Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Comparative Study on Phytoplankton Community in Two Newly Dug Ponds in Institut Teknologi Sumatera Hendry Wijayanti; Andy Darmawan
Jurnal Biodjati Vol 5, No 1 (2020): May
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v5i1.7996

Abstract

Phytoplankton community plays an important ecological role in the aquatic ecosystems as the primary producers and forms the fundament of the aquatic food chain for supporting the water community. Thus, the phytoplankton community structure is a good indicator of water quality due to its sensitiveness to environmental stresses. Two newly dug ponds in Institut Teknologi Sumatera may give an opportunity to study the early colonizing stages of various freshwater communities including phytoplankton. The study attempted to determine the composition and abundance of phytoplankton. Samples were collected from two ponds (A and C) in the reservoir water of Institut Teknologi Sumatera. The content of Phosphorus (P), Nitrogen (N), and Chlorophyll-a (algae biomass) were determined. Phytoplankton had higher diversity in Pond C than Pond A in the study period, in which a total of seven taxa were found, namely Bacillariophycea, Cyanophyceae, Chlorophyceae, Conjugatophyceae, Dinophyceae, Euglenophyceae, Gymnodiniaceae. The most species abundance of both ponds was Peridinium sp. and Trachelomonas sp. The Pond C had the highest mean value of the Shannon-Wiener diversity index. The Linear mixed-effect model showed that low turbidity will result in high phytoplankton diversity. The finding of this study suggests that higher phytoplankton diversity would achieve a natural carrying capacity, and thus would serves as an indicator of ecosystem health.
SISTEM DAUR ULANG AIR WUDU DI MASJID BAITUL ILMI KAMPUS ITERA Andi Asrul Sani; Hendry Wijayanti
Jurnal Abdi Masyarakat (JAM) Vol 6, No 2 (2021): JAM (JURNAL ABDI MASYARAKAT)-MARET
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jam.v6i2.004

Abstract

Masalah yang sering dihadapi di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di Lampung Selatan adalah sulitnya mendapatkan pasokan air bersih sebagai sarana untuk berwudu. Selain itu, masih ditemukannya ketidakefektivitasan dari sisa air wudu yang belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Sebagai salah satu syarat sahnya solat adalah wudu, maka masjid membutuhkan pasokan air yang dipergunakan sebagai media wudu.Pengabdian masyarakat ini difokuskan pada sistem daur ulang air wudu menggunakan zeolit. Pengabdian masyarakat ini difokuskan pada sistem daur ulang air wudu menggunakan zeolit. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan pemborosan yang tidak perlu, sistem daur ulang secara sederhana dapat dirancang untuk mengumpulkan, mengolah, dan menggunakan kembali air wudu. Hasil olahan tersebut untuk aplikasi air yang tidak dapat diminum, namun dapat dipergunakan seperti pembilasan toilet, pencucian umum, penyiraman tanaman, dan penanaman petak bunga.
Pengenalan Flora Fauna Melalui Jelajah dan Bermain pada Anak-Anak di Sekitar Taman Keanekaragaman Hayati Batu Putu Lampung YENI RAHAYU; YANTI ARIYANTI; FARADILA MEI JAYANI; HENDRY WIJAYANTI
Jurnal SOLMA Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/solma.v9i1.4894

Abstract

Dalam upaya mengembangkan kawasan wisata berbasis ekowisata pendidikan di Desa Batu Putu, pendidikan masyarakat yang tinggal di sekitar pariwisata perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, pendidikan tidak hanya penting untuk orang dewasa tetapi juga untuk anak-anak. Peningkatan pengetahuan tentang flora dan fauna untuk anak-anak yang tinggal di dekat Taman Keanekaragaman Hayati Batu Putu telah dilakukan dengan menggunakan metode yang menyenangkan, yaitu eksplorasi, bercerita dan bermain puzzle. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan flora dan fauna kepada anak-anak dan menjelaskan betapa pentingnya melindungi lingkungan sebagai habitat flora dan fauna. Hasilnya menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan anak-anak tentang flora dan fauna. Anak-anak dapat mengenali flora dan fauna lokal yang unik, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap flora dan fauna di sekitar mereka. Pengamatan menunjukkan karakter anak-anak yang peduli dengan flora-fauna dan lingkungan mereka telah muncul dari perilaku sehari-hari mereka ketika bermain di sekitar taman. Kegiatan-kegiatan ini mampu mengembangkan kesadaran anak sejak dini untuk melindungi lingkungan di Taman Keanekaragaman Hayati Batu Putu.
KEBERADAAN HEWAN PENGOTOR TERITIP DI INFRASTRUKTUR TELUK KUNYIT, PANTAI SARIRINGGUNG DAN PANTAI MUTUN, LAMPUNG Hendry Wijayanti; Dhani Gathot Herbowo; Andy Darmawan
Jurnal Biologi Tropis Vol. 20 No. 1 (2020): Januari - April
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.878 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v20i1.1540

Abstract

Abstrak: Teritip merupakan salah satu hewan pengotor yang umum hidup menempel pada infrastruktur buatan manusia yang teredam di dalam perairan laut. Fenomena penempelan teritip mengakibatkan kerusakan struktur bangunan pada infrastruktur di perairan laut. Tujuan penelitian ini menginventarisasi  keberadaan jenis teritip yang menempel pada infrastruktur yang ada di area pantai yang berada di Teluk kunyit, Pantai Sariringgung dan Pantai Mutun sebagai langkah awal dalam pengendalian hewan pengotor. Penelitian dilakukan dengan metode survei selama bulan April and November 2018. Pada kedua Pantai Sariringgung dan Pantai Mutun ditemukan dua spesies teritip, Amphibalanus amphitrite dan Microeuraphia withersii. Namun, jenis teritip yang ditemukan di Teluk Kunyit hanya satu spesies Cthtamalus malayensis..Kata kunci: introduksi, biofouling, zona intertidal, Teluk Lampung.Abstract: Barnacle is the most common biofouling in the manmade  submerged structures. Barnacles are a serious problem which leading the detriment of coastal structures. The aim of the study was to  investigate the dataset of barnacale communities in Lampung shores, in order to monitor developing of biofouling. Three  coastal areas of Teluk Kunyit, Sariringgung and Mutun were investigated between April and November 2018. It was found that two species, Amphibalanus amphitrite and Microeuraphia withersii, are found in both costal areas. In contrast, only colonial species of Cthtamalus malayensis has been found abundance in Teluk kunyit area.Keywords: introduction, biofouling, intertidal zone, Lampung Bay