Muhammad Rifqi Hariri
Research Center for Plant Conservation and Botanic Gardens - Indonesian Institute of Sciences

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Molecular Identification and Morphological Characterization of Ficus sp. (Moraceae) in Bogor Botanic Gardens Muhammad Rifqi Hariri; Peniwidiyanti Peniwidiyanti; Arifin Surya Dwipa Irsyam; Rina Ratnasih Irwanto; Irfan Martiansyah; Kusnadi Kusnadi; Eni Yuhaeni
Jurnal Biodjati Vol 6, No 1 (2021): May
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v6i1.10852

Abstract

Ficus spp. belongs to the tribe Ficeae in the Moraceae family. Many members of this genus have been collected and grown in Bogor Botanic Gardens. There are 519 living collections of Ficus conserved since 1817, and 13 of them have not been identified until the species level. This research aimed to identify the Ficus sp. originated from Kaur Selatan (Bengkulu) using morphological and molecular approaches. Morphological characterization and herbarium specimen observation have been carried out to identify the Ficus sp. The molecular approach was conducted through DNA barcoding using ITS primer. The molecular identification using ITS sequence showed that Ficus sp. is Ficus crassiramea with 99.87% similarity to the sequence in NCBI. Morphological observation through herbarium specimen showed that there are 9 vegetative characters specific to Ficus crassiramea.
IDENTIFIKASI MOLEKULER DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI KAMANDIN SAEBO, TUMBUHAN OBAT DARI PULAU MADURA Muhammad Rifqi Hariri; Arifin Surya Dwipa Irsyam; Ashari Bagus Setiawan; Eko Setiawan; Rina Ratnasih Irwanto; Mega Atria
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 19, No 2 (2021): BIOTIKA DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v19i2.35627

Abstract

Kamandin Saebo merupakan tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Madura sejak dahulu kala. Secara morfologi, tumbuhan ini merupakan anggota dari suku Asteraceae, karena ditandai dengan adanya bunga tabung dan bunga pita, papus, dan buah longkah. Informasi terkini mengenai pemanfaatan sebagai tumbuhan obat sudah jarang diketahui dan keberadaanya cukup sulit ditemukan. Selain itu, Kamandin Saebo juga sulit diidentifikasi secara morfologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap identitas jenis tumbuhan Kamandin Saebo melalui pendekatan molekuler menggunakan sekuen DNA barcoding internal transcribed spacer dan karakterisasi ciri morfologi. Identifikasi melalui BLAST menunjukkan bahwa Kamandin Saebo merupakan anggota dari marga Glossocardia dengan persentase kemiripan sekuen sebesar 92.5%. Informasi lebih lanjut melalui karakterisasi morfologi menunjukkan bahwa Kamandin Saebo merupakan G. Leschenaultii (Cass.) Veldkamp. Jenis tersebut merupakan tumbuhan endemik yang berasal dari Pulau Madura.
Variabilitas genetik Coffea canephora Pierre ex A. Froehner berdasarkan sekuen internal transcribed spacer Mahat Magandhi; Muhammad Rifqi Hariri
Prosiding Seminar Biologi Vol 6 No 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DI ERA PANDEMI COVID-19 (OKTOBER 2020)
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v6i1.15865

Abstract

Kopi sebagai salah satu komoditas penting dunia merupakan sumber devisa penting di beberapa negara. Coffea canephora merupakan jenis yang umum dibudidayakan di dunia, termasuk Indonesia. Hingga saat ini keragaman genetik pada C. canephora telah banyak digunakan menggunakan marka DNA tetapi belum banyak menggunakan analisis sekuen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman genetik dan haplotipe C. canephora menggunakan sekuen ITS. Jarak genetik antar aksesi cukup rendah dan mengelompokkan keseluruhan aksesi menjadi lima klaster. Keragaman gen dan nukleotida C. canephora secara berurutan 0,9402 ± 0,0202 dan 0,0154 ± 0,0081. Tiga belas haplotipe berhasil dikonstruksi dengan H10 diduga sebagai haplotipe tetua dari seluruh aksesi C. canephora yang digunakan.