Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR BUNGA TASBIH (Canna hybrida Hort.) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-difenil-2 pikrihidrazil) Irene Puspa Dewi
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v6i2.139

Abstract

Bunga tasbih (Canna hybrida Hort.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung zat warna antosianin. Kandungan antosianin yang terdapat dalam buga berwarna merah dari tanaman tasbih berpotensi sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antioksidan ekstrak etanol dan ekstrak air dari bunga tasbih (Canna hybrida Hort.). dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi bunga tasbih dengan cara sokletasi untuk mendapatkan esktrak etanol dan infusa untuk mendapatkan ekstrak air. Masing-masing ekstrak di uji aktivitas antioksidan terhadap DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrihydrazil) sebagai radikal bebas. Dilakukan uji antioksidan secara kuantitatif untuk memperoleh IC50 dari masing-masing ekstrak menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λmax 514 nm. Hasil pengukuran secara spektrofotometri menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga tasbih termasuk antioksidan sangat kuat karena memiliki nilai IC50 sebesar 26,50 ppm, sedangkan ekstrak air bunga tasbih termasuk antioksidan kuat karena memiliki nilai IC50 sebesar 63,02 ppm. Dalam penelitian ini digunakan vitamin C sebagai pembanding dan didapatkan IC50 sebesar 7,478 ppm. Ekstrak etanol dan ekstrak air bunga tasbih memiliki aktifitas antioksidan yang lebih kecil diandingkan vitamin C.
Perbandingan Metode Sokletasi Dengan Maserasi Terhadap Daya Aktivitas Antioksidan Bunga Tasbih (Canna hybrida Hort.) Irene Puspa Dewi
Jurnal Farmasi Higea Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v12i1.255

Abstract

Bunga tasbih mengandung antosianin yang merupakan suatu senyawa yang termasuk golongan flavonoid. Antosianin dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang menghambat, mencegah dan menghilangkan kerusakan oksidatif pada molekul target. Untuk mendapatkan senyawa antosianin, dilakukan proses ekstraksi yang memiliki berbagai macam metode. Metode ekstraksi yang beranekaragam tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode sokletasi dengan maserasi terhadap daya antioksidan ekstrak etanol bunga tasbih. Metode pengujian daya antiosidan ekstrak etanol bunga tasbih yang digunakan adalah metode DPPH. Hasil penelitian yang didapat adalah IC50 ekstrak etanol bunga tasbih yang diektraksi dengan metode sokletasi adalah 26,5 µg/mL dan termasuk memiliki daya antioksidan yang sangat kuat. IC50 ekstrak etanol bunga tasbih yang diekstraksi dengan metode maserasi adalah 32,7 µg/mL dan termasuk memiliki daya antioksidan yang kuat. Sebagai pembanding digunakan Vitamin C yang memiliki IC50 adalah 5,3 µg/mL dan termasuk memiliki daya antioksidan yang sangat kuat. Dari data tersebut, disimpulkan bahwa daya antioksidan ekstrak etanol bunga tasbih yang diekstraksi dengan metode sokletasi lebih kuat dibandingkan daya antioksidan ekstrak etanol bunga tasbih yang diekstraksi dengan metode maserasi.
Formulasi dan Evaluasi Sabun Kertas Katekin sebagai Antiseptik Verawaty verawaty; Irene Puspa Dewi; Wela Wela
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 02 Desember 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i2.7586

Abstract

Katekin merupakan senyawa yang memiliki aktivitas bakteri, yang mungkin dapat diformulasi menjadi berbagai bentuk sediaan farmasi sehingga diperoleh nilai tambah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi katekin dalam bentuk sediaan sabun kertas yang baik, efektif, dan aman digunakan sebagai antiseptik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan sabun katekin memenuhi kriteria syarat mutu sabun  (SNI 2588:2017). Selain itu, sediaan sabun  yang terdiri dari basis sabun (tanpa katekin), FI (katekin 2%), FII (katekin 4%), dan FIII (katekin 6%) menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Daya hambat yang terbesar ditunjukkan oleh sediaan sabun FIII (katekin 6%). Uji statistik menggunakan uji one way Anova menunjukkan perbedaan konsentrasi katekin berpengaruh secara signifikan (α<0.05) terhadap kriteria syarat mutu sabun dan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri.
Uji Daya Hambat Deodoran Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis Irene Puspa Dewi; Wike Rahmana Wijaya; Verawaty Verawaty
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.048 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang uji daya hambat deodoran ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Daun Kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa aktif yaitu saponin, tanin, alkaloid, steroid dan flavonoid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan deodoran ekstrak etanol daun kersen mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Uji aktivitas antibakteri diakukan dengan metode difusi agar. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok yaitu sediaan deodoran dengan konsentrasi 20% (Formula I), 30% (Formula II), 40% (Formula III), kontrol negatif dan kontrol positif, dimana kontrol positif menggunakan kloramfenikol. Dari data diketahui bahwa sediaan deodoran ekstrak etanol daun kersen memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis pada Formula I, Formula II dan Formula III dengan rata-rata zona hambat yaitu 17,85 mm, 25,25 mm, 31,41 mm, kontrol negatif 0,00 mm dan kontrol positif 34,225mm. Berdasarkan hasil statistik One Way Anova dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata diameter daya hambat ekstrak etanol daun kersen konsentrasi 40% terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif.
Perbandingan Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L. ) dan Ekstrak Etanol Daun Sawo (Manilkara zapota L. ) Terhadap Bakteri Escherichia coli Irene Puspa Dewi
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.109 KB)

Abstract

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsetrasi tinja yang lebih lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam juga disertai dengan nyeri di bagian bawah perut. Bakteri Escherichia coli merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan penyakit diare. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan daun sawo biasa digunakan untuk mengobati diare karena mengandung senyawa-senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti fenol, tanin, kumarin, antrakuinon, saponin, alkaloid, dan masih banyak yang lainnya. Penelitian ini ditujukan untukmembandingkan daya antibakteri ekstrak etanol daun jambu biji dengan ekstrak etanol daun sawo terhadap bakteri Escherichia coli. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara daya hambat ekstrak etanol daun jambu biji (Psidiumguajava L.) dibandingkan ekstrak etanol daun sawo (Manilkara zapota L.) terhadap bakteriEscherichia coli. Daya hambat ekstrak etanol daun sawo (Manilkara zapota L.) terhadap bakteri Escherichia coli lebih baik dibandingkan ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.).
Perbandingan Daya Antihiperglikemia Telur Ayam Terfertilisasi Dengan Telur Nonfertilisasi Pada Mencit Putih Irene Puspa Dewi
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.827 KB)

Abstract

Telur ayam terfertilisasi dan nonfertilisasi mengandung FGF(Fibroblast Growth Factor)yang merupakan suatu faktor metabolik yang penting dalam terapi diabetes. Penelitian inibertujuan untuk membandingkan daya antihiperglikemia antara telur ayam terfertilisasidengan telur ayam nonfertilisasi pada mencit putih. Tepung putih telur ayam disiapkandengan mengeringkan putih telur ayam dengan menggunakan oven bersuhu 45-50°C dankemudian dilakukan penggerusan hingga menjadi tepung. Tepung putih telur tersebutdiberikan kepada mencit selama 14 hari, dan pada hari ke-7 dan hari ke-14 dilakukanpengoptimalan kadar glukosa dengan pemberian larutan glukosa sebanyak 75 g/70 kg BB. Setelah 1 jam pengoptimalan glukosa dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah mencit. Persentase kenaikan kadar glukosa darah mencit setelah dilakukan pengoptimalan kadar glukosa adalah kelompok mencit yang diberi tepung putih telur terfertilisasi 11,2%, kelompok mencit yang diberi tepung putih telur nonfertilisasi 23,8%, dan kelompok mencit yang tidak diberikan sediaan 92,1%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara daya antihiperglikemia antara tepung putih telur ayamterfertilisasi dengan nonfertilisasi.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN INFUSA DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-diphenyl-2picrylhydrazyl) Irene Puspa Dewi; Hendri Gunawan Sakoikoi; Verawaty Verawaty
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Padang
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.609 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan antioksidan Infusa Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dalam menghambat radikal bebas dengan menggunakan metode DPPH(11-diphenyl-2-picrylhydrazil). Daun kersen mengandung senyawa flavonoid, saponin, polifenol dan tanin sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan Antioksidan merupakan senyawa pendonor elektron atau yang dapat menangkal dampak negatif dari oksidan. Penelitian ini membandingkan kemampuan antioksidan daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan konsentrasi 10 % dan 20 % dengan metode infusa dalam menghambat radikal bebas. Masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH sebagai radikal bebas. Dilakukan uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif untuk memperoleh IC50 dari masing-masing ekstrak menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan infusa daun kersen dengan konsentrasi 10% memiliki daya antioksiadan kategori sedang dengan IC50 105,65 µg/mL sedangkan dengan konsentrasi 20% memiliki daya antioksidan kategori sedang dengan IC50 104,84 µg/mL.
EFEK EKSTRAK ETANOL RIMPANG BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP SEL MAKROFAG MENCIT Irene Puspa Dewi; Verawaty Verawaty; Meyyana Diara Sababalat; Tuty Tasli
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 6 No 2 (2021): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Akademi Farmasi Prayoga Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.522 KB) | DOI: 10.56350/jafp.v6i2.73

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengkaji efek ekstrak etanol rimpang bangle terhadap persentase aktivitas fagositosis dan kapasitas fagositosis sel makrofag mencit putih. Rimpang bangle mengandung senyawa fenilbutenoid yang dapat dimanfaatkan sebagai imunomodulator. Mencit dibagi dalam 5 kelompok yang terdiri dari 5 ekor, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok dosis 100 mg/Kg BB, kelompok dosis 500 mg/Kg BB, dan kelompok pembanding. Sesuai dengan kelompoknya, mencit diberikan perlakuan selama 7 hari dan pada hari ke-8 mencit diinjeksi suspensi bakteri Staphylococcus aureus (SA) secara intraperitoneal, kecuali pada kelompok kontrol negatif. Satu jam kemudian, mencit pada semua kelompok dikorbankan dan diambil cairan peritonealnya dan dilakukan perhitungan persentase aktivitas dan kapasitas fagositosis. Hasil perhitungan persentase aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag pada cairan peritoneal setelah pemberian ekstrak etanol rimpang bangle berturut-turut pada kelompok kontrol negatif 64,9% dan 93,2%, kelompok kontrol positif yaitu 66,2% dan 95,0%, kelompok dosis 100 mg/kg bb yaitu 75,71% dan 113,8%, kelompok dosis 500 mg/kg bb yaitu 84,0% dan 128,4%, dan kelompok pembanding yaitu 86,5% dan 176,6%. Secara statistik, persentase aktivitas dan kapasitas fagositosis mencit kelompok dosis 100 mg/kg BB dan dosis 500 mg/kg BB berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Dapat disimpulkan bahwa pada dosis 100 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB, ekstrak etanol daun jambu biji dapat meningkatkan aktivitas dan kapasitas fagositosis mencit.
Daya Hambat Hand Sanitizer di Masyarakat: Apakah Efektif ? Tuty Taslim; Reny Salim; Irene Puspa Dewi
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33759/jrki.v4i2.250

Abstract

Hand sanitizer is one of the Household Health Supplies (PKRT) which is one of the human needs when the Covid-19 pandemic appears throughout the world. Panic at the beginning of the spread of Covid-19 has caused many people to buy and store hand sanitizers, resulting in shortages everywhere. WHO announced the composition for the manufacture of hand sanitizers. And the government allows making hand sanitizers without going through actual regulations so that hand sanitizers appear in several dosage forms such as sprays and gels suitable for antiseptic purposes. The inhibition of hand sanitizers against microbes needs to be tested considering its function as a microbial exterminator on human hands, so this research needs to be done to determine the effectiveness of hand sanitizers circulating in the community. The microbes used are Staphylococcus aureus and Escherichia coli. The sampling technique was carried out by purposive sampling and its effectiveness by using the disc diffusion method. The results obtained are that all hand sanitizers sampled have a diameter of inhibition as a strong antiseptic 10%, 50% sufficient and 40% weak.
FORMULASI KRIM BODY SCRUB SARI BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava L.) Verawaty Tan; Irene Puspa Dewi; Anggun Josepin Simamora
JURNAL KATALISATOR Vol. 7 No. 2 (2022): jurnal Katalisator Volume 7 No 2, Oktober 2022
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.352 KB) | DOI: 10.62769/katalisator.v7i2.1107

Abstract

Simplisia nabati seperti buah jambu biji merah (Psidium guajava L.) dapat dimanfaatkan oleh semua orang dalam bidang kecantikan. Buah jambu biji merah ini mengandung vitamin C yang tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk kulit. Salah satunya dibuat menjadi sediaan body scrub. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sari buah jambu biji merah (Psidium guajava L.) menjadi sediaan body scrub yang baik, efektif dan aman digunakan. Dalam penelitian ini digunakan 3 formula yaitu formula I (2%), II (5%), III (10%) dan blanko (tidak ada zat aktif) dengan menggunakan scrub Jojoba beads. Evaluasi yang dilakukan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, Viskositas, Uji Iritasi Kulit, Uji Tipe pengemulsi dan Uji Efektivitas. Dari hasil evaluasi sifat fisik menunjukkan bahwa sediaan body scrub yang dihasilkan memenuhi persyaratan sebagai sedian krim dengan tipe M/A serta tidak mengiritasi kulit sedangkan dari evaluasi efektifitas sediaan body scrub menunjukkan nilai signifikan α < 0,05. Dari penelitian ini terlihat dari ketiga formula yang dibuat, yang menunjukkn hasil lebih baik adalah formula III dimana sari buah jambu bijinya lebih banyak.