Ahmad Farid Abdul Jalal
Muzium Pahang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Museums and Agenda of the Civilization Dialogue: A Functional Approach Ahmad Farid Abdul Jalal; Rahimin Affandi Abdul Rahim; Awang Pawi Awang Azman; Ahnaf Wafi Alias
TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial Vol 3, No 2 (2020): TEMALI Vol. 3 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jt.v3i2.9513

Abstract

Artikel ini menganalisis peran museum sebagai perantara budaya dalam dialog peradaban. Seperti kita ketahui bahwa ada perjalanan penting dalam sejarah Malaysia pada umumnya setelah berinteraksi dengan pendudukan Inggris. Kajian literature ini menegaskan kembali peran museum sebagai harta karun budaya dalam kehidupan sosial saat ini. Adapun contoh kasus museum sebagai mediator dialog antar peradaban dalam tulisan ini adalah Museum Pahang. Di museum ini ditemukan berbagai obyek atau aktivitas yang mendukung dialog antar peradaban tersebut.
PEMAKAIAN TEORI KEMASYARAKATAN IBN KHALDUN DALAM MEMPERKAYA KONSEPSI KURATOR MUSEUM ISLAM Ahmad Farid Abdul Jalal; Rahimin Affandi Abdul Rahim
TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial Vol 2, No 2 (2019): TEMALI Vol. 2 No. 2 Tahun 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jt.v2i2.4925

Abstract

This article discusses the importance of museum curators for developing civilization. The magnitude of the concept of the museum curator can be derived from the theory of Ibn Khaldun. With literature review, this study found that the theory of Sociology-History theory proposed by Ibn Khaldun could be utilized for the profession of the museum's curator. It's not just about improving the curators in their day-to-day tasks, but also empowering them to make them more critical in handling issues. The application of Ibn Khaldun's theory may be an alternative to the rise of the Malay knowledge system as a nation that must have been excluded from colonialism, including in geopolitical and science (epistemology).
Malay Local Wisdom: An Analysis of Social History of the Malay Literary Saga Books Mohd Puaad Bin Abdul Malik; Ahmad Farid Abdul Jalal; Rahimin Affandi Abd. Rahim; Siti Maimunah Binti Kahal
TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial Vol 3, No 1 (2020): TEMALI Vol. 3 No. 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jt.v3i1.7483

Abstract

Kajian ini mengungkapkan bagaimana suatu episteme keilmuan Melayu muncul dalam konteks sosialnya. Dengan kajian literature kajian ini menemukan bahwa kesedaran masyarakat dunia tentang kearifan tempatan milik masyarakat peribumi bukan eropah boleh diisi dengan mengemukakan konsep kearifan tempatan berasaskan ilmu melayu Islam. Kemudian, konstruk dan formula kearifan tempatan Melayu memang agak unik kerana merupakan hasil adunan dan sentesis antara Islam dengan pemikiran Melayu. Ia agak dinamik dan masih terpakai hingga pada masa sekarang. Selanjutnya, kitab jawi memang merupakan produk kearifan tempatan Melayu Islam yang terpenting. Ia dapat dilihat daripada segi penciptaan tulisan jawi dan konstruk ilmu yang dibangunkan oleh ulama melayu silam. Ia merupakan warisan berharga yang perlu dijaga dan dikaji oleh generasi akan datang.
MUZIUM MASJID SULTAN ABDULLAH PEKAN PAHANG DAN USAHA MEMPERKASAKAN PEMIKIRAN ISLAM DI MALAYSIA Ahmad Farid Abdul Jalal; Abdullah Yusuf; Ahmad Faisal Abd Hamid; Rahimin Affandi Abd Rahim
TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial Vol 2, No 1 (2019): TEMALI Vol. 2 No. 1 Tahun 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jt.v2i1.3753

Abstract

Tulisan ini membahas tentang masjid yang berfungsi juga sebagai museum. Hal ini disandarkan pada pemiikiran bahwa pendidikan Islam moden akan menjadi lebih berkesan apabila digunakan melalui mekanisme muzium. Pengkaji moden telah mengakui hal ini sehingga mereka menekankan peri pentingnya diterapkan  pedagogi pendidikan berasaskan muzium. Keberkesanan ini berpunca daripada kelebihan pendidikan berasaskan muzium yang memungkinkan pengunjung memahami sesuatu fakta melalui pembuktian objek/artifak dan bukannya secara teori absrak sepertimana dipelajari di sekolah. Jadi, berasaskan pada latarbelakang ini, kajian ini akan melihat sumbangan MMSAPP (Muzium Masjid Sultan Abdullah Pekan Pahang) yang dianggap sebagai semi institusi pendidikan dalam memperkasakan pemikiran Islam. Sifatnya agak unik memandangkan MMSAPP adalah satu-satunya institusi muzium Islam yang membawa konsep muzium–masjid.