Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Medika: Media Ilmiah Analis Kesehatan

ANALISIS KLORIN (Cl2) PADA KANTONG TEH CELUP BERBAGAI MERK DI KOTA MAKASSAR Muawanah Muawanah; Muh Rifo Rianto; Wahyuni Wahyuni
Jurnal Medika Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.718 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v4i1.158

Abstract

Teh celup merupakan produk teh yang banyak diminati masyarakat. Para produsen dalam pembuatan kantong teh menggunakan kertas yang berasal dari pulp (bubur kertas) dengan menambahkan senyawa klorin sebagai desinfektan dan pemutih untuk menghemat biaya produksi dan mendapatkan keuntungan. Klorin yang terdapat pada kantong teh celup sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar klorin dalam kantong teh celup berbagai merk di kota Makassar dan jenis penelitian bersifat observasi laboratorik. Penelitian dilakukan terhadap 10 sampel yang diambil secara accidental sampling dan dianalisis secara kualitatif dengan metode kolorimetri dan analisis kuantitatif dengan metode Spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil 100% dari 10 sampel positif (+) mengandung klorin. Sedangkan kadar klorin tertinggi pada sampel 9 yaitu 121,461 μg/g dan kadar klorin terendah pada sampel 4 yaitu 15.613 μg/g. Hal ini dapat disimpulkan bahwa the celup yang beredar di kota Makassar tidak aman untuk dikonsumsi.
PENETAPAN KADAR LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA EYE – LINER DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) Muawanah Muawanah; Hamsina Hamsina; Reva Reva
Jurnal Medika Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.997 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v4i2.170

Abstract

Eye-liner merupakan sediaan kosmetik yang digunakan pada kulit tipis disekitar mata, oleh karena itu bahan yang terkandung didalamnya harus aman. Timbal (Pb) masuk kedalam tubuh manusia melalui jalur oral (makanan dan minuman), pernafasan, kontak melalui kulit, serta melalui parental. Efek berbahaya yang dapat ditimbulkan dari paparan logam timbal (Pb) bagi tubuh adalah sindroma abdomal, SSP, hematologi, renal dan neuromuscular. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar logam timbal (Pb) pada sampel Eye-liner. Metode penelitian ini menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada panjang gelombang 283,3 nm. Sampel Eye-liner dikumpulkan sebanyak 5 sampel dengan metode Purposive Sampling dimana kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini adalah Eye-liner liquid, waterproof, yang seing digunakan oleh masyarakat dan dicurigai tercemar oleh logam berat timbal (Pb). Dari hasil penelitian diperoleh kadar timbal (Pb) masing-masing sampel adalah, sampel A sebanyak 2,2215 mg/kg, sampel B sebanyak 0,9226 mg/kg, sampel C sebanyak 18,7713 mg/kg, sampel D sebanyak 1,2215 mg/kg, dan sampel E sebanyak 5,7021 mg/kg. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kelima sampel tersebut masih berada di bawah batas maksimum yang ditentukan yakni 20 ppm (20 mg/kg) menurut BPOM, sehingga masih dikategorikan aman untuk digunakan.
PERBANDINGAN KADAR SIANIDA SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN PADA SINGKONG Muawanah Muawanah; Musfirah Anshar; Mira Lisaholet
Jurnal Medika Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.959 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v5i1.173

Abstract

Singkong merupakan salah satu bahan makanan pokok. Selain itu, singkong juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan olahan lainnya. Singkong kaya kandungan karbohidrat dan protein. Akan tetapi singkong juga mengandung sianida yang bisa menjadi racun. Sianida adalah kelompok senyawa yang mengandung gugus siano (C=N) yang terdapat di alam dalam bentuk berbeda-beda. Racun sianida ini dapat menghambat enzim pernafasan seseorang yang mengkonsumsinya dan akan menyebabkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kadar sianida pada singkong sebelum dan sesudah pengolahan. Jenis penelitian adalah eksperimen yang dilakukan pemeriksaan kadar sianida pada 10 (sepuluh) sampel dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar sianida pada sampel singkong sebelum pengolahan berturut-turut yaitu 6,955; 10,390; 20,515; 0,840; dan 4,570 µg/mL, sedangkan kadar sianida setelah pengolahan yaitu 6,455; 3,405; 1,700; 0,750; 1,405 µg/mL. Dari hasil uji-t kadar sianida rata-rata untuk singkong sebelum pengolahan adalah 8,6520 dan untuk singkong sesudah pengolahan adalah 2,7400. Hasil analisis uji-t sig>0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
ANALISIS KADAR SAKARIN PADA MADU BERMEREK YANG DIPERJUABELIKAN DI KOTA MAKASSAR Meici Sari Mokoagow; Muawanah Muawanah; Dewi Arisanti
Jurnal Medika Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.65 KB) | DOI: 10.53861/jmed.v5i1.175

Abstract

Madu adalah cairan alami yang mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh lebah madu, yang berasal dari nektar bunga atau dari sekresi tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium dengan rumus kimia (C7H5NO3S), berbentuk bubuk kristal putih, mudah larut dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Efek samping penggunaan sakarin dalam waktu lama dapat menyebabkan radikal bebas dan menimbulkan kerusakan membran sel tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar sakarin pada 7 sampel madu dengan batas maksimum sakarin yaitu 50-300 mg/kg bahan. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan uji kolorimetri dan kuantitatif dengan alkalimetri. uji kualitatif dari 7 sampel madu bermerek di dapatkan hasil tidak terbentuk warna hijau sehingga tidak di lanjutkan ke uji kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua sampel tersebut tidak mengandung sakarin dan aman di konsumsi.
PENETAPAN KADAR HIDROGEN PEROKSIDA (H2O2) PADA TAHU DENGAN METODE PERMANGANOMETRI Muawanah Muawanah; Nurul Afiah; Edy Mashudi
Jurnal Medika Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/jmed.v5i2.179

Abstract

Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan bahan kimia yang bersifat oksidator kuat yang biasa digunakan sebagai bahan pemutih dan desinfektan. Bahan kimia ini merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang secara resmi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan kadar Hidrogen peroksida (H2O2) pada tahu. Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasi Laboratorik dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling. Pemeriksaan sampel tahu dilakukan di Laboratorium Kimia Kesehatan, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar dengan menggunakan metode titrasi permanganometri. Hasil penelitian dari 5 (lima) sampel tahu yang diteliti diperoleh 3 (tiga) sampel yang positif mengandung Hidrogen peroksida (H2O2) dengan masing-masing kadarnya yaitu sampel kode A sebesar 22,1514 %, sampel kode B sebesar 48,0849 %, dan sampel kode C sebesar 50,6366 %. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 3 (tiga) sampel tahu positif mengandung Hidrogen Peroksida (H2O2) sehingga sampel tahu tersebut tidak aman untuk dikonsumsi.
ANALISIS KADAR ALKOHOL PADA BALLO ASE (Oriza sativa) Nur Qadri Rasyid; Hasnah Hasnah; Nurannisa Nurannisa; Muawanah Muawanah
Jurnal Medika Vol 7 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/jmed.v7i1.287

Abstract

Ballo is a traditional drink of palm wine originating from Bugis Makassar made through the fermentation process of sap, rice or fruit containing sugar. The results of fermentation produce alcohol consumed in the long term will cause cirrhosis of the liver. This study aims to determine the alcohol content contained in palm wine (ballo). This type of research was carried out by laboratory observation using the UV-Vis Spectrophotometer method. The object of this research is palm wine using 5 samples. The results of this study indicate that 5 samples contain alcohol content with sample A content of 18.67%, sample B of 28.42%, sample C of 30.67%, sample D of 8.17%, and sample E of 15.67 %. According to the regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia NO. 86/MenKes/Per/VI/1997 concerning alcoholic beverages, it is explained that Group A drinks contain 1-5% ethanol content, Group B contains 5-20% ethanol content, and Group C contains 20-55% ethanol content. Based on the research that has been done, samples (A), (D) and (E) belong to group B drinks with moderate alcohol content, and samples (B) and (C) belong to group C with high alcohol content.
UJI EFEKTIVITAS PERASAN TEH (Camellia sinensis L.) CELUP TERHADAP Staphylococcusaureus Waode Rustiah; Andi Fatmawati; Dewi Arisanti; Muawanah Muawanah; Nuraedah Hasima
Jurnal Medika: Media Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/jmed.v7i2.293

Abstract

Camellia sinensis L. atau yang lebih dikenal daun teh hijau sudah lama digunakan sebagai obat herbal dan juga bisa dijadikan olahan produk makanan maupun minuman. Kandungan polifenol, katekin, dan tanin yang memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perasan teh celup (Camellia sinensis L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen laboratorik dengan variasi konsentrasi, yaitu 25%, 50%, dan 75% serta larutan pembanding kontrol positif (antibiotic tetracycline) dan larutan pembanding kontrol negatif (aquabides), dengan masa inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Sampel dalam penilitian ini adalah perasan teh hijau celup (Camellia sinensis L.) menggunakan metode difusi agar berlapis. Berdasarkan hasil penelitian pada konsentrasi 25%, 50% dan 75% tidak memiliki zona hambat. Pada kontrol negatif memiliki zona hambat 0 mm sedangkan kontrol positif memiliki zona hambat 20,2 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perasan teh celup tidak efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
ANALISIS KUALITATIF PEMANIS BUATAN SAKARIN DAN SIKLAMAT PADA AIR TAHU Nur Qadri Rasyid; Muawanah Muawanah; Hasnah Hasnah; Septiana Septiana
Jurnal Medika: Media Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/jmed.v7i2.344

Abstract

Sakarin dan siklamat merupakan pemanis yang sering digunakan oleh industri rumahan, karena harganya relatif murah dan dapat memberikan rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Air tahu merupakan salah satu industri rumahan yang terbuat dari hasil ekstraksi kedelai yang memiliki rasa tidak manis sehingga pemanis buatan ditambahkan untuk meningkatkan cita rasa. Namun, pemakaian pemanis secara berlebih dapat menyebabkan efek samping yakni mengganggu sistem pencernaan, sakit kepala, migrain, tremor, diare, kehilangan daya ingat, kanker kandung kemih, pengecilan testicular dan kerusakan kromosom. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sakarin dan siklamat pada air tahu. Jenis penelitian observasi laboratorik sebanyak 5 sampel menggunakan metode uji warna untuk sakarin dan metode pengendapan untuk siklamat. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 5 sampel diperoleh sampel positif mengandung siklamat ditandai adanya endapan putih seperti pada kontrol positif dan negatif mengandung sakarin yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna hijau flouresens. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 5 sampel air tahu yang digunakan diperoleh 5 sampel yang mengandung siklamat dan 5 sampel tidak mengandung sakarin.
PEMERIKSAAN KADAR BAHAN KIMIA OBAT (BKO) NATRIUM DIKLOFENAK PADA JAMU PEGAL LINU Waode Rustiah; Hasnah Hasnah; Andi Fatmawati; Muawanah Muawanah; Yustikasari Masulili
Jurnal Medika Vol 8 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/jmed.v8i1.370

Abstract

Natrium diklofenak adalah derivat asam fenilasetat yang secara spesifik dikembangkan sebagai agen antiinflamasi. Natrium diklofenak merupakan anggota grup arilalkanoat, obat golongan non-steroidal anti-inflamatory drugs (NSAID) yang digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu terapi artritis rematoid, osteoartritis, ankilosa, spondilitis dan inflamasi oftalmik. Natrium diklofenak biasanya banyak ditemukan dalam produk jamu kemasan. Jamu merupakan obat tradisional yang berperan penting dalam pengobatan penduduk di negara berkembang. Dalam jamu, obat ini bekerja dengan cara menghentikan produksi zat penyebab rasa sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya bahan kimia obat Natrium diklofenak dalam jamu pegal linu yang diperjualbelikan di pasar tradisional kota Makassar. Teknik pengambilan sampel menggunakan cara random sampling. Sebanyak 10 sampel dilakukan secara kualitatif dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan kuantitatif menggunakan spektrofotometeri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel yang diteliti semuanya teridentifikasi positif natrium diklofenak yang ditunjukkan dengan nilai Rf sampel jamu dengan standar natrium diklofenak yang sama yaitu 0,85, karena selisih Rf sampel terhadap standar ≤ 0,2. Selanjutnya, dilakukan uji kuantitatif dengan spektrofotometer UV-Vis, diperolah kadar rata-rata 13,956 ppm. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa produk jamu tersebut tidak layak untuk mendapatkan izin edar.