Vol 11 No 2 (2009)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6575.599 KB) | DOI: 10.24832/wln.v11i2.214

Abstract

The center of Kingdom of Buki was known as a teritory of a powerfull dinasty and reaches their golden age in XV to XVI century based on the foreign ceramics population found. In the next centuries, Buki was still became a powerful dinasty when the Islamic influence spread stronger in XVIII century. At the top of Islamic influence's glory, there was a control to the Silolo site's area that located in the east side of the Kingdom of Buki. But the site of Buki was a still a center for the elite of the kingdom. Buki, Selayar is quite interesting for a research to get a more accurate data. There is several finds like, Maros point (serration arrow point) that found in Batang Mata Sappo area, human skull from Batu Tumpa cave at Bonto Sikuyu, and many other finds. These kinds of finds commonly found in South Sulawesi but Selayar is placing an important position based on the quantity and the quality of its finds.Pusat Kerajaan Buki dikenal sebagai wilayah dinasti yang kuat dan mencapai zaman keemasan mereka di abad XV - XVI berdasarkan populasi keramik asing yang ditemukan. Pada abad-abad berikutnya, Buki masih menjadi kerajaan yang kuat ketika pengaruh Islam menyebar lebih luas di abad XVIII. Pada puncak kejayaan pengaruh Islam, ada kontrol terhadap area situs Silolo yang terletak di sisi timur Kerajaan Buki. Tapi situs Buki masih menjadi pusat elit kerajaan. Buki, Selayar cukup menarik untuk sebuah penelitian untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Ada beberapa temuan seperti, maros poin (mata panah bergerig) yang ditemukan di daerah Batang Mata Sappo, tengkorak manusia dari gua Batu Tumpa di Bonto Sikuyu, dan banyak temuan lainnya. Temuan semacam ini umumnya ditemukan di Sulawesi Selatan tetapi Selayar menempatkan posisi penting berdasarkan kuantitas dan kualitas temuannya.