Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENINGKATAN EFISIENSI PAKAN DAN PERFORMANS ITIK LOKAL MELALUI APLIKASI PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT Sri Sumarsih; C.I. Sutrisno; B. Sulistiyanto
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 10 No 2 (2012): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v10i2.348

Abstract

Probiotics have a role in increasing the productivity of duck. The aim of the research was to evaluate the effect of Lactic Acid Bacteria (LAB) probiotics on feed efficiency and duck’s performance. The completely randomized design was been used on this research with 3 treaments and 5 replications. The treatments were R0 (feed with 0% LAB probiotics), R1 (feed with continuously LAB probiotics) and R2 (feed with LAB probiotics repeated at 1, 4, 28 and 42 days). Feed composed of iso crude protein (18%) and energy (2800 kkal/kg). The parameters were feed efficiency and duck’s performance (feed consumption and body weight gain). The results showed that the BAL probiotics significantly (p<0,05) increasing feed efficiency and body weight gain. The BAL probiotics significantly (p<0,05) decreasing feed consumption and feed conversion). The conclusion was Lactic Acid Bacteria (LAB) probiotics can be used to improve feed efficiency and duck’s performance.
PENGARUH PENAMBAHAN POLLARD FERMENTASI DALAM PELLET TERHADAP SERAT KASAR DAN KUALITAS FISIK PELLET Ilmiawan T; B. Sulistiyanto; C. S. Utama
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 13 No 2 (2015): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v13i2.393

Abstract

Penelitian untuk mengkaji manfaat dari penambahan pollard fermentasi dalam menurunkan kandungan serat kasar dan meningkatkan kualitas fisik pellet telah dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat pengaruh penambahan pollard fermentasi terhadap kualitas fisik pellet, sehingga dapat memberikan kepastian mengenai penggunaan pollard fermentasi yang optimal dalam pellet ditinjau dari segi serat kasar, kekerasan pellet dan durabilitas pellet. Materi penelitian meliputi pollard yang telah difermentasi, jagung, dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, bungkil kelapa dan mineral mix. Tahapan penelitian dimulai dari pembuatan cairan limbah sayuran fermentasi, fermentasi pollard dan pembuatan pellet serta pengujian pellet. Pencetakan pellet menggunakan metode dingin (tanpa conditioning). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu T0=0%; T1=10%; T2=20%; T3=30% dan ulangan 4 kali. Parameter yang diamati adalah serat kasar, kekerasan dan durabilitas pellet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pollard fermentasi berpengaruh nyata terhadap peningkatan nilai kekerasan dan durabilitas pellet. Pellet dengan penambahan pollard fermentasi taraf 30% mempunyai serat kasar dan kualitas fisik yang paling baik. Simpulan penelitian adalah penambahan pollard fermentasi dalam pellet hingga taraf 30% dapat mempengaruhi kualitas fisik pellet.
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI POLLARD TEROLAH TERHADAP PERTUMBUHAN ORGAN PENCERNAAN AYAM BROILER UMUR 7 MINGGU C. S. Utama; B. Sulistiyanto; T. A. Wicaksono
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 17 No 1 (2019): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v17i1.790

Abstract

Penelitian bertujuan mengkaji pengaruh penggunaan pollard terolah dalam ransum terhadap pertumbuhan organ proventrikulus, ventrikulus, duodenum, jejenum dan ileum pada ayam broiler umur 7 minggu. Materi penelitian menggunakan 200 ekor ayam broiler umur 7 minggu dengan bobot rata-rata 859 ± 59 g dengan tiap unit percobaan terdiri dari 8 – 9 ekor. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu (T0= Pakan Pabrik, T1= Ransum dengan pollard tanpa diolah, T2= Ransum dengan pollard diolah secara fisik , T3 = Ransum dengan pollard terolah fisik dan biologi 40%, dan T4= Ransum dengan pollard terolah fisik dan biologi 60%) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pollard terolah secara fisik dan biologis belum mampu meningkatkan semua bobot relatif organ pencernaan ayam broiler umur 7 minggu. Pada organ proventrikulus pakan perlakuan mampu meningkatkan bobot relatif organ pencernaan ayam broiler, namun bobot relatif proventrikulus yang dihasilkan masih tergolong normal. Pengukuran bobot organ ayam broiler perlu dilakukan per minggu untuk mengetahui laju peningkatan bobot relatif organ pencernaan yang optimal, sehingga diperoleh data maksimal pertumbuhan organ ayam broiler secara tepat.
PENGARUH PEMBERIAN POLLARD TEROLAH TERHADAP PERTUMBUHAN TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT DAN JAMUR PADA USUS HALUS AYAM KAMPUNG UMUR 7 MINGGU B. Sulistiyanto; C. S. Utama; M. R. Ulfah
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 17 No 2 (2019): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v17i2.796

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh pollard terolah terhadap jumlah bakteri asam laktat dan total jamur pada usus ayam kampung umur 7 minggu. Bahan yang digunakan adalah 200-an day old chick (DOC) ayam kampung asli dengan berat awal 38 ± 0,32g, pakan pabrik BR-IAJ, jagung, bungkil kedelai, vitamin-campuran, pollard, asam amino, limbah kubis yang difermentasi sebagai starter, sirup gula dan garam. Desain eksperimental yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari pakan pabrik BR-IAJ sebagai kontrol positif (T0), pollard yang tidak diobati (T1), pollard yang diolah secara fisik (dikukus) (T2) dan pollard yang diolah secara fisik dan biologis (dikukus dan difermentasi) (T3). Hasil penelitian menunjukkan ayam yang diberi pakan berdasarkan pollard yang diproses secara fisik dan biologis lebih baik daripada kontrol, pada parameter jumlah bakteri asam laktat (BAL) di jejunum (p <0,05), sedangkan duodenum dan ileum memiliki tidak ada efek signifikan, begitu juga parameter jamur total tidak menunjukkan efek signifikan pada semua bagian usus (p> 0,05). Disimpulkan bahwa ransum olahan pollard (pengukusan dan fermentasi) berbasis lebih baik daripada pakan pabrik seperti yang terlihat pada aspek total bakteri asam laktat dalam usus ayam umur tujuh minggu.
pH, Total Bacteria and Total Fungi Litter Fermentation at Different Ripening Durations C. S. Utama; B. Sulistiyanto; O. Barus
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 16, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.16.3.259-265

Abstract

This study aims to examine the effect of fermentation time on pH levels, total bacteria and total fungi litter chicken fermented. The research method was carried out by collecting various chicken litters from 16 closed house cages in Semarang City, Demak Regency and Kendal Regency, then combined and fermented. The study used a completely randomized design in the direction of 4 treatments and 4 replications, the treatments were T0 = 0 week litter curing; T1 = 3 weeks litter curing; T2 = 6 weeks of litter curing; T3 = 9 weeks litter curing. The parameters observed were pH value, total bacteria and total litter fungi in broiler chickens. The results showed that there was a significant effect (P <0.05) between curing time on the pH value and the total litter bacteria in fermented broiler chickens. The longer the curing time, the pH value decreases, because the longer fermentation process produces more organic acids. The results of the calculation of total bacteria show that the best treatment is the T2 treatment with the number of bacteria as much as 8.12 x 107 log CFU / g. Meanwhile, the total fungus had no significant effect (P> 0.05) on all treatments. The conclusion of this research is the best chicken litter fermentation at 6 weeks duration of ripening. Produce a total of bacteria and fungi as much as 0.25 x 103 CFU/g and indicated that they were not pathogenic bacteria and fungi.