Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Pengembangan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Indah Oktaviani; Yanti Ariyanti; Sovia Santi Leksikowati; Muhammad Asril
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 14, No 1 (2021): AL-KAUNIYAH JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v14i1.12323

Abstract

AbstrakKawasan kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) sedang mengalami perkembangan fisik yang pesat, seperti pembangunan gedung perkuliahan, laboratorium, asrama, juga embung untuk sumber air. Informasi mengenai keanekaragaman hayati di ITERA sendiri belum banyak diteliti, salah satunya adalah keanekaragaman burung. Burung merupakan hewan besar yang cukup sensitif dengan perubahan lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai keanekaragaman burung di ITERA untuk memberikan informasi dasar. Metode yang digunakan adalah teknik point count, diterapkan pada lima stasiun utama yang dipilih berdasarkan pusat aktivitas pembangunan. Analisis yang digunakan adalah indeks keanekaragaman, kemerataan, juga kelimpahan. Selain itu, status konservasi dan tipe pakan jenis burung dianalisis menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 19 jenis burung dari 16 famili. Keanekaragaman jenis burung berdasarkan indeks Shannon-Wiener tergolong sedang dan kemerataan jenis merata. Dari kategori kelimpahan yang digunakan terdapat dua jenis burung yang umum ditemukan. Bersumber pada PP No. 7 tahun 1999, terdapat empat jenis burung di ITERA yang termasuk ke dalam kategori dilindungi dan satu jenis termasuk kategori Appendix II di CITES. Feeding guild burung di ITERA didominasi tipe omnivora dan insektivora. AbstractInstitut Teknologi Sumatera (ITERA) campus area is undergoing rapid physical development, such as the construction of lecture buildings, laboratories, dormitories, as well as reservoirs for water sources. Information on biodiversity in ITERA has not much studied, one of which is bird diversity. Birds are large animals that are quite sensitive to environmental changes. This study aims to obtain data on bird diversity at ITERA to provide the baseline information. The method used is a point count technique, applied to five main stations selected based on the center of development activities. The analysis used is an index of diversity, evenness, and abundance. Besides, the conservation status and feed type of bird species were analyzed using secondary data. The results showed that there were 19 species of birds from 16 families. The Shannon-Wiener diversity index classified the bird community as a moderate, and the community evenness index was stable. From the abundance category, two types of birds commonly found. Based on PP No. 7 of 1999, there are four species of birds in ITERA, which included in the protected category and one species, including the Appendix II category in CITES. Omnivorous and insectivorous types dominate bird guild feeding in ITERA.
Pengenalan Flora Fauna Melalui Jelajah dan Bermain pada Anak-Anak di Sekitar Taman Keanekaragaman Hayati Batu Putu Lampung YENI RAHAYU; YANTI ARIYANTI; FARADILA MEI JAYANI; HENDRY WIJAYANTI
Jurnal SOLMA Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/solma.v9i1.4894

Abstract

Dalam upaya mengembangkan kawasan wisata berbasis ekowisata pendidikan di Desa Batu Putu, pendidikan masyarakat yang tinggal di sekitar pariwisata perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, pendidikan tidak hanya penting untuk orang dewasa tetapi juga untuk anak-anak. Peningkatan pengetahuan tentang flora dan fauna untuk anak-anak yang tinggal di dekat Taman Keanekaragaman Hayati Batu Putu telah dilakukan dengan menggunakan metode yang menyenangkan, yaitu eksplorasi, bercerita dan bermain puzzle. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan flora dan fauna kepada anak-anak dan menjelaskan betapa pentingnya melindungi lingkungan sebagai habitat flora dan fauna. Hasilnya menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan anak-anak tentang flora dan fauna. Anak-anak dapat mengenali flora dan fauna lokal yang unik, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap flora dan fauna di sekitar mereka. Pengamatan menunjukkan karakter anak-anak yang peduli dengan flora-fauna dan lingkungan mereka telah muncul dari perilaku sehari-hari mereka ketika bermain di sekitar taman. Kegiatan-kegiatan ini mampu mengembangkan kesadaran anak sejak dini untuk melindungi lingkungan di Taman Keanekaragaman Hayati Batu Putu.
Determination of Grouper Species of Subfamily Epinephelinae from Raja Ampat (West Papua) Region Using CO1 Gene Sequence Yanti Ariyanti; Achmad Farajallah
Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Vol 36, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.412 KB) | DOI: 10.20884/1.mib.2019.36.3.837

Abstract

The Raja Ampat Islands, located near the heart of the “Coral Triangle” on Bird's Head Peninsula, West Papua, Indonesia are well known for its outstanding biological diversity and stunning marine and terrestrial habitats. Groupers (family Serranidae) has included as part of the 5 largest families associated with coral reefs on the Bird’s Head region. The grouper identification was generally done on the basis of color patterns and morphological characters, but oftentimes these characters show intraspecific variations or differences in color patterns between juvenile and adult individuals. This study aims to confirm the type of grouper species that were obtained from the sport fishing activities around Raja Ampat Island. Species confirmation from subfamily of Epinephelinae determined by analyzing the number of differences of nucleotides and genetic distance on the sequence of the CO1 gene (Cytochrome oxidase subunit 1). A total of eight fish samples were successfully sequenced and aligned. Those samples consist of eight species belonging to the three genera namely Anyperodon, Epinephelus, and Cephalopolis.
Keanekaragaman Kupu-Kupu (Ordo : Lepidoptera) di Sekitar Kawasan Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Yanti Ariyanti; Tarra Ivanka
BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 2 No 1 (2020): BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7910.787 KB)

Abstract

Kupu-kupu merupakan Arthropoda yang termasuk dalam ordo Lepidoptera. Serangga ini dapat dijadikan bioindikator lingkungan. Keanekaragaman kupu-kupu cenderung menurun, seiring berkurangnya tutupan vegetasi (tutupan lahan) yang menjadi habitatnya. Pembangunan infrastruktur perkuliahan di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) diprediksi menyebabkan berkurangnya tutupan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan menganalisis keanekaragaman kupu-kupu di kawasan ITERA. Kupu-kupu dikoleksi dengan menggunakan metode jelajah (road sampling) pada dua lokasi yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 14 spesies kupu-kupu yang termasuk ke dalam 3 famili yaitu Nympalidae, Papilionidae dan Pieridae. Spesies kupu-kupu yang paling banyak ditemukan yaitu Orsotriaena sp.. Hasil analisis indeks diveristas mengindikasikan bahwa nilai indeks keanekaragaman kupu-kupu di kawasan ITERA tergolong dalam kategori sedang.
DNA Barcoding for Selected Mangrove-Based Estuary Fishes from Way Kambas National Park, Lampung Province, Indonesia Yanti Ariyanti; Ika Agus Rini; Indah Oktaviani; Sovia Santi Leksikowati
Journal of Tropical Life Science Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jtls.11.02.04

Abstract

Over the past decade, DNA barcoding has provided new insight into fish ecology and biosystematics and led to new species' discovery. DNA barcoding is a method for the recognition and identification of species using short, standardised DNA fragments. The correct taxonomic identification of species is critical for the assessment and monitoring of biodiversity. This study applied DNA barcoding techniques to identify selected fish species from a mangrove-based estuary in Way Kambas National Park, Lampung Province, Indonesia. The gene encoding cytochrome c oxidase subunit I (COI) was amplified and bi-directionally sequenced from 22 specimens. The resulting 680 base pairs (bp) sequence was used to identify species, obtain phylogenetic information, and analyse genetic distances. A neighbour-joining tree was constructed based on the mitochondrial COI gene using the Kimura two-parameter model. This study also exhibits conservation status for those identified species. Our findings will facilitate future studies of fish species diversity in mangrove estuary-based ecosystems and provide preliminary data in policymaking in conservation areas such as National Park.
Ekstraksi DNA total dari sumber jaringan hewan (Ikan Kerapu) menggunakan metode kit for animal tissue Yanti Ariyanti; Sister Sianturi
Journal of Science and Applicative Technology Vol 3 No 1 (2019): Journal of Science and Applicative Technology August Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1141.733 KB) | DOI: 10.35472/jsat.v3i1.111

Abstract

DNA extraction is a series of processes to separate DNA from other cell components. Extraction is the most crucial early stage in molecular research. There are two methods in DNA extraction: traditional organic extraction and non-organic adoption extraction method. Traditional organic extraction method are used by many laboratories to obtain amount of high-yield DNA. However, in recent years it has been a tendency to adopt non-organic commercial protocols, known as extraction kit. This method was relatively faster, low times-consuming and avoid the toxicity due to phenol use. This study aims to determine the steps of DNA extraction to obtain total DNA from muscle tissue of fish grouper using Extraction Kit for Animal Tissue. The Kit extraction method has an advantages that is the processing time is shorter, simple, non-toxic and high-purity DNA yields. A total of 4 tissue samples from grouper muscle were successfully extracted using an Extraction Kit that was indicated by the visualization of the band on qualitative DNA analysis in 1% agarose gel. Keywords: DNA extraction, extraction kit, high-yield DNA, molecular method
Species Identification among Fish Samples taken from Mangrove Ecosystem in Lampung Coastal Bay through DNA Barcoding Technique Yanti Ariyanti; Ika Agus Rini; Novriadi Novriadi; Fidya Septiana
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 28, No 2 (2023): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.28.2.173-180

Abstract

Mangrove forests are essential for supporting the habitats of numerous fish species, some of which are vital for local economies. These forests serve as breeding and nurturing environments for fish, providing a safe haven for juvenile fish and protecting them from predators and environmental stressors. There are many different species of fish that use mangrove forests as a breeding and nursery ground. Although many studies on the biodiversity of mangrove organisms on Sumatra Island exist, data on fish species diversity in Lampung Bay is still lacking. Morphological identification is often inadequate to distinguish between potential fish species, even across different life stages such as adults, juveniles, or larvae. However, DNA barcoding has the potential to identify species at any developmental stages accurately. Thus, this study aimed to identify and confirm fish species originating from the mangrove ecosystem in Lampung Bay specifically the Sebalang Mangrove Ecopark (South Lampung) and Petengoran Mangrove Forest, Gebang Village (Pesawaran), through a molecular approach using DNA barcoding techniques. Twenty samples can be identified at the species/genus level, demonstrating that using short, standardized genetic region Cytochrome c oxidase I (COI) mitochondrial gene sequences can accurately and quickly classify fish samples. Furthermore, twenty mitochondrial DNA sequences of various fishes have been submitted to the massive genetic database, GenBank. By identifying species accurately and quickly, DNA barcoding can improve the knowledge about fish biodiversity especially samples taken from the mangrove ecosystem in Lampung Coastal Bay.
ETNOBOTANI DAN ETNOZOOLOGI DALAM MELESTARIKAN TRADISI DAN ADAT DI PULAU PAHAWANG, LAMPUNG Winati Nurhayu; Kurnia Wahyu; Novriadi; Gres Maretta; Yanti Ariyanti
Gunung Djati Conference Series Vol. 47 (2024): Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) ke-9 Tahun 2024
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian etnobiologi khususnya etnobotani dan etnozoologi dapat menggali potensi pemanfaatan tumbuhan dan hewan oleh suatu etnis yang ada pada tradisi adat. Kearifan lokal merupakan modal untuk melestarikan ekosistem yang bertujuan untuk menjaga kelestarian adat istiadat dan meneliti keunikan yang ada pada tradisi adat yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis variasi tumbuhan dan hewan yang digunakan pada tradisi adat di Pulau Pahawang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2024. Sebanyak 100 responden diambil datanya menggunakan metode wawancara dengan menggunakan kuisioner. Tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu tumbuhan sambiloto (Andrographis paniculata) yang dimanfaatkan untuk mengobati hipertensi dan penambah nafsu makan serta tumbuhan lagon (Crotalaria pallida) yang dimanfaatkan untuk mengobati demam, panas dalam, dan penambah nafsu makan. Hewan yang paling banyak digunakan adalah kambing (Capra aegagrus) yang digunakan pada tradisi adat akikah dan pernikahan.