Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

STRATEGI BERKOMUNIKASI VERBAL ORANG SUNDA MENGGUNAKAN VOKATIF KEKERABATAN DAN VOKATIF NAMA DIRI DISERTAI TINGKAT TUTUR: STRATEGI BERKOMUNIKASI VERBAL ORANG SUNDA MENGGUNAKAN VOKATIF KEKERABATAN DAN VOKATIF NAMA DIRI DISERTAI TINGKAT TUTUR Wahya Wahya
Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH), Juni 2024
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/jkbh.v6i2.235

Abstract

Bahasa Sunda sebagai bahasa alamiah masih digunakan sebagai alat komunikasi, baik dalam ranah keluarga maupun dalam ranah di luar keluarga oleh etnik Sunda di Indonesia. Sebagai sarana komunikasi, bahasa ini kaya dengan vokatif, di antaranya vokatif kekerabatan, vokatif nama diri, dan vokatif kombinasi kekerbatan dan nama diri. Tulisan ini membahas ketiga jenis vokatif tersebut dikaitkan dengan penggunaan tingkat tutur dalam bahasa Sunda sebagai strategi komunikasi verbal orang Sunda. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Penyediaan data menggunakan metode simak dengan teknik cakap. Penganalisisan data menggunakan metode padan pragmatik dengan pendekatan sosiolinguistik. Berdasarkan kriteria data yang telah ditetapkan dari sumber data yang layak, terpilih 39 data yang memuat vokatif kekerabatan, vokatif nama diri, dan vokatif kombinasi kekerabatan dan nama diri. Dari data sejumlah itu, ditemukan sebanyak 13 data memuat vokatif kekerabatan saja, 10 data memuat vokatif nama diri saja, dan 16 data memuat vokatif kombinasi kekerabatan dan nama diri. Sejalan dengan kriteria data tersebut disertai penggunaan tingkat tutur, kemudian dikaitkan dengan strategi berkomunikasi verbal orang Sunda, sebanyak 13 data berkaitan dengan strategi kesantunan berkomunikasi orang Sunda, 10 data berkaitan dengan strategi keakraban berkomunikasi verbal orang Sunda, dan 16 data berkaitan dengan strategi kesantunan sekaligus keakraban berkomunikasi verbal orang Sunda. Berdasarkan wujud data vokatif kekerabatan dan jenis kode tingkat tutur yang menyertainya, strategi kesantunan berkomunikasi verbal orang Sunda terdiri atas (1) menciptakan hubungan agak santun, (2) menciptakan hubungan santun, (3) menciptakan hubungan lebih santun, dan (4) menciptakan hubungan sangat santun, baik dalam ranah keluarga maupun di luar ranah keluarga. Berdasarkan wujud vokatif nama diri dan jenis kode tingkat tutur yang menyertainya, strategi keakraban berkomunikai verbal orang Sunda terdiri atas (1) menciptakan hubungan lebih akrab, dan (2) menciptakan hubungan akrab, baik dalam ranah keluarga maupun di luar ranah keluarga. Selanjutnya, berdasarkan wujud vokatif kombinasi kekerabatan dan nama diri serta jenis kode tingkat tutur yang menyertainya, strategi kesantunan sekaligus keakraban berkomunikai verbal orang Sunda terdiri atas (1) menciptakan hubungan santun sekaligus akrab, (2) menciptakan hubungan lebih santun sekaligus lebih akrab, (3) menciptakan hubungan lebih santun sekaligus akrab, dan (4) menciptakan hubungan sangatsantun sekaligus akrab.
VOKATIF KESAYANGAN BAHASA SUNDA `DALAM PERSPEKTIF SOSIOLINGUISTIK: VOKATIF KESAYANGAN BAHASA SUNDA `DALAM PERSPEKTIF SOSIOLINGUISTIK Wahya Wahya; R. Yudi Permadi; Taufik Ampera
KABUYUTAN Vol 1 No 2 (2022): Kabuyutan, Juli 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v1i2.39

Abstract

Vokatif sebagai panggilan atau sapaan dari penutur kepada petutur memiliki berbagai jenis. Salah satu jenis vokatif ini adalah vokatif kesayangan. Vokatif ini memiliki fungsi untuk mamanggil petutur dengan perasaan sayang. Vokatif kesayangan biasanya digunakan orang tua untuk memanggil anaknya atau suami memanggil istrinya. Vokatif kesayangan secara universal terdapat dalam bahasa-bahasa di dunia, termasuk dalam bahasa Sunda. Tulisan ini membahas vokatif kesayangan dalam bahasa Sunda, yang secara khusus hanya diamati secara sosiolinguistik. Data dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik catat. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan metode padan dengan pendekatan sosiolinguistik. Sumber data yang digunakan berupa buku fiksi berbahasa Sunda sebanyak sebelas buku. Dari hasil penelitian diperoleh 22 data kalimat yang memuat vokatif kesayangan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa vokatif kesayangan sebanyak 22 data ini dipakai dalam hubungan sosial antara penutur dan petutur yang berbeda, yang terdiri atas (1) vokatif kesayangan untuk anak kecil laki-laki (3 data), (2) vokatif kesayangan untuk anak remaja laki-laki (4 data), (3) vokatif kesayangan untuk anak remaja perempuan (5 data), vokatif kesayangan untuk laki-laki dewasa (1 data), dan vokatif kesayangan untuk perempuan dewasa (9 data). Ditemukan vokatif yang sama untuk pemakaian di antara penutur dan petutur dalam hubungan sosial yang berbeda, yaitu vokatif cu, panggalan dari incu, kasep, anaking, eulis, dan geulis.
KESANTUNAN BERBAHASA SUNDA MELALUI PENGGUNAAN VOKATIF ENGKANG: PERSPEKTIF SOSIOLINGUISTIK: KESANTUNAN BERBAHASA SUNDA MELALUI PENGGUNAAN VOKATIF ENGKANG: PERSPEKTIF SOSIOLINGUISTIK Wahya Wahya; Tatang Suparman
KABUYUTAN Vol 2 No 3 (2023): Kabuyutan, Nopember 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v2i3.198

Abstract

Vokatif kekerabatan terdapat dalam setiap bahasa alami di dunia sebagai ciri keuniversalan bahasa. Vokatif kekerabatan juga terdapat dalam bahasa Sunda. Salah satu vokatif kekerabatan yang sering digunakan dalam percakapan bahasa Sunda adalah vokatif Engkang. Penggunaan vokatif ini dalam komunikasi verbal menandai kesantunan berbahasa. Tulisan ini membahas kesantunan berbahasa Sunda melalui penggunaan vokatif Engkang. Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Penganalisisan data menggunakan metode padan pragmatik dengan pendekatan sosiolinguistik. Sumber data yang digunakan berupa empat buah buku fiksi berbahasa Sunda. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa vokatif Engkang digunakan dalam empat hubungan sosial di antara pembicara dan mitra bicara, yaitu (a) adik perempuan-kakak laki-laki (2 data), (b) kekasih (1 data), (c) istri-suami (6 data), dan (d) perempuan-laki-laki yang dihormati (2 data). Vokatif Engkang hanya digunakan oleh perempuan terhadap laki-laki sebagai kesantunan berbahasa Sunda.
DIMENSI SINTAKSIS PENGGUNAAN KONSTRUKSI VOKATIF KOMBINASI KEKERABATAN DAN NAMA DIRI DALAM BUKU FIKSI BAHASA SUNDA: DIMENSI SINTAKSIS PENGGUNAAN KONSTRUKSI VOKATIF KOMBINASI KEKERABATAN DAN NAMA DIRI DALAM BUKU FIKSI BAHASA SUNDA Wahya Wahya; Tatang Suparman
KABUYUTAN Vol 3 No 1 (2024): Kabuyutan, Maret 2024
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v3i1.226

Abstract

Konstruksi vokatif kombinasi kekerabatan dan nama diri merupakan konstruksi yang terdiri atas konstituen vokatif kekerabatan dan konstituen vokatif nama diri. Dalam tulisan ini konstruksi vokatif kombinasi tersebut diamati penggunannya dalam kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya dan distribusinya dalam kalimat tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Penganalisisan data menggunakan metode distribusional dengan pendekatan sintaksis. Sumber data terdiri atas sebelas buku fiksi berbahasa Sunda dengan mempertimbangkan terdapatnya data yang diperlukan dalam buku tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan enam belas data sampel kalimat yang memuat konstruksi vokatif kombinasi kekerabatan dan nama diri. Konstruksi vokatif ini terdapat dalam lima kalimat deklaratif, empat kalimat imperatif, empat kalimat interogatif, dan tiga kalimat eksklamatif. Konstruksi vokatif kombinasi ini berdistribusi pada posisi inisial, satu dalam kalimat deklaratif dan satu dalm kalimat imperatif; pada posisi medial, tiga dalam kalimat deklaratif, satu dalam kalimat imperatif, dan satu dalam kalimat interogatif; pada posisi final, satu dalam kalimat deklaratif, dua dalam kalimat imperatif, tiga dalam kalimat interogatif, dan tiga dalam kalimat eksklamatif. Dalam kalimat eksklamatif, konstruksi vokatif kombinasi kekerabatan dan nama diri hanya terdapat pada posisi final. Dalam kalimat deklaratif, konstruksi vokatif kombinasi kekerabatan dan nama diri terdapat dalam kalimat berstruktur klausa, baik klausa lengkap maupun tidak lengkap.