Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Metode Deteksi Kandungan Babi dan Alkohol dalam Eksipien Farmasi dan Produk Obat untuk Menjamin Kehalalan Sediaan Obat PATIHUL HUSNI; Norisca Aliza Putriana; Imam Adi Wicaksono
Majalah Farmasetika Vol 2, No 1 (2017): Vol. 2, No. 1, Tahun 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.18 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v2i1.12653

Abstract

Bagi seorang muslim, status halal suatu produk obat dan eksipien yang digunakan adalah hal mutlak harus dipenuhi. Produk obat halal tersebut harus bebas dari kandungan babi dan alkohol baik dari bahan dasarnya maupun proses pembuatannya. Pentingnya metode untuk mendeteksi kandungan babi dan alkohol untuk memastikan suatu produk obat bebas dari kandungan babi dan alkohol menjadi latar belakang review artikel ini. Metode review artikel ini adalah mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan metode deteksi kandungan babi dan alkohol/etanol dan membuat ringkasan dari literatur-literatur tersebut. Hasil review menunjukkan bahwa metode deteksi yang dapat digunakan yaitu metode analisis PDK (Pork Detection Kit) untuk mendeteksi protein babi, metode PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi DNA babi dan metode GC (Gas Chromatography) atau HPLC (High Performance Liquid Chromatography) untuk mendeteksi residu alkohol/etanol.Kata Kunci: Halal, Babi, Alkohol, Eksipien Farmasi, Produk Obat
Potensi Kitosan Bersumber dari Limbah Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus) dalam Bidang Farmasi Patihul Husni; Junaedi Junaedi; Dolih Gozali
Majalah Farmasetika Vol 5, No 1 (2020): Vol. 5, No. 1, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i1.23804

Abstract

Produksi rajungan (Portunus pelagicus) di Indonesia dalam satu tahun mencapai 30.000 ton yang yang menghasilkan sisa buangan limbah cangkang rajungan. Rajungan, memiliki kandungan kitin yang dapat diproses lebih lanjut melalui reaksi deasetilasi menjadi kitosan. Kitosan bersifat biocompatible dan biodegradable. Kitosan dalam bidang farmasi dimanfaatkan sebagai bahan eksipien obat dan belum banyak dimanfaatkan sebagai zat aktif obat. Dengan demikian, limbah cangkang rajungan memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan produk yang lebih bermanfaat, yaitu berupa kitosan. Kata kunci: rajungan (Portunus pelagicus), kitin, kitosan 
Uji dan Karakterisasi Serbuk Pektin dari Albedo Durian sebagai Kandidat Eksipien Farmasi Patihul Husni; Uvita Kafilatul Ikhrom; Uswatul Hasanah
Majalah Farmasetika Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i3.33349

Abstract

Pektin adalah senyawa polisakarida yang larut dalam air dan merupakan asam-asam pektinat yang mengandung gugus-gugus metoksil. Fungsi utamanya sebagai bahan pengental dan pembentuk gel. Durian (Durio zibethinus L.) merupakan buah yang memiliki aroma yang sangat khas dan banyak diminati masyarakat karena memiliki rasa enak dan aroma yang harum. Buah durian terdiri dari tiga bagian yaitu daging buah sekitar 20-35%, biji sekitar 5-15% sisanya berupa bobot kulit yang mencapai 60-75% dari bobot total buah. Bagian kulit buah durian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pektin yaitu pada bagian kulit dalam durian yang berwarna putih yang disebut juga dengan mesocarp. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan karakterisasi serbuk pektin albedo durian yang dihasilkan dan mengetahui kualitas serbuk eksipien pharmaceutical grade dari pektin albedo durian. Penelitian ini dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut asam sulfat. Pada kondisi keasaman pelarut pH 2, pH 3, dan pH 4, waktu ekstraksi 5 jam dan pada suhu 90⁰C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pektin pH 3 lebih memenuhi kriteria sebagai eksipien pharmaceutical grade karena laju alir yang paling baik yaitu 4,368 g/detik, kerapatan mampat 0,590 g/mL, kompresibilitas 11,802%, sudut diam 20,124⁰, susut pengeringan 10%, kadar Pb 7,075 bpj dan kadar abu 10,760%.
Studi Stabilitas Kadar Parasetamol Drops yang Dicampur Minuman Teh Manis Pada Suhu Ruang (≤ 30 °C) Dan Suhu Dingin (2-8 °C) Patihul Husni; La Ode Zahid Al Hajri Nur Salam; Ginayanti Hadisoebroto
Majalah Farmasetika Vol 7, No 2 (2022): Vol. 7, No. 2, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i2.37688

Abstract

Parasetamol merupakan obat analgesik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di sistem saraf pusat. Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgesik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain melalui resep dokter atau dijual bebas. Pasien anak biasanya mendapatkan sediaan obat mengandung parasetamol dalam bentuk sediaan drops atau sirup karena sulitnya anak kecil meminum obat dalam bentuk tablet atau kaplet. Pemberian obat parasetamol pada anak terkadang dicampur dengan minuman teh manis untuk menutupi rasa pahit dari obat tersebut. Pencampuran ini berpotensi menimbulkan interaksi antara parasetamol dan komponen yang terdapat dalam minuman teh manis tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan stabilitas kadar parasetamol dalam bentuk sediaan drops yang dicampur dengan minuman teh manis dengan kondisi penyimpanan pada suhu ruang (≤ 30 ⁰C) dan suhu dingin (2-8 ⁰C). Parasetamol drops dicampur dengan minuman teh manis dan disimpan pada kondisi penyimpanan yang telah ditentukan. Pada interval waktu tertentu, kadar parasetamol ditentukan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar parasetamol drops yang dicampur minuman teh manis walaupun tidak ada perbedaan yang berarti antara penyimpanan pada suhu ruang dan suhu dingin. Berdasarkan pengamatan organoleptik, parasetamol drops yang dicampur minuman teh manis yang disimpan pada suhu ruang bertahan selama 3 jam sedangkan yang disimpan pada suhu dingin bertahan selama 24 jam. Penambahan teh manis mempengaruhi stabilitas kadar parasetamol drops walaupun tidak ada perbedaan yang berarti antara penyimpanan pada suhu ruang dan suhu dingin.
Optimasi Formula Basis Sediaan Edible Film dengan Kombinasi Polimer Carbomer 940 dan Kappa Karagenan Patihul Husni; Wirna Grace Tua Sihombing; Taofik Rusdiana
Majalah Farmasetika Vol 5, No 3 (2020): Vol. 5, No. 3, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i3.27413

Abstract

Salah satu bentuk sediaan mukoadhesif adalah edible film. Bentuk ini dapat meningkatkan waktu tinggal pada mukosa dibandingkan dengan gel oral. Pada penghantaran lokal untuk penyakit mulut seperti sariawan, edible film membantu melindungi luka permukaan sehingga rasa sakit dapat berkurang serta pengobatan lebih efektif. Tujuan penelitian ini adalah optimasi formula basis sediaan edible film menggunakan kombinasi Carbomer 940 dan kappa karagenan dengan merancang beberapa formula secara bertahap sampai didapatkan komposisi formula yang baik. Metode pembuatan sediaan edible film  yang digunakan dalam penelitian ini adalah solvent casting yang evaluasinya berupa kemampuan formula membentuk lembaran sediaan edible film yang kering, tidak lengket dan tidak mudah sobek. Hasil optimasi menunjukkan bahwa basis sediaan edible film menggunakan kombinasi Carbomer 940 dan kappa karagenan menghasilkan sediaan edible film yang baik yaitu formula dengan konsentrasi karagenan sebesar 1,5% dan Carbomer 940 antara 0,1-0,5%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa formula dengan kombinasi Carbomer 940 1,5% dan kappa karagenan 0,1-0,5% dapat digunakan sebagai basis sediaan edible film.Kata kunci: Mukoadhesif, Edible Film, Polimer, Carbomer, Kappa karagenan 
AKTIVITAS FARMAKOLOGI TANAMAN MANGGA (Mangifera indica L.): REVIEW Luluk Luqyana Mahdiyah; Patihul Husni
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.122 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.21994

Abstract

Tanaman mangga (Mangifera indica L.) merupakan tanaman musiman yang banyak berada di sekitar. Secara empirik, tanaman ini banyak digunakan dalam pengobatan tradisional di seluruh dunia, salah satunya adalah pengobatan ayuverda dari India. Karena banyaknya fungsi empirik ini, banyak dilakukan penelitian mengenai aktivitas farmakologis tanaman mangga. Artikel ini membahas aktivitas farmakologis yang telah diteliti dan dipastikan baik secara in vitro maupun in vivo dengan metode review pustaka. Pustaka yang digunakan sebanyak 40 artikel yang berasal dari jurnal nasional dan internasional. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa tanaman mangga memiliki khasiat sebagai anti-diabetes, anti-kanker, anti-diare, anti-bakteri, anti-hiperlipidemia, renoprotektif, dan sebagai analgesik.Kata kunci: Mangga (Mangifera indica), empirik, aktivitas farmakologis
Pengembangan Formula Nano-fitosom Serbuk Liofilisasi Seduhan Teh Hitam (Camellia sinensis L. Kuntze) Patihul Husni; Kartika Puspitaningrum
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.435 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v4i3.10916

Abstract

Nano-fitosom merupakan suatu teknologi nano yang digunakan untuk meningkatkan bioavailabilitas bahan aktif yang terkandung dalam tanaman dengan cara mengikat bahan aktif dengan fosfolipid yang memiliki sifat mirip dengan membran sel. Nano-fitosom dibuat dengan mencampurkan fitokonstituen dan fosfatidilkolin dalam perbandingan molar tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula nano-fitosom serbuk liofilisasi seduhan teh hitam (Camellia sinensis L. Kuntze). Nano-fitosom diformulasikan dengan membuat tiga variasi perbandingan katekin:fosfatidilkolin:kolesterol mulai dari 1:1:0,2 (F1), 1:2:0,2 (F2), dan 1:3:0,2 (F3) dengan menggunakan metode refluks. Evaluasi nano-fitosom meliputi ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan efisiensi penjerapan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ukuran partikel nano-fitosom sekitar 52,1-101,9 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0,309-0,404. Efisiensi penjerapan berkisar antara 6,7266%-11,4317%. Formula nano-fitosom dengan efisiensi penjerapan yang paling baik yaitu F3 dengan perbandingan molar katekin:fosfatidilkolin:kolesterol 1:3:0,2 dengan ukuran partikel sebesar 52,1±12,5 nm, indeks polidispersitas 0,320 dan efisiensi penjerapan 11,4317±0,3153%. Analisis data menggunakan One-Way Anova menunjukkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi fosfatidilkolin terhadap efisiensi penjerapan secara signifikan (p < 0,05).Kata kunci: nano-fitosom, fosfatidilkolin, serbuk liofilisasi, teh hitam (Camellia sinensis)
UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas (L.) Lamk) Patihul Husni; Mala Fitriani; Ardian Baitariza
Jurnal Sabdariffarma Vol 9, No 2 (2021): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v3i2.379

Abstract

Daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lamk) mengandung senyawa antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa atau zat yang dapat meredam radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi gel ekstrak daun ubi jalar ungu yang stabil. Pembuatan ekstrak dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 70%. Tiga formula dibuat menggunakan komposisi basis gel yang berbeda dengan dosis ekstrak daun ubi jalar ungu sebesar 6,2 %. Evaluasi fisik sediaan gel meliputi organoleptik (warna, aroma dan tekstur), homogenitas, pH, dan viskositas. Evaluasi stabilitas fisik dilakukan selama satu bulan dengan menyimpan sediaan pada suhu kamar. Hasil penelitian menunjukan bahwa sediaan berbentuk gel setengah padat, hijau muda, bau mawar, homogen, pH 5,8-6,9 dan viskositas 1500-2000 cps. Semua formula memenuhi syarat gel dan menunjukkan stabilitas fisik selama satu bulan penyimpanan pada suhu kamar.