Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DEPIGMENTING AGENT MELANOTOKSIK PADA PENGOBATAN MELASMA Winawati Eka Putri; Yuli Kurniawati; Tantawi Djauhari
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2018): AUGUST
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mhsj.v2i2.584

Abstract

Abstract: Human skin color is determined by melanin pigment,either eumelanin or feomelanin.Melanogenesis is a melanin synthesized process that is initiated with tirosin oxidation to DOPAquinoneby tirosinase, and then auto-oxidation to DOPA and DOPAchrome. Eumelanin are formed fromDOPAchrome, while pheomelanin from DOPAquinone with the presence of cysteine or gluthathione.Hyperpigmentation disorders like melasma, are difficult to treat especially in dark skinned individuals.Treatment of melasma can be topical or physical. Topical agent can use depigmenting agent, eitherindividual or combination with other. Depigmenting agent can be melanotoxic or toxic to melanocytewhich can be cell killing or cell damage. Hydroquinone, monomethyl of hydroqunone, N-acetyl-4-Scysteaminylphenol ,and azelaic acid are depigmenting agents melanotoxic. Majority of those agents actas tirosinase inhibitors which cause deactivation of tirosinase. The use of those agents in combinationare better to minimalize side effect of agents.
Antioksidan dalam dermatologi Rosi Andarina; Tantawi Djauhari
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembentukan Reactive oxygen spesies (ROS) berperanan penting dalam kerusakan sel. ROS ini akan terus dikontrol oleh sistem antioksidan endogen, berupa antioksidan enzimatik ataupun non enzimatik. Antioksidan enzimatik adalah superoksida dismutase, katalase dan glutation peroksidase.  Antioksidan non enzimatik adalah alfa tokoferol (vitamin E), asam askorbat (Vitamin C), glutation dan ubiquinon. Keseimbangan antara ROS dan antioksidan  ini akan terus dipertahankan. Apabila terjadi peningkatan ROS yang berlebihan dan atau penurunan jumlah antioksidan yang di hasilkan tubuh  baik akibat pengaruh faktor eksogen dan endogen, maka terjadi ketidakseimbangan antara antioksidan dan ROS. Hal ini menyebakan terjadinya keadaan patologis dan stess oksidatif. Antioksidan bekerja secara sinergis untuk menstabilkan peran ROS pada proses  photoaging, karsinogenesis dan inflamasi. Terdapat berbagai ROS yang dihasilkan tubuh, masing-masing ROS ini dapat dinetralisir oleh antioksidan tertentu melalui suatu antioksidan network.